Indofarma bukukan laba tumbuh 194 %
A
A
A
Sindonews.com - PT Indofarma Tbk (INAF) pada akhir tahun lalu berhasil membukukan kenaikan laba bersih secara signifikan. Pada akhir 2011, tercatat laba bersih yang dibukukan perusahaan farmasi pelat merah tersebut naik mencapai 194,2 persen menjadi Rp36,92 miliar.
Sekretaris Perusahaan Indofarma Ahdia Amini mengatakan, naiknya kinerja perseroan pada tahun lalu disebabkan sejumlah faktor, seperti naiknya volume penjualan, penataan produk secara kluster dan pengaturan modal kerja.
”Volume penjualan pada tahun lalu naik sekitar 16 persen akibat penetrasi yang lebih bagus lantaran kita menggandeng mitra distributor lain, di luar anak usaha kita,” kata dia, kemarin.
Amini memaparkan, volume penjualan obat perseroan pada tahun lalu tercatat sebesar 39 juta unit, sedangkan pada 2010 sekitar 33,5 juta.
Menurutnya, untuk penataan produk secara kluster, perseroan membentuknya berdasarkan kontribusinya terhadap marjin. BUMN farmasi ini memprioritaskan sejumlah produk yang memberikan marjin besar, seperti obat TBC dan Oseltamivir, sehingga mendorong akan penjualan perseroan pada tahun lalu.
Sementara, perseroan juga melakukan pengaturan modal kerja guna menekan beban biaya, sehingga tidak terlalu tinggi pada tahun lalu.
Sementara itu, lanjut dia, obat generik masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan, yakni mencapai 80–90 persen dan sisanya berasal dari obat nongenerik, seperti OTC.
Adapun, penjualan untuk pasar domestik hingga saat ini masih mendominasi dengan porsi mencapai 75 persen, sedangkan sisanya 25 persen berasal dari pasar ekspor. ”Untuk penjualan obat generik tahun ini porsinya masih sama dengan tahun lalu,” imbuh Amini. (ank)
Sekretaris Perusahaan Indofarma Ahdia Amini mengatakan, naiknya kinerja perseroan pada tahun lalu disebabkan sejumlah faktor, seperti naiknya volume penjualan, penataan produk secara kluster dan pengaturan modal kerja.
”Volume penjualan pada tahun lalu naik sekitar 16 persen akibat penetrasi yang lebih bagus lantaran kita menggandeng mitra distributor lain, di luar anak usaha kita,” kata dia, kemarin.
Amini memaparkan, volume penjualan obat perseroan pada tahun lalu tercatat sebesar 39 juta unit, sedangkan pada 2010 sekitar 33,5 juta.
Menurutnya, untuk penataan produk secara kluster, perseroan membentuknya berdasarkan kontribusinya terhadap marjin. BUMN farmasi ini memprioritaskan sejumlah produk yang memberikan marjin besar, seperti obat TBC dan Oseltamivir, sehingga mendorong akan penjualan perseroan pada tahun lalu.
Sementara, perseroan juga melakukan pengaturan modal kerja guna menekan beban biaya, sehingga tidak terlalu tinggi pada tahun lalu.
Sementara itu, lanjut dia, obat generik masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan, yakni mencapai 80–90 persen dan sisanya berasal dari obat nongenerik, seperti OTC.
Adapun, penjualan untuk pasar domestik hingga saat ini masih mendominasi dengan porsi mencapai 75 persen, sedangkan sisanya 25 persen berasal dari pasar ekspor. ”Untuk penjualan obat generik tahun ini porsinya masih sama dengan tahun lalu,” imbuh Amini. (ank)
()