BBM naik, biaya pembangunan rumah naik 10%
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan terjadi pada April mendatang diperkirakan turut mempengaruhi terhadap harga rumah. Organisasi Real Estat Indonesia (REI) memperkirakan harga akan meningkat hingga 10 persen.
"BBM naik, sudah pasti ada pengaruh pada harga jual rumah, mungkin sekira 5-10 persen naiknya," kata Ketua Umum DPD REI DKI Jakarta Rudy Margono saat ditemui di Belleza Permata Hijau, Jakarta, Senin (26/3/2012).
Menurutnya, angka kenaikan ini berdasarkan meningkatnya harga bahan dan material bangunan, seperti semen untuk beton, karena biaya transportasi pengangkutannya yang terpaksa naik. "Kenaikan sudah pasti akan ada, tapi kami pengembang akan melakukan penyesuaian," ujarnya.
Meski begitu, Rudy menambahkan, kenaikan tersebut dipercaya tidak akan mempengaruhi pasar properti Indonesia secara signifikan karena kondisinya yang tengah bergelora.
Rudy memperkirakan pasar properti masih akan terus tumbuh dan meningkat pesat. Cerahnya proyeksi itu berlaku untuk tahun ini dan mendatang. "Ini dilihat dari maraknya pertumbuhan proyek di berbagai daerah Indonesia," tegas Rudy.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz telah mengakui, kenaikan harga bahan bakar tak terbarukan itu akan mendongkrak ongkos angkut di antaranya terjadi pada bis beton. Sebab, rencana kenaikan harga BBM telah memicu kenaikan ongkos angkut sekira 30 persen.
"Biaya bahan bakar itu terhadap komponen bahan bangunan berapa persen? Nah itu kenaikannya, enggak sebanding 30 persen," kata Djan pada akhir pekan lalu. (ank)
"BBM naik, sudah pasti ada pengaruh pada harga jual rumah, mungkin sekira 5-10 persen naiknya," kata Ketua Umum DPD REI DKI Jakarta Rudy Margono saat ditemui di Belleza Permata Hijau, Jakarta, Senin (26/3/2012).
Menurutnya, angka kenaikan ini berdasarkan meningkatnya harga bahan dan material bangunan, seperti semen untuk beton, karena biaya transportasi pengangkutannya yang terpaksa naik. "Kenaikan sudah pasti akan ada, tapi kami pengembang akan melakukan penyesuaian," ujarnya.
Meski begitu, Rudy menambahkan, kenaikan tersebut dipercaya tidak akan mempengaruhi pasar properti Indonesia secara signifikan karena kondisinya yang tengah bergelora.
Rudy memperkirakan pasar properti masih akan terus tumbuh dan meningkat pesat. Cerahnya proyeksi itu berlaku untuk tahun ini dan mendatang. "Ini dilihat dari maraknya pertumbuhan proyek di berbagai daerah Indonesia," tegas Rudy.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz telah mengakui, kenaikan harga bahan bakar tak terbarukan itu akan mendongkrak ongkos angkut di antaranya terjadi pada bis beton. Sebab, rencana kenaikan harga BBM telah memicu kenaikan ongkos angkut sekira 30 persen.
"Biaya bahan bakar itu terhadap komponen bahan bangunan berapa persen? Nah itu kenaikannya, enggak sebanding 30 persen," kata Djan pada akhir pekan lalu. (ank)
()