BK pertambangan hanya untuk komoditas tertentu

Selasa, 24 April 2012 - 11:06 WIB
BK pertambangan hanya untuk komoditas tertentu
BK pertambangan hanya untuk komoditas tertentu
A A A


Sindonews.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan pemberlakuan Bea Keluar (BK) terhadap hasil tambang tidak dipukul rata. Pasalnya antara satu komoditas dengan komoditas lainnya memiliki perbedaan dari segi pengolahan.

"Ini yang mau dirapatkan. Saya kurang sependapat jika dipukul rata 15 atau 25 persen. Kalau ini untuk seluruh mineral saya tidak sepakat, bisa saja untuk beberapa komoditas, tapi kita harus pilah," ujar Gita saat ditemui seusai rapat koordinasi terkait dengan Kontrak Karya di kantor Kementerian Koordinasi bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Menurutnya, aturan tersebut tidak bisa diimplikasikan di semua komoditas karena bergantung pada hilirisasi setiap hasil tambang. "Angka tertentu harus diaplikasikan untuk beberapa komoditas. Tapi beberapa komoditas itu harus beda dengan komoditas lainnya, tergntung dari segala hilirisasi yang dilakukan," lanjutnya.

Sesuai dengan Permen ESDM No.7 tahun 2012, sebelum tahun 2014 para pengusaha tambang diwajibkan untuk membangun smelther. Agar setiap hasil tambang tidak terlalu mentah untuk diekspor. Akan tetapi jika kewajiban itu tidak dilakukan, maka akan dikenakan BK.

"Inilah kenapa harus dilakukan hilirisasi, tapi masing-masing komoditas skala hilirisasi berbeda-beda, ada yang sudah jalan, ada yang belum sama sekali. Kalau yang belum jalan sama sekali, kita akan ketok biaya keluar yang tinggi," jelasnya.

Sebelumnya, Gita mengatakan, berapa besar bea keluar itu akan segera diputuskan oleh pemerintah dalam waktu dekat. "Pembedaan per produk saya rasa lebih refined. Kita akan duduk bersama. Outputnya kalau sepakat dengan Pak Menko dan Menteri ESDM akan memukul rata semua. Tergantung komoditas apa. Karena sudah ada domestic market obligation (DMO) untuk batubara. Bijih besi yang tidak ada hilirisasi bisa lebih proaktif. Nikel juga. Harus dikonsolidasi," kata Gita.

Bea keluar ekspor barang tambang, kata dia, sama dengan yang sudah diterapkan pada komoditas CPO, di mana semangatnya adalah agar tercapainya program hilirisasi. "Saya sangat rangkul semangat minerba. Akhir 2014 hilirisasi. Semangatnya untuk hilirisasi seperti CPO. Dengan bea keluar sudah terjadi hilirisasi. Untuk batu bara dan non batubara. Di luar batubara ada bauksit, nikel, dan bijih besi," jelasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5850 seconds (0.1#10.140)