Proyek JJLS Gunungkidul terganjal dana
A
A
A
Sindonews.com – Proyek pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Gunungkidul kembali tersendat akibat ketidakpastian dana pendamping dari pusat dan provinsi.
Tahun ini, pemkab Gunungkidul hanya bisa memperpanjang jalur sejauh satu kilometer (km). Kepala Bappeda Gunungkidul Syarif Armunanto mengatakan hingga saat ini, pemkab masih belum menerima kepastian anggaran bagi pendamping dari pemerintah pusat serta Pemprov DIY.
Selain itu, kendala pembebasan lahan juga menjadi persoalan sendiri untuk melanjutkan proyek jalan nasional dari Labuhan Banten hingga Banyuwangi ini. ”Persoalan yang kita hadapi di lapangan,warga yang tanahnya terkena jalur justru meminta seluruh lahannya dibeli. Padahal yang kita butuhkan tidak semua luasan lahan. Bisa separuh atau sepertiganya saja,” ujarnya, kemarin.
Dengan kondisi tersebut, pemkab tahun ini hanya bisa menganggarakan Rp1 miliar. Anggaran ini ditambah dengan anggaran Pemprov DIY sebesar Rp2,4 miliar. ”Setelah kita hitung memang hanya cukup untuk satu km lagi,” ungkap dia. Direncanakan, jalur yang akan mulai dibebaskan berada di wilayah Desa Planjan Saptosari, Desa Kanigoro, Saptosari serta desa Girimulyo, Kecamatan Panggang. Syarif melanjutkan, pada 2013 mendatang, panjang jalur yang bisa dibebaskan bertambah sejauh lima km.” Itu sambil kita menunggu kepastian sharing anggaran dari pusat,” beber dia.
Untuk tahun mendatang, pemkab sudah mendapatkan informasi anggaran dari pemprov DIY sebesar Rp3,5 miliar. Sedangkan APBD Gunungkidul tahun depan, akan dianggarkan sebesar Rp1,2 miliar. Dengan bertambah panjangnya satu km ini, jalur jalan yang direncakan sepanjang 84 km tersebut mulai terbangun sejauh 25 km. Menanggapi persoalan sulitnya lahan warga ini, Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul Sugito mengungkapkan, semestinya pemkab langsung melakukan pendekatan atau lobi kepada masyarakat.
Bagaimanapun kondisi keuangan yang ada,kata dia,pembangunann JJLS ini harus terus dilanjutkan. Dia juga berharap warga bersikap kooperatif sehingga proses untuk memajukan sektor selatan Gunungkidul ini berjalan lancar. Sementara, harga tanah yang akan dilalui JJLS juga terus melambung. Saat ini warga mulai berani mematok harga sebesar Rp900 ribu untuk setiap meter persegi lahan mereka.
Sekda Bantul Riyantono mengatakan melambungnya harga tanah yang akan dilalui JJLS menjadi kendala utama dalam meneruskan program jalur jalan nasional lintas selatan Jawa ini.Dengan demikian, nasibnya juga sama seperti Gunungkidul. Di kabupaten ini, jalur yang bisa dilanjutkan juga sepanjang satu km saja.
Tahun ini, pemkab Gunungkidul hanya bisa memperpanjang jalur sejauh satu kilometer (km). Kepala Bappeda Gunungkidul Syarif Armunanto mengatakan hingga saat ini, pemkab masih belum menerima kepastian anggaran bagi pendamping dari pemerintah pusat serta Pemprov DIY.
Selain itu, kendala pembebasan lahan juga menjadi persoalan sendiri untuk melanjutkan proyek jalan nasional dari Labuhan Banten hingga Banyuwangi ini. ”Persoalan yang kita hadapi di lapangan,warga yang tanahnya terkena jalur justru meminta seluruh lahannya dibeli. Padahal yang kita butuhkan tidak semua luasan lahan. Bisa separuh atau sepertiganya saja,” ujarnya, kemarin.
Dengan kondisi tersebut, pemkab tahun ini hanya bisa menganggarakan Rp1 miliar. Anggaran ini ditambah dengan anggaran Pemprov DIY sebesar Rp2,4 miliar. ”Setelah kita hitung memang hanya cukup untuk satu km lagi,” ungkap dia. Direncanakan, jalur yang akan mulai dibebaskan berada di wilayah Desa Planjan Saptosari, Desa Kanigoro, Saptosari serta desa Girimulyo, Kecamatan Panggang. Syarif melanjutkan, pada 2013 mendatang, panjang jalur yang bisa dibebaskan bertambah sejauh lima km.” Itu sambil kita menunggu kepastian sharing anggaran dari pusat,” beber dia.
Untuk tahun mendatang, pemkab sudah mendapatkan informasi anggaran dari pemprov DIY sebesar Rp3,5 miliar. Sedangkan APBD Gunungkidul tahun depan, akan dianggarkan sebesar Rp1,2 miliar. Dengan bertambah panjangnya satu km ini, jalur jalan yang direncakan sepanjang 84 km tersebut mulai terbangun sejauh 25 km. Menanggapi persoalan sulitnya lahan warga ini, Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul Sugito mengungkapkan, semestinya pemkab langsung melakukan pendekatan atau lobi kepada masyarakat.
Bagaimanapun kondisi keuangan yang ada,kata dia,pembangunann JJLS ini harus terus dilanjutkan. Dia juga berharap warga bersikap kooperatif sehingga proses untuk memajukan sektor selatan Gunungkidul ini berjalan lancar. Sementara, harga tanah yang akan dilalui JJLS juga terus melambung. Saat ini warga mulai berani mematok harga sebesar Rp900 ribu untuk setiap meter persegi lahan mereka.
Sekda Bantul Riyantono mengatakan melambungnya harga tanah yang akan dilalui JJLS menjadi kendala utama dalam meneruskan program jalur jalan nasional lintas selatan Jawa ini.Dengan demikian, nasibnya juga sama seperti Gunungkidul. Di kabupaten ini, jalur yang bisa dilanjutkan juga sepanjang satu km saja.
()