Permen larang mobil mewah pakai BBM subsidi siap diterbitkan
A
A
A
Sindonews.com - Maraknya mobil-mobil mewah yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat pemerintah bergerak untuk segera menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur pelarangan mobil pribadi dengan tipe tertentu menggunakan premium. Penerbitan Permen ini dikarenakan imbauan penggunaan pertamax saja ternyata tidak cukup.
Dirjen Migas Evita H Legowo mengungkapkan, pihaknya tengah menggodok beleid aturan pembatasan BBM terbaik bersama-sama dengan stakeholder.
"Nanti kita akan lihat siapa yang tidak boleh pakai (premium) sekarang ini belum ada aturannya jadi kita hanya mengimbau saja. Teman-teman juga ingat kita tidak mengimbau sekarang saja tetapi dari tahun lalu, tetapi kelihatannya hasilnya tidak signifikan," ujar ditemui wartawan di Hotel Four Seasons, Rabu (11/4/2012).
Menurut Evita, sejak kemarin, pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pertamax. Namun, imbauan ini ternyata tidak efektif. Karenanya, pemerintah berencana mengeluarkan Permen pembatasan BBM bersubsidi yang akan efektif di Mei.
"Salah satu opsi adalah mengarah kepada CC-nya. (Efektif) mungkin kalau enggak April-Mei awal, tetapi efektifnya Mei," lanjut dia.
Dia menjelaskan, nantinya pulau Jawa dan Bali akan mendapatkan prioritas pelaksanaan Permen tersebut karena kesiapan infrastruktur.
Adapun rencana pengeluaran Permen pembatasan BBM bersubsidi ini, dilakukan karena berdasarkan penggunaan BBM subsidi tahun 2011, ternyata didominasi penggunaan mobil pribadi. "Kalau ini kita biarkan tanpa ada effort apa apa bisa sampai 46,47 juta KL (kuota BBM subsidi). Kita tahu penggunaan terbesar adalah kendaraan pribadi, 53 persen," tandas dia.
Dirjen Migas Evita H Legowo mengungkapkan, pihaknya tengah menggodok beleid aturan pembatasan BBM terbaik bersama-sama dengan stakeholder.
"Nanti kita akan lihat siapa yang tidak boleh pakai (premium) sekarang ini belum ada aturannya jadi kita hanya mengimbau saja. Teman-teman juga ingat kita tidak mengimbau sekarang saja tetapi dari tahun lalu, tetapi kelihatannya hasilnya tidak signifikan," ujar ditemui wartawan di Hotel Four Seasons, Rabu (11/4/2012).
Menurut Evita, sejak kemarin, pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pertamax. Namun, imbauan ini ternyata tidak efektif. Karenanya, pemerintah berencana mengeluarkan Permen pembatasan BBM bersubsidi yang akan efektif di Mei.
"Salah satu opsi adalah mengarah kepada CC-nya. (Efektif) mungkin kalau enggak April-Mei awal, tetapi efektifnya Mei," lanjut dia.
Dia menjelaskan, nantinya pulau Jawa dan Bali akan mendapatkan prioritas pelaksanaan Permen tersebut karena kesiapan infrastruktur.
Adapun rencana pengeluaran Permen pembatasan BBM bersubsidi ini, dilakukan karena berdasarkan penggunaan BBM subsidi tahun 2011, ternyata didominasi penggunaan mobil pribadi. "Kalau ini kita biarkan tanpa ada effort apa apa bisa sampai 46,47 juta KL (kuota BBM subsidi). Kita tahu penggunaan terbesar adalah kendaraan pribadi, 53 persen," tandas dia.
()