Pasar ekspor industri elektronika bisa tumbuh 7%
A
A
A
Sindonews.com - Pasar ekspor industri elektronika diperkirakan bertumbuh 5–7 persen pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan tersebut terjadi di setiap kategori produk elektronika.
“Pertumbuhan sekitar 5–7 persen untuk setiap kategori,” kata Ketua Umum Gabungan Elektronika (Gabel) Alam Suryaputra seusai pembukaan “Pameran dan Seminar Produk Industri Elektronika dan Telematika” di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa 17 April 2012.
Alam menambahkan, pasar produk elektronika untuk kebutuhan rumah tangga akan terus meningkat. Produk berteknologi tinggi menurut dia memang melonjak signifikan. Tapi, produk-produk dasar, yakni elektronika kebutuhan rumah tangga, akan terus tumbuh tinggi, terutama di kelas menengah yang pertumbuhannya diperkirakan bisa di atas 50 persen.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, nilai ekspor produk elektronika dan telematika nasional pada tahun 2011 diperkirakan sekitar USD10,9–12 miliar.
Dia menjelaskan, sekitar USD4,5 miliar merupakan nilai ekspor produk konsumsi, USD3,6 miliar komponen, dan USD2,8 miliar untuk telematika. Tahun ini, nilai ekspor produk elektronika dan telematika diperkirakan bisa menembus angka USD12 miliar.
“Hingga akhir tahun ekspor elektronika serta telematika naik 1,3 persen dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan produk elektronika Indonesia diekspor ke Afrika,” kata Budi.
Budi menjelaskan, produkproduk elektronika Indonesia masuk ke pasar Afrika melalui pelabuhan di Afrika Selatan. Indonesia mengandalkan produk elektronika seperti televisi, peralatan audio dan pendingin ruangan.
Dari pelabuhan di Afrika Selatan, produk asal Indonesia ini mulai menyebar ke negara Afrika lainnya, seperti Kamerun, Nigeria, Senegal, dan Pantai Gading.
Menurut dia, masyarakat di Afrika Selatan memilih membeli produk dari Indonesia karena kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan produk China.
“Pangsa pasar produk Indonesia di kawasan Afrika Selatan sebetulnya masih kalah jauh dengan China. Namun, masyarakat Afrika tidak menyukai kualitas produk buatan China,” ujarnya.
Sementara, di dalam negeri, Budi mengatakan bahwa nilai konsumsi produk elektronika rumah tangga nasional tahun ini diperkirakan mencapai Rp34,8–35 triliun. Jumlah itu naik sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp29 triliun. (bro)
()