Eramet Siap Kolaborasi dengan Pemerintah Perkuat Industri Nikel

Rabu, 15 Mei 2024 - 12:52 WIB
loading...
Eramet Siap Kolaborasi...
Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour. FOTO/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Eramet, grup pertambangan dan metalurgi global asal Prancis, menyatakan kesiapannya menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan industri nikel Indonesia. Melalui kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah, Eramet yakin Indonesia dapat terus memimpin di pasar nikel global.

"Kenaikan Indonesia ke posisi terdepan di pasar nikel global tidak dicapai sendiri, namun merupakan hasil dari berbagai faktor, dan dukungan pemerintah memegang peran yang penting. Dukungan ini memastikan terciptanya lingkungan yang kondusif dalam industri nikel, sehingga memberdayakan Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai pemain utama di panggung global," ujar Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour dalam keterangan pers, Rabu (15/4/2024).



Hal itu diungkapkan Bruno pada acara The 3rd Nickel Producers, Processors & Buyers Conference beberapa waktu lalu di Jakarta. Bruno menegaskan kesiapan Eramet untuk menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan visi tersebut.

Bruno juga menekankan pentingnya pendekatan strategis untuk memahami potensi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik (EV). Dalam upaya ini, Eramet secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem kendaraan listrik global.

"Sektor nikel saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan bersama, baik yang bersifat lokal, terkait pasar, maupun internasional – hal ini merupakan bagian integral dari menjalankan bisnis. Meski demikian, kami tetap berkomitmen untuk tidak hanya memajukan bisnis, tetapi juga turut serta berkontribusi dalam pembangunan Indonesia," ujarnya.



Bruno juga menyoroti tantangan utama yang perlu diatasi dalam mewujudkan visi tersebut. Tantangan ini, kata dia, mencakup upaya untuk menjamin kesuksesan transisi energi sambil menjaga dan memulihkan keseimbangan antara manusia dan alam. Hal ini menjadi semakin penting dalam menghadapi dampak lingkungan dari aktivitas industri dan pertambangan serta menjadi landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.

Bruno melanjutkan, penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, seperti pemulihan lahan pasca-tambang dan perlindungan lingkungan, menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan sektor ini. Dengan mengadopsi standar keberlanjutan yang ketat, seperti yang diatur oleh IRMA, IFC, atau standar lainnya, Indonesia menurutnya dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri nikel.

Langkah-langkah ini menurutnya tidak hanya akan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai pelaku utama yang bertanggung jawab, tetapi juga akan membantu mengamankan pangsa pasarnya di tengah persaingan global yang semakin ketat. "Di seluruh wilayah operasi Eramet, kami telah menerapkan standar tinggi dalam hal pertambangan yang bertanggung jawab. Eramet bergabung dengan Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan berkomitmen untuk mengaudit seluruh lokasi tambang aktif kami pada tahun 2027," tegas Bruno.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mendorong Efisiensi...
Mendorong Efisiensi dan Keberlanjutan Industri Pertambangan melalui Pelumasan Inovatif
ESG 2024, Kawasan IMIP...
ESG 2024, Kawasan IMIP Rumuskan Kerangka Pembangunan Berkelanjutan Industri Nikel
3 Negara dengan Smelter...
3 Negara dengan Smelter Terbesar di Dunia untuk Tembaga dan Nikel
Perlindungan Pekerja...
Perlindungan Pekerja Lemah, Hilirisasi Industri Nikel Perlu Dievaluasi
Anindya Bakrie: RI Ingin...
Anindya Bakrie: RI Ingin Jadi Acuan Pengolahan Material Baterai Kendaraan Listrik
PT GKP Pastikan Operasi...
PT GKP Pastikan Operasi Tambang di Pulau Wawonii Patuhi Hukum
Aismoli dan Korsel Perkuat...
Aismoli dan Korsel Perkuat Ekosistem Motor Listrik di Indonesia
Indonesia Pangkas Produksi...
Indonesia Pangkas Produksi Nikel, Picu Ancaman Krisis Global
Indonesia Jadi Anggota...
Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS, Pasar Ekspor Pertambangan Terbuka Lebar
Rekomendasi
Ketua Komisi VI DPR...
Ketua Komisi VI DPR Harap Ramadan Jadi Momentum Perbaikan Pertamina
Ahok Minta Mantan Dirut...
Ahok Minta Mantan Dirut Lainnya Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Pertamina
Meghan Markle Buat Masalah...
Meghan Markle Buat Masalah Lagi dengan Kate Middleton Imbas Temui Pangeran Harry
Berita Terkini
Berkah Ramadan untuk...
Berkah Ramadan untuk Nasabah PNM Mekaar, Akses Pasar Lebih Luas lewat Cici Rosa
6 jam yang lalu
Naik 14%, BSI Siapkan...
Naik 14%, BSI Siapkan Uang Tunai Rp42,88 Triliun Menjelang Idulfitri 1446 H
6 jam yang lalu
Memperluas Edukasi dan...
Memperluas Edukasi dan Literasi Aset Kripto lewat Program Pintu Goes to Office
6 jam yang lalu
Masyarakat Bisa Tuntut...
Masyarakat Bisa Tuntut Ganti Rugi soal MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Begini Caranya
6 jam yang lalu
Tetap Solid, BRI Life...
Tetap Solid, BRI Life Catatkan APE Rp3,07 Triliun di 2024
7 jam yang lalu
Waketum Kadin James...
Waketum Kadin James Riady: Tak Ada Negara yang Lebih Baik dari Indonesia
7 jam yang lalu
Infografis
5 Negara NATO dengan...
5 Negara NATO dengan Militer Terkuat Tanpa Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved