Stok batu bara RI tinggal 38 tahun lagi

Rabu, 18 April 2012 - 17:26 WIB
Stok batu bara RI tinggal...
Stok batu bara RI tinggal 38 tahun lagi
A A A
Sindonews.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memprediksi 38 tahun lagi batu bara di Indonesia akan habis. Padahal, ketergantungan negara ini terhadap batu bara untuk pembuatan listrik sangat tinggi.

Bahkan, 80 persen perusahaan penghasil listrik di Tanah Air menggunakan batu bara. Hal itu artinya, nasib generasi penerus bangsa dan anak cucu bakal terancam.

“Dengan melihat kondisi seperti ini harusnya kita tidak perlu bergantung pada energi batu bara. Harus ada energi lainnya yang dapat kita gunakan seperti surya, angin, dan nuklir,” kata peneliti dari BATAN, Subekti dalam dialog bertajuk “PLTN: Solusi Dibalik Kontroversi” di Kampus Universitas Indonesia (UI), Rabu (18/4/12).

Subekti mengatakan, permintaan energi global saat ini meningkat tiga kali lipat sejak 1950, dan pemakaiannya diperkirakan telah mencapai 10 ribu juta ton pertahun. Sebagian besar energi itu dihasilkan dari bahan-bahan yang tidak terbarukan seperti batubara, gas, minyak bumi dan energi nuklir. Di antar bahan-bahan tersebut minyak bumi merupakan sumber utama energi yang paling kritis. Perkiraan menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi dunia akan habis dalam waktu tidak lama lagi.

“Sementara untuk beralih ke energi alternatif, masyarakat masih memiliki ketakutan. Padahal, semua energi tersebut telah dihitung secara matang,” tegasnya.

Menurut Subekti, pemerintah telah mengintruksikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar pembangunan Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mendapat respon positif dan partisipasi secara luas. Namun, kejadian yang dialami fasilitas nuklir di Jepang yaitu Fukushima Daaichi pasca gempa tsunami 2011 membangkitkan kembali kekhawatiran masyarakat akan nuklir khususnya PLTN.

“Terjadinya ledakan di Fukushima tersebut diidentikan masyarakat sebagai ledakan nuklir dan berujung pada kontaminasi lingkungan dan evakuasi daerah sekitarnya,” kata dia.

Padahal, kata dia, terjadinya ledakan Fukushima Daaichi disebabkan oleh tergenangnya generator milik perusahaan tersebut yang seharusnya berfungsi mendinginkan dan memanaskan atom.

“Bila generator tersebut tidak mati, maka seharusnya tidak perlu terjadi radiasi. Lagian bom atom berbeda dengan PLTN. Bom atom melepas seluruh energi atom, sedangkan PLTN hanya menggunakan sebagian kecil atom, tidak perlu ditakutkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Penelitian Geografi Terapan UI, Triato Nurlambang mengatakan, saat ini nuklir menjadi sumber energi utama dunia. “Kalau saya tidak salah di dunia sudah ada 438 reaktor nuklir di dunia,” ucapnya.

Dia menambahkan, pemilik nuklir nomor wahid adalah Amerika Serikat. Kedua Francis, ketiga Rusia, keempat Jepang. “Sementara Indonesia hanya sibuk konflik, PLTN belum terbentuk DPR sudah banyak yang konflik,” tandas Triarto.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0455 seconds (0.1#10.140)