Penjualan garmen stagnan

Selasa, 17 April 2012 - 08:48 WIB
Penjualan garmen stagnan
Penjualan garmen stagnan
A A A


Sindonews.com - Penjualan garmen selama tiga bulan pertama tahun ini mengalami stagnasi apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Harian Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia (APGAI) Suryadi Sasmita mengatakan, penjualan tidak sesuai target semula karena terkendala oleh rencana kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Meski kenaikan harga BBM diundur, kata dia, para produsen barang jadi sudah telanjur menaikkan harga produknya. “Kebijakan kenaikan harga BBM meski batal, kami pengusaha sudah menaikkan harga. Jadi, konsumen lebih memilih membeli kebutuhan pokok lain yakni makanan ketimbang membeli baju,” kata Suryadi ketika dihubungi di Jakarta, Senin 16 April 2012.

Dia berharap pemerintah tidak terlalu berlarut-larut dalam mengeluarkan kebijakan sehingga tak membebani rakyat. “Pemerintah harus tegas. Kalau begini caranya, rakyat yang dirugikan,” ucapnya.

Selain itu, biaya distribusi pengiriman barang yang semakin tinggi dan lonjakan produk impor juga menghambat penjualan garmen. Parahnya infra- struktur membuat biaya pengiriman semakin tinggi.

Dia memperkirakan impor garmen akan mengalami kenaikan sekitar 20 persen tahun ini. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mencatat impor tekstil dan produk tekstil (TPT) tahun lalu mencapai USD6,7 miliar. “Barang impor harganya lebih murah sehingga memukul industri kecil,” tandasnya.

Ketua Umum API Ade Sudrajat Usman sebelumnya mengatakan, ekspor TPT di kuartal I/2012 sekitar USD3-3,4 miliar. “Kita masih menghitung, tapi dari angka kasarnya naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. Di negara lain semuanya tumbuh minus. Kita saja yang tumbuh positif,” kata Ade. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0571 seconds (0.1#10.140)