Harga karet Rp25.691/Kg

Rabu, 11 April 2012 - 13:20 WIB
Harga karet Rp25.691/Kg
Harga karet Rp25.691/Kg
A A A


Sindonews.com - Harga karet dengan mutu bahan olah komoditas ekspor STANDAR Indonesia Rubber (SIR) yang diperdagangkan terus menunjukkan tren positif. Kini harganya menembus Rp25.691 per kilogram.

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat, per 9 April 2012, harga karet tingkat petani dengan kualitas bahan olah karet (bokar) SIR20 75 persen sebesar Rp25.691 per kg dengan asumsi satu dolar sebesar Rp9.132. Stabilnya harga karet ini lebih disebabkan banyak faktor di antaranya, cuaca yang semakin bersahabat dan terkendalinya harga minyak dunia.

“Memang untuk masalah harga karet ini susah ditebak dan bersifatnya fluktuatif. Tapi, kondisi cuaca yang baik sekarang ini dan terkendalinya harga minyak dunia sedikit mendorong stabilnya harga karet Indonesia,” kata Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex Kurniawan Edy, Selasa 10 April 2012.

Begitu pun untuk harga bokar SIR20 di tingkat pabrik per 9 April, karet taksiran terendah 85 persen sesuai dengan harga ekspor (FOB) tercatat Rp29.116 per kg. Sedangkan, untuk kualitas 90 persen FOB menyentuh pada Rp30.829 per kg.

Dia mengatakan, jika dibandingkan awal Februari lalu, harga karet tingkat petani relatif bermain pada angka yang sama berkisar Rp25.586–Rp27.292 per kg. Sementara, harga karet pada tingkat pabrik berkisar Rp28.997–Rp30.703 per kg.

“Jika riil di lapangan harga karet rendah, itu akibat dari pola petani atau pedagang bokar rakyat yang masih memperjualbelikan bokar dengan mutu yang tidak memenuhi SNI. Rendahnya harga karet lantaran ada kandungan air yang besar dengan tujuan menambah berat bokar,” kata dia.

Soal krisis ekonomi Eropa dan Yunani yang masih berlanjut hingga sekarang ini, lanjut dia, sebenarnya krisis itu masih memberikan pengaruh terhadap ekspor Indonesia, termasuk ekspor Sumsel.

Dampak terakhir yang dirasakan adalah rendahnya permintaan dari negara Eropa maupun Asia sehingga berimbas terhadap menurunnya volume ekspor Sumsel.

“Kendatipun ekspor pada Januari 2012 dibandingkan Desember 2011 menunjukkan volume yang meningkat, ada sejumlah negara di Eropa, seperti Jerman, dan negara di ASEAN, seperti di Singapura dan Malaysia, yang daya belinya berkurang,” ujar Alex.

Sementara itu, Sekretaris Gapkindo Sumsel Awi Aman mengatakan, tahun 2012 ini pihaknya menargetkan pencapaian 1 juta ton produksi karet dan 1,6 juta ton target produksi pada 2016.

“Masih banyak kendala yang dihadapi seperti luas lahan tanaman karet yang produktif seluas 724.000 hektare itu hanya menghasilkan 1.160 kg per hektare karet serta masih banyak ditemukan karet kotor. Untuk memperoleh karet bersih, kami terus berupaya melakukan sosialisasi dan kampanye agar petani dapat menghindari penjualan karet kotor,” jelas dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3249 seconds (0.1#10.140)