WIKA segera akuisisi Sarana Karya
A
A
A
Sindonews.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan akuisisi PT Sarana Karya Persero bisa terealisasi pada akhir semester I tahun ini. Perseroan sudah membentuk tim internal untuk melakukan uji tuntas dan kelayakan (due diligence) terkait rencana tersebut.
Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede mengatakan, rencana untuk mengakuisisi kepemilikan Sarana Karya sudah diproses dan mendapat restu dari pemegang saham kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya tersebut, yakni Kementerian BUMN. “Kami juga sudah membentuk tim di internal untuk melakukan due diligence,” kata dia ketika dihubungi di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, dalam aksi korporasi tersebut, perseroan menggunakan data laporan keuangan akhir Desember 2011. Dengan demikian, rencana akuisisi Sarana Karya itu bisa direalisasikan pada Juni 2012. Pasalnya, jika rencana tersebut mundur, maka perseroan harus melakukan kajian ulang dengan menggunakan laporan keuangan yang baru.
Natal mengungkapkan, dana untuk akuisisi dan pembangunan pabrik ekstrasi aspal Buton, Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai Rp110 miliar. Dengan terealisasinya akuisisi Saran Karya, maka kerja sama WIKA dengan PT Timah Tbk (Tins) terkait penambangan pabrik pengolahan ekstrasi aspal akan batal. Pasalnya, lahan aspal milik Sarana Karya akan menjadi milik WIKA, sehingga kebutuhan bahan baku aspal perseroan akan terpenuhi.
Sementara hingga akhir Februari 2012, perseroan berhasil mengantongi nilai proyek baru sebesar Rp2,2 triliun. Nilai ini sekitar 13,29 persen dari target kontrak baru tahun ini sebesar Rp16,5 triliun. Adapun, total kontrak perseroan pada 2012 mencapai Rp32,09 triliun, termasuk kontrak bawaan (carry over) senilai Rp15,57 triliun.
Sejumlah proyek tersebut, di antaranya pembangkit listrik tenaga gas senilai Rp425 miliar, proyek conveyor PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp350 miliar dan proyek jalan tambang dua jalur senilai Rp139 miliar. Untuk proyek luar negeri, perseroan selain tengah mengerjakan pembangunan jalan di Aljazair, juga membidik proyek di Afrika Selatan, Myanmar dan Timur Tengah. Tahun ini, perseroan menargetkan kontribusi dari proyek di luar negeri sebesar Rp500 miliar.
Asisten Deputi Menteri BUMN bidang Usaha Jasa Gatot Trihargo mengatakan, Pemerintah akan membentuk Indonesia Incorporated untuk melakukan ekspansi ke Irak. Sejumlah BUMN yang diperkirakan akan berpartisipasi untuk ikut dalam rencana ekspansi di negara tersebut, yakni Pertamina,BUMN karya, maupun perusahaan swasta. “Lead-nya adalah Menteri Koordinator bidang Perekonomian,” ujar Gatot.
Kendati demikian, ekspansi ke negara Timur Tengah diperkirakan belum bisa dilakukan tahun ini. Pasalnya, Pemerintah Indonesia dengan Irak akan melakukan sejumlah pertemuan baik di negara tersebut maupun di dalam negeri untuk mematangkan rencana ekspansi ke luar negeri itu.
Mengenai rencana ekspansi ke Irak, Natal menyambut baik. Namun, dia belum mengetahui rencana tersebut lebih jauh. “Kalau untuk ekspansi ke Irak, baru dengar. Namun, kita menyambut baik rencana itu,” tandasnya.
Di samping itu, dia menambahkan, untuk melakukan ekspansi ke Irak, perseroan perlu melihat segala faktor di sana, baik yang menguntungkan maupun merugikan, termasuk risiko yang dihadapi. (ank)
Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede mengatakan, rencana untuk mengakuisisi kepemilikan Sarana Karya sudah diproses dan mendapat restu dari pemegang saham kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya tersebut, yakni Kementerian BUMN. “Kami juga sudah membentuk tim di internal untuk melakukan due diligence,” kata dia ketika dihubungi di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, dalam aksi korporasi tersebut, perseroan menggunakan data laporan keuangan akhir Desember 2011. Dengan demikian, rencana akuisisi Sarana Karya itu bisa direalisasikan pada Juni 2012. Pasalnya, jika rencana tersebut mundur, maka perseroan harus melakukan kajian ulang dengan menggunakan laporan keuangan yang baru.
Natal mengungkapkan, dana untuk akuisisi dan pembangunan pabrik ekstrasi aspal Buton, Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai Rp110 miliar. Dengan terealisasinya akuisisi Saran Karya, maka kerja sama WIKA dengan PT Timah Tbk (Tins) terkait penambangan pabrik pengolahan ekstrasi aspal akan batal. Pasalnya, lahan aspal milik Sarana Karya akan menjadi milik WIKA, sehingga kebutuhan bahan baku aspal perseroan akan terpenuhi.
Sementara hingga akhir Februari 2012, perseroan berhasil mengantongi nilai proyek baru sebesar Rp2,2 triliun. Nilai ini sekitar 13,29 persen dari target kontrak baru tahun ini sebesar Rp16,5 triliun. Adapun, total kontrak perseroan pada 2012 mencapai Rp32,09 triliun, termasuk kontrak bawaan (carry over) senilai Rp15,57 triliun.
Sejumlah proyek tersebut, di antaranya pembangkit listrik tenaga gas senilai Rp425 miliar, proyek conveyor PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp350 miliar dan proyek jalan tambang dua jalur senilai Rp139 miliar. Untuk proyek luar negeri, perseroan selain tengah mengerjakan pembangunan jalan di Aljazair, juga membidik proyek di Afrika Selatan, Myanmar dan Timur Tengah. Tahun ini, perseroan menargetkan kontribusi dari proyek di luar negeri sebesar Rp500 miliar.
Asisten Deputi Menteri BUMN bidang Usaha Jasa Gatot Trihargo mengatakan, Pemerintah akan membentuk Indonesia Incorporated untuk melakukan ekspansi ke Irak. Sejumlah BUMN yang diperkirakan akan berpartisipasi untuk ikut dalam rencana ekspansi di negara tersebut, yakni Pertamina,BUMN karya, maupun perusahaan swasta. “Lead-nya adalah Menteri Koordinator bidang Perekonomian,” ujar Gatot.
Kendati demikian, ekspansi ke negara Timur Tengah diperkirakan belum bisa dilakukan tahun ini. Pasalnya, Pemerintah Indonesia dengan Irak akan melakukan sejumlah pertemuan baik di negara tersebut maupun di dalam negeri untuk mematangkan rencana ekspansi ke luar negeri itu.
Mengenai rencana ekspansi ke Irak, Natal menyambut baik. Namun, dia belum mengetahui rencana tersebut lebih jauh. “Kalau untuk ekspansi ke Irak, baru dengar. Namun, kita menyambut baik rencana itu,” tandasnya.
Di samping itu, dia menambahkan, untuk melakukan ekspansi ke Irak, perseroan perlu melihat segala faktor di sana, baik yang menguntungkan maupun merugikan, termasuk risiko yang dihadapi. (ank)
()