ASEAN harus rebut pasar AS & Eropa
A
A
A
Sindonews.com - Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam Asosiation South East Asia Nation (ASEAN) diharapkan dapat menarik perhatian investor yang berpaling dari pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pasalnya, kini ASEAN harus bersaing dengan Brasil, Rusia, India, dan China (ekonomi BRIC).
"ASEAN juga harus bekerja sama sebagai sebuah blok terpadu untuk menarik investor mencari tujuan baru atau menanggung risiko kalah dari pasar lain," tutur Editor Regional Oxford Business Group Editor untuk Asia, Paulius Kuncinas, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari okezone, Rabu (11/4/2012).
Meski demikian, negara-negara ASEAN perlu menunjukkan mereka bisa bekerja sama, daripada bersaing antar negara dan menghilangkan persepsi bahwa, meskipun ada daya tarik, wilayah tersebut tidak memiliki kekompakan dalam infrastruktur kebijakan dan koordinasi.
"Saya pikir ASEAN tidak menjual dirinya sendiri dengan baik secara internasional dan berisiko kehilangan kesempatan historis untuk muncul sebagai alternatif untuk BRICs," kata Kuncinas.
Dia melihat pada KTT ASEAN ke-20 terakhir di Phnom Penh, potensi daerah tidak dikomunikasikan kepada dunia luar secara tepat. Meskipun tujuan integrasi ekonomi ambisius, secara internasional ASEAN dipandang sebagai wakil untuk peluang pasar yang besar di Indonesia.
Kuncinas mengatakan, meskipun Indonesia secara jelas ditandai sebagai mesin pertumbuhan utama di wilayah ini untuk 5-10 tahun mendatang, juga akan mendapat manfaat dari ASEAN yang terintegrasi dan berfungsi dengan baik untuk menarik arus besar masuk modal.
"Hal ini karena investor tiket besar tidak ingin menempatkan semua telur dalam satu keranjang dan akan lebih nyaman jika mereka bisa menyalurkan sebagian dananya melalui pintu-pintu masuk ASEAN seperti Malaysia, terutama pada 2012 ketika para investor berupaya paparan mereka terhadap China, AS, dan Eropa," katanya.
"ASEAN juga harus bekerja sama sebagai sebuah blok terpadu untuk menarik investor mencari tujuan baru atau menanggung risiko kalah dari pasar lain," tutur Editor Regional Oxford Business Group Editor untuk Asia, Paulius Kuncinas, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari okezone, Rabu (11/4/2012).
Meski demikian, negara-negara ASEAN perlu menunjukkan mereka bisa bekerja sama, daripada bersaing antar negara dan menghilangkan persepsi bahwa, meskipun ada daya tarik, wilayah tersebut tidak memiliki kekompakan dalam infrastruktur kebijakan dan koordinasi.
"Saya pikir ASEAN tidak menjual dirinya sendiri dengan baik secara internasional dan berisiko kehilangan kesempatan historis untuk muncul sebagai alternatif untuk BRICs," kata Kuncinas.
Dia melihat pada KTT ASEAN ke-20 terakhir di Phnom Penh, potensi daerah tidak dikomunikasikan kepada dunia luar secara tepat. Meskipun tujuan integrasi ekonomi ambisius, secara internasional ASEAN dipandang sebagai wakil untuk peluang pasar yang besar di Indonesia.
Kuncinas mengatakan, meskipun Indonesia secara jelas ditandai sebagai mesin pertumbuhan utama di wilayah ini untuk 5-10 tahun mendatang, juga akan mendapat manfaat dari ASEAN yang terintegrasi dan berfungsi dengan baik untuk menarik arus besar masuk modal.
"Hal ini karena investor tiket besar tidak ingin menempatkan semua telur dalam satu keranjang dan akan lebih nyaman jika mereka bisa menyalurkan sebagian dananya melalui pintu-pintu masuk ASEAN seperti Malaysia, terutama pada 2012 ketika para investor berupaya paparan mereka terhadap China, AS, dan Eropa," katanya.
()