Kenaikan BBM bikin cost produksi film naik
A
A
A
Sindonews.com - Penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus bergulir. Kali datang dari kalangan praktisi perfilman Indonesia. Pasalnya, kenaikan harga BBM ini akan berpengaruh terhadap cost produksi film.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Jawa Timur Wira Lina mengatakan, BBM adalah sumber vital. Jika harga BBM naik maka harga segala kebutuhan juga akan ikut naik. Terlebih, pembuatan film banyak bergantung dengan transportasi ke lokasi syuting.
"Kita sering menggunakan transportasi. Bahkan juga menjemput beberapa pemain saat syuting. Tentunya, dengan kenaikan harga BBM ini bisa membuat membengkak anggaran yang ada," kata perempuan berambut sebahu ini, Kamis (29/3/2012).
Dengan adanya kenaikan BBM ini membuat cost produksi film naik dua kali lipat. Ia mencontohkan, ada sebuah film yang di produksi oleh Parfi Jatim. Film itu berjudul "Purnama di Bumi Majapahit". Film semi dokumenter itu menelan dana sebesar Rp50 juta.
Jumlah tersebut lebih murah karena filem ini bukan untuk tayangan FTV atau Sinetron. "Purnama di Bumi Majapahit ini sengaja untuk konsumsi televisi lokal tentu biaya produksinya lebih murah. Kalau bisa BBM jangan naik," katanya.
Ia juga menyebut, dalam pembuatan film cost transportasi yang harus menjadi perhitungan utama. Hal itu menyangkut antar jemput artis, biaya angkut peralatan ke lokasi syuting, transportasi para kru film dan lain-lain.
"Kru itu sampai 20 orang, belum ditambah artis atau yang lain. Biasanya transport sekian akan naik dua kali lipat," tukasnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Jawa Timur Wira Lina mengatakan, BBM adalah sumber vital. Jika harga BBM naik maka harga segala kebutuhan juga akan ikut naik. Terlebih, pembuatan film banyak bergantung dengan transportasi ke lokasi syuting.
"Kita sering menggunakan transportasi. Bahkan juga menjemput beberapa pemain saat syuting. Tentunya, dengan kenaikan harga BBM ini bisa membuat membengkak anggaran yang ada," kata perempuan berambut sebahu ini, Kamis (29/3/2012).
Dengan adanya kenaikan BBM ini membuat cost produksi film naik dua kali lipat. Ia mencontohkan, ada sebuah film yang di produksi oleh Parfi Jatim. Film itu berjudul "Purnama di Bumi Majapahit". Film semi dokumenter itu menelan dana sebesar Rp50 juta.
Jumlah tersebut lebih murah karena filem ini bukan untuk tayangan FTV atau Sinetron. "Purnama di Bumi Majapahit ini sengaja untuk konsumsi televisi lokal tentu biaya produksinya lebih murah. Kalau bisa BBM jangan naik," katanya.
Ia juga menyebut, dalam pembuatan film cost transportasi yang harus menjadi perhitungan utama. Hal itu menyangkut antar jemput artis, biaya angkut peralatan ke lokasi syuting, transportasi para kru film dan lain-lain.
"Kru itu sampai 20 orang, belum ditambah artis atau yang lain. Biasanya transport sekian akan naik dua kali lipat," tukasnya.
()