Produsen ponsel diminta bangun pabrik di dalam negeri
A
A
A
Sindonews.com - Produsen telepon seluler (ponsel) didorong untuk membangun pabrik di dalam negeri. Hal ini diupayakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menggairahkan industri ponsel di Indonesia.
"Dengan demikian, ponsel segera banyak diproduksi di Indonesia," ujar Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi usai pembukaan Pameran dan Seminar Produk Industri Elektronika dan Telematika, di Kemenperin, Jakarta, Selasa (17/4/2012).
Dia menambahkan, produsen ponsel harus mematuhi ketentuan sesuai Undang-Undang (UU) tentang Perlindungan Konsumen Nomor 8/1999 yakni harus memiliki after sales service di dalam negeri.
"Seharusnya pasar Indonesia itu harus ada networking after sales sesuai UU Perlindungan Konsumen. Kita akan coba lebih keras lagi giring produsen ponsel untuk bangun pabrik di sini," ucapnya.
Budi menyebutkan, sejumlah bagian dari ponsel seperti baterai, casing, keypad, layar, dan charger ponsel sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Namun, kata dia, Integrated Circuit (IC) belum bisa diproduksi. Bahkan, kata dia, saat ini baru sedikit negara yang mampu memproduksi IC, seperti Taiwan dan Eropa.
"Jadi, untuk saat ini kalau mau memproduksi ponsel di Indonesia, kita harus impor IC dulu," ucapnya.
Budi menuturkan, saat ini baru ada dua produsen ponsel yang sudah memproduksi di dalam negeri, yakni PT Hartono Istana Teknologi dengan merek Polytron dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) dengan merek IMO.
"IMO pabriknya pindah dari China ke Indonesia lalu yang memproduksinya itu PT Inti. Tapi itu masih kurang. Kita mau lebih banyak lagi yang produksi di sini," tuturnya.
Pemerintah, kata dia, akan memberikan insentif bagi produsen ponsel yang ingin berinvestasi di Indonesia. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan mencarikan partner lokal untuk ikut berinvestasi.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Bagian Regional IT Center of Excellence (RICE) PT Inti Gerhard Simanjuntak mengatakan, saat ini, Inti sudah memproduksi IMO sebanyak 500 unit per hari. Jumlah itu terus mengalami kenaikan secara bertahap. Ketika baru membangun pabrik di Bandung, Jawa Barat, kata dia, IMO hanya diproduksi 75 unit. Dia menjelaskan, dua bulan mendatang, PT Inti akan memproduksi tablet.
"Pabrik tidak hanya begitu saja pindah ke sini. Tapi yang penting lebih baik kegiatan produksinya dilakukan oleh Inti. Kita baru assembling," jelasnya.
"Dengan demikian, ponsel segera banyak diproduksi di Indonesia," ujar Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi usai pembukaan Pameran dan Seminar Produk Industri Elektronika dan Telematika, di Kemenperin, Jakarta, Selasa (17/4/2012).
Dia menambahkan, produsen ponsel harus mematuhi ketentuan sesuai Undang-Undang (UU) tentang Perlindungan Konsumen Nomor 8/1999 yakni harus memiliki after sales service di dalam negeri.
"Seharusnya pasar Indonesia itu harus ada networking after sales sesuai UU Perlindungan Konsumen. Kita akan coba lebih keras lagi giring produsen ponsel untuk bangun pabrik di sini," ucapnya.
Budi menyebutkan, sejumlah bagian dari ponsel seperti baterai, casing, keypad, layar, dan charger ponsel sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Namun, kata dia, Integrated Circuit (IC) belum bisa diproduksi. Bahkan, kata dia, saat ini baru sedikit negara yang mampu memproduksi IC, seperti Taiwan dan Eropa.
"Jadi, untuk saat ini kalau mau memproduksi ponsel di Indonesia, kita harus impor IC dulu," ucapnya.
Budi menuturkan, saat ini baru ada dua produsen ponsel yang sudah memproduksi di dalam negeri, yakni PT Hartono Istana Teknologi dengan merek Polytron dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) dengan merek IMO.
"IMO pabriknya pindah dari China ke Indonesia lalu yang memproduksinya itu PT Inti. Tapi itu masih kurang. Kita mau lebih banyak lagi yang produksi di sini," tuturnya.
Pemerintah, kata dia, akan memberikan insentif bagi produsen ponsel yang ingin berinvestasi di Indonesia. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan mencarikan partner lokal untuk ikut berinvestasi.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Bagian Regional IT Center of Excellence (RICE) PT Inti Gerhard Simanjuntak mengatakan, saat ini, Inti sudah memproduksi IMO sebanyak 500 unit per hari. Jumlah itu terus mengalami kenaikan secara bertahap. Ketika baru membangun pabrik di Bandung, Jawa Barat, kata dia, IMO hanya diproduksi 75 unit. Dia menjelaskan, dua bulan mendatang, PT Inti akan memproduksi tablet.
"Pabrik tidak hanya begitu saja pindah ke sini. Tapi yang penting lebih baik kegiatan produksinya dilakukan oleh Inti. Kita baru assembling," jelasnya.
()