Petani desak penentuan HPP gula

Senin, 23 April 2012 - 20:12 WIB
Petani desak penentuan...
Petani desak penentuan HPP gula
A A A


Sindonews.com - Kalangan petani tebu mendesak pemerintah segera menetapkan harga patokan pemerintah (HPP) gula sebelum musim giling tiba. Lambannya penetapan HPP ini akan menjadikan petani tebu bimbang dalam menentukan dan menghitung laba rugi tanaman tebu yang segera dipanen.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Kedawoeng, Mawardi, mengungkapkan, hingga beberapa pekan sebelum masa giling tebu dilaksanakan yakni 12 Mei mendatang, pemerintah belum juga menetapkan HPP gula. Menurutnya, penetapan HPP gula harus lebih tinggi dibanding tahun 2011 lalu yang sebesar Rp7.000/Kg.

"Sesuai perhitungan petani, HPP tahun ini minimal mencapai Rp8.500/Kg. Jika HPP gula sama seperti tahun lalu sebesar Rp7.000/Kg, petani akan mengalami kerugian. Karena komponen biaya tenaga kerja dan pupuk yang banyak terjadi kenaikan," kata Mawardi, seusai menerima kunjungan Michael, peneliti gula dari BSES Australia.

Selain penetapan HPP, APTR juga mendesak agar pemerintah segera menghentikan impor gula yang saat ini baru beredar di pasaran sebanyak 60.000 ton atau 25 persen dari jumlah total 240.000 ton. Mengacu SK Menperindag No 527 tahun 2004, impor gula ini harus dihentikan satu bulan sebelum dan sesudah masa giling tebu.

"Kami minta pemerintah konsisten dalam menerapkan aturan yang dibuat. Jika kran impor gula masih terus dibuka bersamaan dengan masa giling tebu, petani kembali akan mengalami kerugian," tandas Mawardi.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke kebun tebu rakyat, Michael mengungkapkan bahwa industrialisasi tebu di Australia tetap mengedepankan dan melestarikan lingkungan. Bahkan untuk program kelestarian lingkungan ini, pemerintah federal memberikan subsidi 50 persen dari kebutuhan normalisasi lahan yang tercemar insektisida.

"Pemerintah federal mengalokasikan anggaran 50 persen dari kebutuhan untuk menormalisasi lingkungan yang diduga tercemar insektisida. Dalam hal pemupukan tanaman, juga dilakukan dalam ambang batas tertentu. Sehingga pasokan dan sumber air tetap terjaga kelestariannya," kata Michael. (bro)
()
Berita Terkini
Perdana, PT Ceria Berhasil...
Perdana, PT Ceria Berhasil Produksi Ferronickel
50 menit yang lalu
MNC Asset Management...
MNC Asset Management Mendorong Program Dana Abadi di Seluruh Kampus Indonesia
1 jam yang lalu
MNC Asset Management...
MNC Asset Management dan Universitas Binawan Teken MoU Endowment Fund Dukung Beasiswa
2 jam yang lalu
Efek Tarif AS, Sejumlah...
Efek Tarif AS, Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi
3 jam yang lalu
BNI Cetak Laba Bersih...
BNI Cetak Laba Bersih Rp5,4 T di Awal 2025, Kredit dan Tabungan Tumbuh Solid
3 jam yang lalu
PCP Raih Standar Internasional...
PCP Raih Standar Internasional Tertinggi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3 jam yang lalu
Infografis
Lawan AS, Desak Eropa...
Lawan AS, Desak Eropa Ganti Jet Tempur Siluman F-35 dengan Rafale
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved