ADB: Jarak orang kaya dan miskin makin jauh

Kamis, 12 April 2012 - 09:24 WIB
ADB: Jarak orang kaya dan miskin makin jauh
ADB: Jarak orang kaya dan miskin makin jauh
A A A
Sindonews.com – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mengingatkan makin besarnya ketimpangan kesejahteraan antara orang kaya dan miskin di Indonesia.

ADB berharap Indonesia bisa mengurangi ketimpangan tersebut dengan pembangunan infrastruktur dan mengalihkan subsidi ke arah yang lebih tepat. Country Director ADB untuk Indonesia Jon D Lindborg mengemukakan ketimpangan kesejahteraan di negara-negara Asia memang mengalami peningkatan dalam 20 tahun terakhir. Dalam rentang waktu itu, ADB memperkirakan 80 persen dari penduduk Asia mengalami dampak dari ketimpangan kesejahteraan.

Negara-negara Asia dengan tingkat ketimpangan kesejahteraan tertinggi di antaranya China, India, dan Indonesia. Peningkatan ketimpangan kesejahteraan di Indonesia bisa dilihat dari Gini ratio atau rasio ketimpangan pendapatan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.Bila tahun 1990, Gini ratio hanya 0,29 maka pada 2010 mencapai 0,39. Sebagai informasi, Gini ratio merupakan variabel ketimpangan pendapatan.

Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan nilai 1 berarti ketimpangan sempurna. “Kemiskinan di Indonesia memang turun tapi ketimpangan kesejahteraan justru meningkat,” tutur Lindborg dalam konferensi pers “ADB Outlook 2012”,di Jakarta, kemarin. Lindborg menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang cepat menjadi penyebab utama dari peningkatan ketimpangan tersebut. Ketimpangan terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang pesat tidak dibarengi dengan pemerataan pendidikan dan teknologi.

Penyebab lain adalah minimnya akses ke lahan, modal dan pasar, tingkat urbanisasi yang tinggi serta ketidakseimbangan antara pekerja formal dan nonformal. Laporan ADB menyebut satu persen orang-orang terkaya di negaranegara Asia menyumbang 6–8 persen total pendapatan negara dan hampir 20 persen pendapatan negara bersangkutan dinikmati lima persen orang-orang dengan pendapatan tertinggi.

Guna mengurangi ketimpangan, Lindborg berharap Pemerintah Indonesia mampu menerapkan kebijakan yang lebih tepat dalam mengurangi ketimpangan. Salah satunya adalah dengan mengalihkan subsidi dari general subsidi ke targeted subsidi, mengurangi subsidi BBM untuk pembiayaan infrastruktur serta memperbaiki sumber daya manusia.

Ekonom dari Universitas Indonesia Arianto A Patunru mengemukakan persoalan ketimpangan kesejahteraan di Indonesia memang kompleks karena wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Hal tersebut ikut mendorong terjadinya ketimpangan regional yang disebabkan tidak meratanya pembangunan antarwilayah. Arianto menambahkan, pergerakan golongan kaya dan miskin di Indonesia sangat dinamis.

Artinya, jumlah penduduk miskin bisa bertambah dengan cepat hanya karena dipengaruhi sebuah kebijakan. Karena itulah, Arianto berharap pemerintah menyediakan anggaran khusus bagi perlindungan sosial.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5720 seconds (0.1#10.140)