PT Timah targetkan produksi 45 ribu ton
A
A
A
Sindonews.com - PT Timah menargetkan produksi timah sebesar 40-45 ribu ton timah. Angka ini naik 10-15 persen dibandingkan angka produksinya di 2011 sebesar 30 ribu. Hal ini tertuang dalam Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan tahun ini yang diusahakan secara konsolidasi.
"Tahun ini, produksi ditargetkan mencapai 40-45 ribu ton, 90-95 persenya biasanya produksi kami di ekspor. Bukan karena kita tidak mau mengolah, tetapi karena serapan industri dalam negeri rendah," ujar Dirut Timah Sukrisno dalam konferensi pers usai RUPS 2011 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (18/4/2012).
PT Timah sendiri sempat mengalami penurunan laba bersih di 2011 menjadi Rp896 miliar dari sebelumnya Rp947,9 miliar karena ketidakstabilan harga timah dunia. Pada tahun ini baik secara laba, produksi dan volume produksinya ditargetkan naik sekira 10-15 persen.
Ketika ditanya mengenai prediksi harga timah tahun ini, Sekretaris perusahaan Timah Abrun Abubakar mengaku tidak bisa memperkirakannya. Hal tersebut, lantaran harga timah tidak hanya dipengaruhi supply timah saja tetapi juga spekulan.
"Karena kadang timah tidak langsung digunakan di enduser tapi disimpan dulu biar harganya naik. Biasanya di kuartal I harga timah agak rendah, naik di kuartal II dan ke III dan kemudian menurun lagi di kuartal IV," tandas dia. (ank)
"Tahun ini, produksi ditargetkan mencapai 40-45 ribu ton, 90-95 persenya biasanya produksi kami di ekspor. Bukan karena kita tidak mau mengolah, tetapi karena serapan industri dalam negeri rendah," ujar Dirut Timah Sukrisno dalam konferensi pers usai RUPS 2011 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (18/4/2012).
PT Timah sendiri sempat mengalami penurunan laba bersih di 2011 menjadi Rp896 miliar dari sebelumnya Rp947,9 miliar karena ketidakstabilan harga timah dunia. Pada tahun ini baik secara laba, produksi dan volume produksinya ditargetkan naik sekira 10-15 persen.
Ketika ditanya mengenai prediksi harga timah tahun ini, Sekretaris perusahaan Timah Abrun Abubakar mengaku tidak bisa memperkirakannya. Hal tersebut, lantaran harga timah tidak hanya dipengaruhi supply timah saja tetapi juga spekulan.
"Karena kadang timah tidak langsung digunakan di enduser tapi disimpan dulu biar harganya naik. Biasanya di kuartal I harga timah agak rendah, naik di kuartal II dan ke III dan kemudian menurun lagi di kuartal IV," tandas dia. (ank)
()