Bulog Pematangsiantar siapkan stok beras 3.000 ton
A
A
A
Sindonews.com - Bulog Divisi Regional II Pematangsiantar menyiapkan 3.000 ton beras untuk menjamin stabilitas harga dan pangan di wilayah Pematangsiantar dan Simalungun, menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Seksi Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional II Pematangsiantar, Aris Fadilah Harahap mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sekitar 3.000 ton stok beras di dua gudang penyimpanan yang siap didistribusikan. Jumlah stok beras masih bisa ditambah bila dibutuhkan.
”Ini sebagai upaya antisipasi menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Stok beras sebanyak 3.000 ton ini masih bisa ditambah jika dibutuhkan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap gejolak harga dan ketersediaan beras,” ujar Aris, kemarin.
Di samping menyiapkan stok, Bulog juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, untuk melakukan operasi pasar. Langkah itu diambil bila terjadi kenaikan harga beras yang tidak wajar dan kelangkaan di pasaran sebagai dampak kenaikan harga BBM.
Dia menambahkan, Bulog Divisi Regional II juga terus melakukan pemantauan terhadap kondisi harga dan ketersediaan beras di pasar. Apabila dibutuhkan, Bulog siap melakukan operasi pasar sesuai dengan permintaan pemerintah daerah.
Sebelumnya Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih sudah menyampaikan instruksi kepada seluruh camat untuk proaktif memantau kondisi harga dan ketersediaan sembako di wilayahnya sebagai dampak kenaikan harga BBM.
JR berharap camat, kepala desa, dan lurah melakukan koordinasi jika terjadi kenaikan harga sembako yang tidak wajar. Apalagi sampai terjadi kelangkaan menjelang dan pascakenaikan harga BBM.
“Camat, lurah, dan kepala desa harus cepat menyampaikan laporan ke Pemkab Simalungun, bila terjadi kenaikan harga dan kelangkaan sembako. Jadi pemerintah daerah juga cepat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya,” ujar JR. (ank)
Kepala Seksi Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional II Pematangsiantar, Aris Fadilah Harahap mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sekitar 3.000 ton stok beras di dua gudang penyimpanan yang siap didistribusikan. Jumlah stok beras masih bisa ditambah bila dibutuhkan.
”Ini sebagai upaya antisipasi menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Stok beras sebanyak 3.000 ton ini masih bisa ditambah jika dibutuhkan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap gejolak harga dan ketersediaan beras,” ujar Aris, kemarin.
Di samping menyiapkan stok, Bulog juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, untuk melakukan operasi pasar. Langkah itu diambil bila terjadi kenaikan harga beras yang tidak wajar dan kelangkaan di pasaran sebagai dampak kenaikan harga BBM.
Dia menambahkan, Bulog Divisi Regional II juga terus melakukan pemantauan terhadap kondisi harga dan ketersediaan beras di pasar. Apabila dibutuhkan, Bulog siap melakukan operasi pasar sesuai dengan permintaan pemerintah daerah.
Sebelumnya Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih sudah menyampaikan instruksi kepada seluruh camat untuk proaktif memantau kondisi harga dan ketersediaan sembako di wilayahnya sebagai dampak kenaikan harga BBM.
JR berharap camat, kepala desa, dan lurah melakukan koordinasi jika terjadi kenaikan harga sembako yang tidak wajar. Apalagi sampai terjadi kelangkaan menjelang dan pascakenaikan harga BBM.
“Camat, lurah, dan kepala desa harus cepat menyampaikan laporan ke Pemkab Simalungun, bila terjadi kenaikan harga dan kelangkaan sembako. Jadi pemerintah daerah juga cepat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya,” ujar JR. (ank)
()