Organda Sibolga dan Tapteng ancam mogok

Selasa, 27 Maret 2012 - 20:18 WIB
Organda Sibolga dan...
Organda Sibolga dan Tapteng ancam mogok
A A A


Sindonews.com - DPD Organda tingkat II Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) bersama para pengusaha dan sopir kendaraan mengancam akan melakukan aksi mogok massal (besar–besaran) bila pemerintah dalam kebijakannya menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April 2012 mendatang tidak memperhatikan para sopir pengangkutan.

“Organda akan mogok bila pemerintah tidak memberikan kontribusi (subsidi) kepada para sopir. Pasalnya, para sopir merupakan pihak yang sangat merasakan langsung kenaikan harga BBM ini,” kata Ketua DPD Organda Sibolga dan Tapteng, Syahbullah Silitonga, usai melaksanakan rapat bersama pengurus DPD Organda menyikapi rencana kenaikan BBM, Selasa (27/3/2012).

Rencana aksi mogok massal Organda Sibolga dan Tapteng itu juga dilakukan, bila pemerintah tidak mengabulkan usul Organda atas permohonan kenaikan tarif angkutan sebesar 35 persen.

“Kedua tuntutan ini merupakan insidentil yang harus disikapi langsung oleh pemerintah di kebijakannya menaikkan BBM. Soalnya, ini merupakan langkah terbaik bagi para pengusaha dan sopir dalam mempertahankan keberlangsungan usaha dan pekerjaan,” tutur mantan Wakil Ketua DPRD Tapteng periode 1999–2004 ini.

Sementara itu sebagai tambahan dari tuntutan itu, Organda juga meminta pihak Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian Sibolga dan Tapteng supaya dapat kiranya menindak tegas angkutan liar (jenis taksi) yang beroperasi di kota Sibolga dan Tapteng.

Menurut Syahbullah, keberadaannya angkutan liar sangat mengancam dan menganggu kehidupan pengangkutan pedesaan dan perkotaan. “Disamping itu juga, kita meminta pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur jalan serta sarana dan prasarana pendukung transportasi jalan,” tandasnya.

Di tempat terpisah, M. Hutagalung, salah seorang sopir pengangkutan penumpang merespon positif tuntutan yang diterbitkan dan tengah diperjuangkan oleh pengurus Organda Sibolga dan Tapteng tersebut.

Dia mengakui, kenaikan harga BBM akan sangat memengaruhi perekonomian para sopir. Sebab, pada saat situasi ini saja (BBM belum naik), para sopir sudah begitu kewalahan untuk memeroleh penghasilan guna dibawa pulang meneruskan kelangsungan hidup keluarga.

“Mencari Rp30.000 saja sekarang ini sudah sangat sulit. Konon lagi bila BBM naik,” sebutnya.

Mewakili temannya sesama sopir, Hutagalung sangat berharap perhatian pemerintah atas kenaikan harga BBM mendatang. Pasalnya, selama ini pun, para sopir sedih kurang mendapatkan perhatian pemerintah melalui penyaluran bantuan–bantuan.

“Kalau nelayan, pedagang, pelaku usaha selama ini sering mendapatkan bantuan cuma–cuma dari pemerintah, namun tidak demikian dengan para sopir. Maka itu, kali ini kita sangat berharap perhatian dari pemerintah terutama terkait dengan kenaikan BBM ini,” tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7613 seconds (0.1#10.140)