Wajo siap kembangkan industri sutera
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Dinas Koperasi dan Perindustrian Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) A. Ampa Passamula mengatakan khusus untuk usaha sutera hilir (Penenunan) di Wajo saat ini sangat siap. Kini Wajo mencoba mengembangkan usaha Hulu (Penamaman murbey dan pengembangan ulat ).
Ke depan untuk pengembangan sutera juga akan dibentuk koperasi dengan sistem permodalan sehingga pengembangan sutera Wajo di harapkan semakin matang.
"Karena kurangnya bahan baku maka target pemasaran kadang tidak bisa terpenuhi, tingginya pesanan berbanding terbalik dengan produksi," jelasnya.
Khusus pengembangan sutera Hilir, Dinas Koperasi dan Perindustrian Wajo membuka kampung sutera yang berlokasi di Sempange Desa Pakkanna Kecamatan Tanasitolo. Pembentukan kampung sutera ini tidak dilakukan sendiri. Dinas Koperasi mengajak salah satu lembaga perbankan di Kabupaten Wajo menjalankan program itu.
Dinas Koperasi mengajukan permohonan kerjasama berupa peminjaman modal usaha bagi warga pekerja sutera di Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Sengkang. Pengembangan itu, dimulai dari desa, karena selain mendukung program pemerintah yang memprioritaskan pembangunan mulai dari desa, Sempange juga termasuk wilayah pengembangan sutera yang terbesar di Kabupaten Wajo selain Kecamatan Sabbangparu, terlebih, Sabbangparu sebelumnya di wacanakan pemerintah menjadi daerah pembudidayaan tanaman murbei, pengokongan dan daerah pemintalan benang sutera.
"Sempange dipilih sebagai kampung sutera, karena, didaerah itu banyak rumah tangga yang bekerja sebagai penenenun sutera, namun dalam pengembangannya, tidak menutup kemungkinan akan diperluas ke daerah Atapange, dan beberapa titik pengembangan lainnya. Langkah itu diambil untuk mengangkat sutera Wajo dari hulu ke hilir," paparnya. (ank)
Ke depan untuk pengembangan sutera juga akan dibentuk koperasi dengan sistem permodalan sehingga pengembangan sutera Wajo di harapkan semakin matang.
"Karena kurangnya bahan baku maka target pemasaran kadang tidak bisa terpenuhi, tingginya pesanan berbanding terbalik dengan produksi," jelasnya.
Khusus pengembangan sutera Hilir, Dinas Koperasi dan Perindustrian Wajo membuka kampung sutera yang berlokasi di Sempange Desa Pakkanna Kecamatan Tanasitolo. Pembentukan kampung sutera ini tidak dilakukan sendiri. Dinas Koperasi mengajak salah satu lembaga perbankan di Kabupaten Wajo menjalankan program itu.
Dinas Koperasi mengajukan permohonan kerjasama berupa peminjaman modal usaha bagi warga pekerja sutera di Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Sengkang. Pengembangan itu, dimulai dari desa, karena selain mendukung program pemerintah yang memprioritaskan pembangunan mulai dari desa, Sempange juga termasuk wilayah pengembangan sutera yang terbesar di Kabupaten Wajo selain Kecamatan Sabbangparu, terlebih, Sabbangparu sebelumnya di wacanakan pemerintah menjadi daerah pembudidayaan tanaman murbei, pengokongan dan daerah pemintalan benang sutera.
"Sempange dipilih sebagai kampung sutera, karena, didaerah itu banyak rumah tangga yang bekerja sebagai penenenun sutera, namun dalam pengembangannya, tidak menutup kemungkinan akan diperluas ke daerah Atapange, dan beberapa titik pengembangan lainnya. Langkah itu diambil untuk mengangkat sutera Wajo dari hulu ke hilir," paparnya. (ank)
()