Bandara Kualanamu disiapkan sebagai hub internasional
A
A
A
Sindonews.com - PT Angkasa Pura II (Persero) saat ini tengah menyiapkan Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, sebagai bandara hub internasional khususnya untuk penerbangan ke wilayah Asia Timur. Saat ini AP II masih membangun bandara internasional tersebut sebagai pengganti Bandara Polonia yang sudah tidak memadai lagi kapasitasnya.
Direktur Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan, Bandara Kualanamu, bisa menjadi bandara hub penerbangan ke luar negeri yang dapat menyaingi Bandara Changi di Singapura. Sementara, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, hanya menjadi bandara tujuan.
Pembangunan bandara baru yang terletak di Deli Serdang, Sumatera Utara, itu nantinya diperkirakan mampu menampung 8 juta penumpang per tahun, sedangkan jumlah penumpang di Bandara Polonia yang akan digantikannya saat ini sudah mencapai 7,17 juta penumpang.
“Bandara Kualanamu akan kami rancang sebagai bandara hub atau pengumpul penerbangan internasional, posisi Medan menguntungkan karena berada di tengah, seperti Bandara Changi, sedangkan Bandara Soekarno-Hatta akan dijadikan bandara hub domestik,” kata Tri di Jakarta kemarin.
Dijadikannya Bandara Kualanamu sebagai hub penerbangan internasional juga dinilai akan menguntungkan maskapai penerbangan. Sebab, pesawat dengan tujuan Asia Timur dapat menghemat bahan bakar dan dapat melayani penerbangan langsung ke Eropa, sehingga tidak perlu lagi transit ke Singapura ataupun ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan infrastruktur pendukung seperti landasan pacu yang dapat disinggahi pesawat berbadan besar seperti Airbus A380 dan Boeing 777. “Kalau Bandara Soekarno- Hatta tidak cocok disinggahi pesawat berbadan besar,hanya cocok untuk pesawat medium body seperti Boeing 737-900 atau Airbus A330,”jelas Tri.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Herry Bakti S Gumay mengatakan, perkembangan pembangunan Bandara Kualanamu saat ini sudah mencapai 80 persen dan bisa segera beroperasi di awal tahun 2013.
Pihaknya juga mendorong Kualanamu sebagai bandara pertama yang menggunakan konsep aerotropolis. Konsep aerotropolis merupakan strategi baru dalam perencanaan bandara dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan komersial secara simultan.
Pengembangan bandara dengan konsep aerotropolis sudah menjadi tren di bandara global. Nilai jual konsep aerotropolis adalah lokasi yang berdekatan dan konektivitas yang cepat antara penyuplai, konsumen, dan mitra perusahaan nasional maupun internasional.
Konsep ini juga mengakomodasi fasilitas-fasilitas komersial yang mendukung bisnis penerbangan dan aviasi lainnya akibat dari jutaan penumpang yang melakukan perjalanan melalui bandara tiap tahunnya.
Menurut Herry, untuk menjadikan Bandara Kualanamu berkonsep aerotropolis, mulai sekarang harus dilakukan pengamanan lahan karena aerotropolis butuh lahan yang luas.
“Pengamanan lahan menjadi tugas pemerintah daerah setempat. Dengan begitu, pertumbuhan industri dan permukiman di sekitar Kualanamu bisa dibatasi dan tidak bergerak liar,” tandasnya. (ank)
Direktur Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan, Bandara Kualanamu, bisa menjadi bandara hub penerbangan ke luar negeri yang dapat menyaingi Bandara Changi di Singapura. Sementara, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, hanya menjadi bandara tujuan.
Pembangunan bandara baru yang terletak di Deli Serdang, Sumatera Utara, itu nantinya diperkirakan mampu menampung 8 juta penumpang per tahun, sedangkan jumlah penumpang di Bandara Polonia yang akan digantikannya saat ini sudah mencapai 7,17 juta penumpang.
“Bandara Kualanamu akan kami rancang sebagai bandara hub atau pengumpul penerbangan internasional, posisi Medan menguntungkan karena berada di tengah, seperti Bandara Changi, sedangkan Bandara Soekarno-Hatta akan dijadikan bandara hub domestik,” kata Tri di Jakarta kemarin.
Dijadikannya Bandara Kualanamu sebagai hub penerbangan internasional juga dinilai akan menguntungkan maskapai penerbangan. Sebab, pesawat dengan tujuan Asia Timur dapat menghemat bahan bakar dan dapat melayani penerbangan langsung ke Eropa, sehingga tidak perlu lagi transit ke Singapura ataupun ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan infrastruktur pendukung seperti landasan pacu yang dapat disinggahi pesawat berbadan besar seperti Airbus A380 dan Boeing 777. “Kalau Bandara Soekarno- Hatta tidak cocok disinggahi pesawat berbadan besar,hanya cocok untuk pesawat medium body seperti Boeing 737-900 atau Airbus A330,”jelas Tri.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Herry Bakti S Gumay mengatakan, perkembangan pembangunan Bandara Kualanamu saat ini sudah mencapai 80 persen dan bisa segera beroperasi di awal tahun 2013.
Pihaknya juga mendorong Kualanamu sebagai bandara pertama yang menggunakan konsep aerotropolis. Konsep aerotropolis merupakan strategi baru dalam perencanaan bandara dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan komersial secara simultan.
Pengembangan bandara dengan konsep aerotropolis sudah menjadi tren di bandara global. Nilai jual konsep aerotropolis adalah lokasi yang berdekatan dan konektivitas yang cepat antara penyuplai, konsumen, dan mitra perusahaan nasional maupun internasional.
Konsep ini juga mengakomodasi fasilitas-fasilitas komersial yang mendukung bisnis penerbangan dan aviasi lainnya akibat dari jutaan penumpang yang melakukan perjalanan melalui bandara tiap tahunnya.
Menurut Herry, untuk menjadikan Bandara Kualanamu berkonsep aerotropolis, mulai sekarang harus dilakukan pengamanan lahan karena aerotropolis butuh lahan yang luas.
“Pengamanan lahan menjadi tugas pemerintah daerah setempat. Dengan begitu, pertumbuhan industri dan permukiman di sekitar Kualanamu bisa dibatasi dan tidak bergerak liar,” tandasnya. (ank)
()