RI jajaki investasi di Yanbu Arab Saudi
A
A
A
Sindonews.com - Menggali potensi peningkatan hubungan dan kerjasama antara pihak Indonesia dan Arab Saudi, khususnya pengelola Kota Industri Yanbu. Konsul Ekonomi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyambangi ke kantor Royal Commission for Yanbu (RCY) selaku pengelola kota industri tersebut.
Konsul Ekonomi KJRI Jeddah Moehammad Amar Ma’ruf dalam siaran persnya mengatakan dalam pertemuan terungkap bahwa Kota Industri Yanbu membuka pintu lebar-lebar bagi calon investor asing yang berminat melakukan investasi infrastruktur.
"Dalam kaitan ini, investor asing tidak bisa mendapatkan 100 persen hak seperti halnya investasi pada pengembangan Kota-Kota Ekonomi. Investor dalam negeri terbesar di Kota Industri Yanbu adalah ARAMCO dan SABIC, yang bergerak di bidang migas dan petrokimia. Sedangkan salah satu investor asing terbesar di sana yaitu perusahaan China SINOPEC," seperti diungkapkan dalam siaran persnya, Selasa (10/4/2012).
Royal Commission for Jubail and Yanbu (RCJY) sebagai pengelola Kota Industri Yanbu, juga diberikan kewenangan untuk menawarkan peluang investasi bagi para penanam modal asing yang ingin berpartisipasi di dalam pengembangan ketiga kota tersebut dengan berlandaskan pada masterplan yang telah dibuat oleh RCJY.
Sebagai informasi Kota Industri Yanbu merupakan mega proyek Kota Ekonomi dan Kota Industri di berbagai kawasan strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang dilakukan oleh negara Arab Saudi. Kota ini dirancang dan dikembangkan sebagai kota industri petrokimia dan energi intensif.
Pada tahun 2012 kebutuhan pembangunan pembangkit energi listrik untuk Kota Industri Yanbu mencapai 1.174 unit. Namun hingga saat ini yang sudah terpenuhi baru 914 unit. Diperkirakan untuk periode tahun 2013–2015 masih dibutuhkan sekira 800 unit pembangkit tenaga listrik baru. Selain itu terdapat kebutuhan untuk pengembangan saluran air Kota Yanbu sepanjang 186 km2.
Konsul Ekonomi KJRI Jeddah Moehammad Amar Ma’ruf dalam siaran persnya mengatakan dalam pertemuan terungkap bahwa Kota Industri Yanbu membuka pintu lebar-lebar bagi calon investor asing yang berminat melakukan investasi infrastruktur.
"Dalam kaitan ini, investor asing tidak bisa mendapatkan 100 persen hak seperti halnya investasi pada pengembangan Kota-Kota Ekonomi. Investor dalam negeri terbesar di Kota Industri Yanbu adalah ARAMCO dan SABIC, yang bergerak di bidang migas dan petrokimia. Sedangkan salah satu investor asing terbesar di sana yaitu perusahaan China SINOPEC," seperti diungkapkan dalam siaran persnya, Selasa (10/4/2012).
Royal Commission for Jubail and Yanbu (RCJY) sebagai pengelola Kota Industri Yanbu, juga diberikan kewenangan untuk menawarkan peluang investasi bagi para penanam modal asing yang ingin berpartisipasi di dalam pengembangan ketiga kota tersebut dengan berlandaskan pada masterplan yang telah dibuat oleh RCJY.
Sebagai informasi Kota Industri Yanbu merupakan mega proyek Kota Ekonomi dan Kota Industri di berbagai kawasan strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang dilakukan oleh negara Arab Saudi. Kota ini dirancang dan dikembangkan sebagai kota industri petrokimia dan energi intensif.
Pada tahun 2012 kebutuhan pembangunan pembangkit energi listrik untuk Kota Industri Yanbu mencapai 1.174 unit. Namun hingga saat ini yang sudah terpenuhi baru 914 unit. Diperkirakan untuk periode tahun 2013–2015 masih dibutuhkan sekira 800 unit pembangkit tenaga listrik baru. Selain itu terdapat kebutuhan untuk pengembangan saluran air Kota Yanbu sepanjang 186 km2.
()