ITB berduka atas meninggalnya Wamen ESDM
ITB berduka atas meninggalnya Wamen ESDM
A
A
A
Sindonews.com - Kepergian Wakil Menteri (Wamen) ESDM Widjajono Partowidagdo meninggalkan luka tersendiri bagi segenap civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebab, sebelum diangkat sebagai wamen, beliau merupakan guru besar ITB bidang pertambangan dan perminyakan.
Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, kepergian Widjajono merupakan duka tersendiri bagi ITB. "Kami kehilangan guru besar yang ahli di bidang pertambangan dan perminyakan. Beliau tahu persis tentang energi di Indonesia," kata Akhmaloka sebagaimana dikutip dari Okezone melalui telepon, Sabtu (21/4/2012).
Dalam kenangannya, Akhmaloka mengingat Widjajono sebagai sosok pekerja keras. "Beliau adalah sosok pekerja keras dan pribadi yang aktif. Sebelum menjadi guru besar, beliau pernah menjabat sebagai wakil dekan, ketua program studi pertambangan dan perminyakan, dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya, pemikiran alumni ITB angkatan '70 itu sangat cemerlang dan dapat menjadi bahan referensi bagi para mahasiswa. "Pemikiran beliau dituangkan dalam banyak tulisan yang dapat dijadikan sumber bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian atau karya tulis," tuturnya.
Mengenai kebiasaan Widjajono yang gemar mendaki gunung, Akhmaloka membenarkannya. Menurut Akhmaloka, di setiap waktu luang yang dimiliki, Widjajono akan memanfaatkannya untuk naik gunung.
"Beliau memang hobi mendaki gunung. Tiap ada waktu luang pasti akan mendaki gunung. Bahkan, beliau pernah mendaki gunung di Argentina. Mungkin medan kali ini (Gunung Tambora) sulit untuk ditempuh," katanya menjelaskan.
Dia menyatakan, masih menunggu informasi dari pihak keluarga mengenai tempat persemayaman terakhir Widjajono. "Kami masih berkoordinasi dengan pihak keluarga. Biasanya, jika ada guru besar ITB yang meninggal akan disemayamkan di aula Barat ITB. Tapi, karena beliau sekarang sudah menjadi wamen, maka akan ada upacara kenegaraan," ujarnya.
Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, kepergian Widjajono merupakan duka tersendiri bagi ITB. "Kami kehilangan guru besar yang ahli di bidang pertambangan dan perminyakan. Beliau tahu persis tentang energi di Indonesia," kata Akhmaloka sebagaimana dikutip dari Okezone melalui telepon, Sabtu (21/4/2012).
Dalam kenangannya, Akhmaloka mengingat Widjajono sebagai sosok pekerja keras. "Beliau adalah sosok pekerja keras dan pribadi yang aktif. Sebelum menjadi guru besar, beliau pernah menjabat sebagai wakil dekan, ketua program studi pertambangan dan perminyakan, dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya, pemikiran alumni ITB angkatan '70 itu sangat cemerlang dan dapat menjadi bahan referensi bagi para mahasiswa. "Pemikiran beliau dituangkan dalam banyak tulisan yang dapat dijadikan sumber bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian atau karya tulis," tuturnya.
Mengenai kebiasaan Widjajono yang gemar mendaki gunung, Akhmaloka membenarkannya. Menurut Akhmaloka, di setiap waktu luang yang dimiliki, Widjajono akan memanfaatkannya untuk naik gunung.
"Beliau memang hobi mendaki gunung. Tiap ada waktu luang pasti akan mendaki gunung. Bahkan, beliau pernah mendaki gunung di Argentina. Mungkin medan kali ini (Gunung Tambora) sulit untuk ditempuh," katanya menjelaskan.
Dia menyatakan, masih menunggu informasi dari pihak keluarga mengenai tempat persemayaman terakhir Widjajono. "Kami masih berkoordinasi dengan pihak keluarga. Biasanya, jika ada guru besar ITB yang meninggal akan disemayamkan di aula Barat ITB. Tapi, karena beliau sekarang sudah menjadi wamen, maka akan ada upacara kenegaraan," ujarnya.
()
Explore More