Salah gratiskan tol, Dahlan Iskan minta maaf
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kembali beraksi di pintu tol. Namun, lantaran salah sasaran, kali ini mantan Direktur Utama PLN itu pun minta maaf dan siap mengganti kerugian.
“Dengan ini saya minta maaf karena menggratiskan banyak mobil yang lewat Pintu Tol Ancol Barat.Ternyata pintu tol itu bukan milik Jasa Marga (BUMN), tapi milik swasta, CMNP (PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk),” ungkap Dahlan saat dikonfirmasi SINDO di Jakarta kemarin. Kisah Dahlan berawal dari sebuah rapat BUMN di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Seusai mengikuti rapat, dia berniat kembali ke Semanggi.
Wartawan senior ini memilih lewat Pintu Tol Ancol Barat. Lantaran melihat kemacetan parah di pintu tol, Dahlan yang melintas sekitar pukul 14.40 WIB dengan sigap turun tangan. Seperti yang dilakukannya di Pintu Tol Semanggi, Jakarta, 20 Maret lalu, Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) ini lantas mempersilakan ratusan mobil yang terjebak antrean panjang untuk melewati empat loket pintu tol tanpa membayar.
Tak lupa Dahlan juga mengirimkan pesan kepada Sumaryanto Widayatin, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik, untuk segera menindaklanjuti persoalan tersebut. “Pak Sum (Sumaryanto Widayatin), Pintu Tol Ancol Barat luar biasa macetnya. Terpaksa saya turun tangan di pintu tol dan menggratiskan para pengguna jalan tol itu,” kata Dahlan dalam pesan grup messenger yang ditujukan kepada Sumaryanto.
Namun, beberapa saat kemudian Dahlan tersadar, Pintu Tol Ancol Barat ternyata bukan dikelola oleh Jasa Marga yang merupakan perusahaan BUMN, melainkan oleh pihak swasta yakni CMNP. Dia pun meminta maaf kepada manajemen CMNP. “Kalaupun permintaan maaf ini dinilai kurang memadai, saya bersedia mengganti biaya tol mobil-mobil yang saya gratiskan tersebut,”katanya.
Dahlan menjelaskan, langkahnya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa yang diakibatkan kurangnya loket pintu tol tersebut pada jam-jam seperti itu. Meski meminta maaf, dia tetap berharap ada penanganan yang lebih baik dengan cara menambah loket atau sementara waktu menambah tenaga manusia untuk menjadi “loket berdiri”.“Harapan ini saya sampaikan karena pintu tol tersebut menyebabkan kemacetan luar biasa di tiga jurusan sekaligus,”tandasnya.
Direktur Operasional CMNP Hudaya Arryanto menganggap tindakan Menteri BUMN yang menggratiskan Pintu Tol Ancol Barat sebagai teguran untuk terus meningkatkan pelayanan kepada publik. CMNP tidak akan mengajukan klaim ganti rugi kepada Kementerian BUMN atas peristiwa tersebut. Dia menjelaskan,saat Menteri BUMN lewat di Pintu Tol Ancol Barat sebenarnya semua gardu sudah difungsikan. Namun, lantaran tingginya arus lalu lintas, terjadi antrean. “Apalagi saat itu memang sedang jam padat,”ujarnya.
Kejadian penggratisan Pintu Tol Ancol Barat terjadi sekitar pukul 14.40 WIB dan berlangsung hanya dalam beberapa menit. Sekitar 200 kendaraan masuk ke jalan tol tanpa membayar. Dia menambahkan, saat Dahlan Iskan menggratiskan Pintu Tol Semanggi,Maret lalu, pihaknya sudah menjadikan hal itu sebagai pesan tersirat bagi pengelola jalan tol untuk meningkatkan pelayanan.
“Di Jakarta kami mengelola 18 gerbang tol yang sebagian besar hanya memiliki dua jalur masuk. Setiap gerbang tol sudah diupayakan juga memiliki gardu tandem. Kalau masih terjadi antrean, mungkin karena demand-nya tinggi,”ungkapnya.
“Dengan ini saya minta maaf karena menggratiskan banyak mobil yang lewat Pintu Tol Ancol Barat.Ternyata pintu tol itu bukan milik Jasa Marga (BUMN), tapi milik swasta, CMNP (PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk),” ungkap Dahlan saat dikonfirmasi SINDO di Jakarta kemarin. Kisah Dahlan berawal dari sebuah rapat BUMN di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Seusai mengikuti rapat, dia berniat kembali ke Semanggi.
Wartawan senior ini memilih lewat Pintu Tol Ancol Barat. Lantaran melihat kemacetan parah di pintu tol, Dahlan yang melintas sekitar pukul 14.40 WIB dengan sigap turun tangan. Seperti yang dilakukannya di Pintu Tol Semanggi, Jakarta, 20 Maret lalu, Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) ini lantas mempersilakan ratusan mobil yang terjebak antrean panjang untuk melewati empat loket pintu tol tanpa membayar.
Tak lupa Dahlan juga mengirimkan pesan kepada Sumaryanto Widayatin, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik, untuk segera menindaklanjuti persoalan tersebut. “Pak Sum (Sumaryanto Widayatin), Pintu Tol Ancol Barat luar biasa macetnya. Terpaksa saya turun tangan di pintu tol dan menggratiskan para pengguna jalan tol itu,” kata Dahlan dalam pesan grup messenger yang ditujukan kepada Sumaryanto.
Namun, beberapa saat kemudian Dahlan tersadar, Pintu Tol Ancol Barat ternyata bukan dikelola oleh Jasa Marga yang merupakan perusahaan BUMN, melainkan oleh pihak swasta yakni CMNP. Dia pun meminta maaf kepada manajemen CMNP. “Kalaupun permintaan maaf ini dinilai kurang memadai, saya bersedia mengganti biaya tol mobil-mobil yang saya gratiskan tersebut,”katanya.
Dahlan menjelaskan, langkahnya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa yang diakibatkan kurangnya loket pintu tol tersebut pada jam-jam seperti itu. Meski meminta maaf, dia tetap berharap ada penanganan yang lebih baik dengan cara menambah loket atau sementara waktu menambah tenaga manusia untuk menjadi “loket berdiri”.“Harapan ini saya sampaikan karena pintu tol tersebut menyebabkan kemacetan luar biasa di tiga jurusan sekaligus,”tandasnya.
Direktur Operasional CMNP Hudaya Arryanto menganggap tindakan Menteri BUMN yang menggratiskan Pintu Tol Ancol Barat sebagai teguran untuk terus meningkatkan pelayanan kepada publik. CMNP tidak akan mengajukan klaim ganti rugi kepada Kementerian BUMN atas peristiwa tersebut. Dia menjelaskan,saat Menteri BUMN lewat di Pintu Tol Ancol Barat sebenarnya semua gardu sudah difungsikan. Namun, lantaran tingginya arus lalu lintas, terjadi antrean. “Apalagi saat itu memang sedang jam padat,”ujarnya.
Kejadian penggratisan Pintu Tol Ancol Barat terjadi sekitar pukul 14.40 WIB dan berlangsung hanya dalam beberapa menit. Sekitar 200 kendaraan masuk ke jalan tol tanpa membayar. Dia menambahkan, saat Dahlan Iskan menggratiskan Pintu Tol Semanggi,Maret lalu, pihaknya sudah menjadikan hal itu sebagai pesan tersirat bagi pengelola jalan tol untuk meningkatkan pelayanan.
“Di Jakarta kami mengelola 18 gerbang tol yang sebagian besar hanya memiliki dua jalur masuk. Setiap gerbang tol sudah diupayakan juga memiliki gardu tandem. Kalau masih terjadi antrean, mungkin karena demand-nya tinggi,”ungkapnya.
()