Laba emiten tumbuh 20%

Rabu, 18 April 2012 - 09:22 WIB
Laba emiten tumbuh 20%
Laba emiten tumbuh 20%
A A A


Sindonews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan laba emiten pada tahun ini tumbuh 20 persen dibanding tahun 2011 yang diperkirakan mencapai Rp200 triliun.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, peningkatan laba emiten pada tahun 2011 disebabkan kinerja perusahaan terbuka cenderung positif, khususnya pada sektor perbankan dan keuangan.

Dia mengatakan, perekonomian nasional yang semakin membaik dan ditandai oleh peningkatan kelas menengah menjadi penggerak utama dari meningkatnya laba perusahaan yang listing di lantai bursa. “Kami optimistis pada tahun ini laba bersih 2012 bisa tumbuh 20 persen,” ujarnya di Jakarta, Selasa 17 April 2012.

Ito memperkirakan, sektor konsumer, pertambangan, dan perbankan akan menjadi katalisator pada pertumbuhan laba perusahaan yang melantai di bursa pada tahun ini. Namun, tidak menutup kemungkinan pertumbuhannya bisa lebih dari itu.

Pasalnya, sejumlah ekonom sangat optimistis pada tahun ini perekonomian Indonesia akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tahun ini, lanjut Ito, BEI telah menargetkan 25 perusahaan baru akan tercatat sebagai perusahaan publik. Namun, hingga pertengahan bulan ini baru empat perusahaan yang listing di BEI.

Keempat perusahaan tersebut adalah PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, PT Minna Padi Investama Tbk, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, dan PT Surya Esa Perkasa Tbk.

Kepala Riset PT Semesta Indovest Muhammad Sugiarto mengatakan, sentimen pasar dalam dan luar negeri yang sedang membaik perlu dimanfaatkan investor untuk membeli sejumlah saham pilihan. Jika,kondisi pasar tidak mengalami guncangan yang berarti. Ada kemungkinan hingga akhir tahun ini indeks bisa berada di level 4.500.

Menurut dia, berbagai data ekonomi di regional seperti peningkatan dana bailout zona euro serta manufaktur di China naik ke level tertinggi dalam setahun menjadi sentimen yang meningkatkan pergerakan IHSG. “Sedangkan,dari dalam negeri disebabkan oleh laporan keuangan emiten yang sesuai harapan,” katanya.

Dia menambahkan, beberapa sektor usaha yang kemungkinan bisa menjadi katalis dari pergerakan indeks pada tahun ini antara lain sektor properti, infrastruktur, perbankan, pertambangan, dan perkebunan.

Kendati begitu, investor diharapkan tidak lengah. Pasalnya, masih ada beberapa faktor yang bisa mengganggu momentum bullish Indeks. Antara lain krisis ekonomi yang berlangsung di Eropa, prospek pertumbuhan ekonomi Eropa dan China. “Sementara, rencana kenaikan harga BBM tidak terlalu memengaruhi pasar,” ucap dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8627 seconds (0.1#10.140)