Perencanaan Trans Metro Bandung tak matang

Jum'at, 13 April 2012 - 10:26 WIB
Perencanaan Trans Metro Bandung tak matang
Perencanaan Trans Metro Bandung tak matang
A A A
Sindonews.com – Pakar transportasi Institut Teknologi Bandung Idwan Santoso menilai proyek Trans Metro Bandung (TMB) tidak berdasarkan perencanaan matang. Tak heran jika sekarang proyek miliaran rupiah itu terbengkalai.

”Tidak ada perencanaan yang matang. (Pemkot Bandung) diberi amanah tanpa perencanaan,” ujar Idwan dalam ”Sindo Hot Topik” di Sindo Radio Bandung 93,1 FM, kemarin.

Menurut Idwan, sejak Pemkot Bandung diberi hibah sepuluh bus dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pada 2009, tidak ada perencanaan yang matang untuk memanfaatkannya. Terlihat dari penggunaan Jalan Soekarno-Hatta yang berstatus nasional, ternyata Pemkot tak menyangka izin ke pemerintah pusatnya bakal begitu rumit. ”Soekarno Hatta kan juga jalur angkot,” katanya, menggambarkan kekurangmatangan perencanaan. Perencanaan kurang baik, menurut Idwan, juga terlihat pada proses lelang.

Semestinya Pemkot menyadari sesuai Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010, proses tender berpeluang disanggah peserta lain yang tidak puas.Tak ada antisipasi dalam pengalokasian dana bahan bakar bus yang menjadi tanggungan Dinas Perhubungan, baik dari Wali Kota maupun DPRD.Terbukti karena pemenang tender ulang tak kunjung ada hasilnya,Dinas Perhubungan kehabisan dana sehingga sepuluh bus berhenti beroperasi.

”Kalau menyalahkan Dishub saja itu tidak fair. Wali Kota maupun DPRD harus mendukung, terutama soal pendanaan bahan bakar bus,” kata Idwan. Adapun kini ada dua bus yang beroperasi lagi setelah seminggu berhenti beroperasi, Idwan memandangnya hal itu hanya basabasi.”Jangan cuma dua dong, harusnya sepuluh bus,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda mengatakan, dua bus TMB mulai kemarin dioperasikan kembali agar masyarakat tetap terlayani. Biaya solar bus menggunakan dana taktis Pemkot Bandung. ”Dana taktis akan terus digunakan sampai ada kepastian pemenang lelang,” katanya.

Ayi memastikan proyek TMB tidak akan berhenti garagara masalah ini,tapi terus berlanjut hingga koridor 13. Menurut dia, kemacetan di Kota Bandung sudah tidak bisa ditoleransi lagi, sehingga TMB sebagai salah satu moda transportasi massal merupakan harga mati. ”TMB I akan dilanjutkan ke TMB II Cibiru-Cicaheum-Cibeureum,” ucapnya. Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan mengatakan, DPRD menyetujui anggaran Dishub buat bahan bakar bus hanya sampai Maret 2012.

”Perhitungannya April sudah bisa diambil alih pemenang tender. Kami tak memperkirakan sampai begini,”tuturnya. Menurut Erwan, saat ini proses sanggahan PT DAMRI ke PT Bianglala sedang dikaji ulang. DPRD tak mau sanggah-menyanggah lelang ini terus berlanjut hingga tender berulangulang, dan ujung-ujungnya masyarakat jadi korban.”Kalau disanggah terus, kapan selesainya. Sementara masyarakat harus tetap dilayani,”katanya. Setelah tujuh hari berhenti beroperasi, dua bus TMB kembali dioperasikan menggunakan dana taktis.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah TMB Kota Bandung Yadi Haryadi berharap tender ulang selesai dan tidak ada sanggahan lagi. Dia tidak tahu berapa kekuatan dana taktis untuk membiayai dua bus itu.Yang jelas, dalam sehari, satu bus menghabiskan 40 liter solar dengan biaya Rp200 ribu. ”Satu bus mampu sepuluh rit atau lima kali balikan,” katanya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5831 seconds (0.1#10.140)