Mengubah limbah sandal menjadi mainan anak

Selasa, 03 April 2012 - 10:26 WIB
Mengubah limbah sandal menjadi mainan anak
Mengubah limbah sandal menjadi mainan anak
A A A
Sindonews.com - Berbekal modal usaha sebesar Rp200 ribu, Sukirno, 42, warga Jalan Singalodra, Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, mampu menyulap limbah sandal menjadi mainan anak yang memiliki nilai jual.

Bagi Sukirno, usaha pembuatan mainan anak tercetus saat dirinya melihat mainan anak di Jakarta sekitar satu tahun silam. Mainan anak yang terbuat dari limbah sandal ini ternyata mampu menghasilkan uang yang cukup besar.

Melihat potensi usaha yang cukup besar,dia mencoba peruntungan untuk melakukan hal yang sama di Kabupaten Indramayu. Meski tidak memiliki keahlian dalam membuat mainan anak, dia tetap mencoba bereksperimen dan melakukannya secara autodidak.

Bahan baku untuk pembuatan mainan anak, dia peroleh dari Kabupaten Cirebon.Limbah sandal dibeli seharga Rp7.000 per kilogramnya. Harga limbah sandal juga cukup bervariasi. Untuk limbah sandal yang terdapat gambar-gambar unik dihargai Rp12 ribu per kilogram. “Satu kilogram bahan baku limbah sandal, mampu membuat 100 buah mainan anak dengan ukuran kecil,” katanya.

Selain bahan baku,Sukirno hanya membutuhkan sejumlah alat bantu lainnya seperti pisau cutter,lem, dan kaca.“Dalam satu hari,mainan anak yang dibuat bisa mencapai sepuluh buah,”katanya.

Jenis mainan anak yang dibuat diantaranya rumah kaca, tank baja, mobil-mobilan dan lainnya. Harga mainan anak tersebut dijual antara Rp5.000 hingga Rp30 ribu. “Sebagian besar banyak dipesan oleh taman kanak-kanak dan sisanya dijual di sejumlah pasar malam, ”katanya.

Uang yang diperoleh pun cukup lumayan dari hasil penjualan mainan,setiap harinya pendapatan yang diperoleh mencapai Rp200 ribu. “Masalah keuntungan, ya cukup buat makan sehari-hari saja sudah lumayan mas,” katanya. Untuk membuat mainan anak setiap harinya hanya dilakukan sendiri. “Cita-cita saya, bisa membuat rumah toko mainan anak di depan rumah.

Tapi, karena belum punya modal terpaksa harus menjual ke sejumlah lokasi seperti pasar malam dan di lokasi sekolahan,”katanya. Seorang pembeli mainan anak, Reni Andriati, 32, mengaku membeli mainan anak untuk kebutuhan di sekolah putranya. Reni mengaku tertarik untuk membeli mainan anak seperti mobil-mobilan. “Harganya cukup terjangkau dan kualitasnya juga cukup bagus,”katanya
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4176 seconds (0.1#10.140)