PT PNM siap terbitkan obligasi Rp500 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan menerbitkan obligasi sebesar Rp500 miliar pada Oktober tahun ini. Selain itu, perseroan juga akan menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dengan total nilai mencapai Rp600 miliar.
Direktur Keuangan PNM Persero Lintang Noegroho mengatakan, pernyataan efektif penerbitan obligasi tersebut akan diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada September 2012. “Kami harapkan obligasi bisa diterbitkan pada Oktober tahun ini,” kata dia di Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Lebih lanjut Lintang menjelaskan, perseroan sedang menunggu keluarnya peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk melaksanakan aksi korporasinya tersebut, Lintang mengungkapkan, perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter) obligasi. Adapun, tenor dari obligasi tersebut antara 3-5 tahun, dengan kupon obligasi di atas tujuh persen.
Dana hasil penerbitan obligasi tersebut, kata Lintang, akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan ke sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui Unit Layanan Modal Mikro (Ullam).
Executive Vice President PNM Bambang Siswaji menambahkan, kebutuhan dana untuk Ullam pada tahun ini sebesar Rp2,5 triliun. Adapun sumber dana tersebut berasal dari internal dan eksternal perusahaan. “Sumbernya berasal dari obligasi, RDPT dan sisanya dari perputaran uang di perusahaan,” ujar dia.
Bambang merinci, dana tersebut berasal dari obligasi sebesar Rp500 miliar, Rp600 miliar dari RDPT dan sisanya dari internal perusahaan. Sementara itu, perseroan akan menerbitkan RDPT dalam dua tahap dengan total dana mencapai Rp600 miliar.
Tahap pertama, PNM akan menerbitkan RDPT pada Juni atau Juli tahun ini senilai Rp300 miliar. Selanjutnya, RDPT dengan nilai yang sama akan kembali diterbitkan tiga bulan setelahnya.
Mengenai kinerja kuartal I/2012, Bambang menuturkan, perseroan berhasil membukukan kinerja positif. Tercatat, laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp8 miliar didorong capaian pendapatan sebesar Rp200 miliar. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh menjadi Rp900 miliar. Sementara pendapatan yang berhasil dibukukan perseroan pada tahun lalu sebesar Rp697,57 miliar, dengan laba bersih senilai Rp32,17 miliar. (ank)
Direktur Keuangan PNM Persero Lintang Noegroho mengatakan, pernyataan efektif penerbitan obligasi tersebut akan diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada September 2012. “Kami harapkan obligasi bisa diterbitkan pada Oktober tahun ini,” kata dia di Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Lebih lanjut Lintang menjelaskan, perseroan sedang menunggu keluarnya peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk melaksanakan aksi korporasinya tersebut, Lintang mengungkapkan, perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter) obligasi. Adapun, tenor dari obligasi tersebut antara 3-5 tahun, dengan kupon obligasi di atas tujuh persen.
Dana hasil penerbitan obligasi tersebut, kata Lintang, akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan ke sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui Unit Layanan Modal Mikro (Ullam).
Executive Vice President PNM Bambang Siswaji menambahkan, kebutuhan dana untuk Ullam pada tahun ini sebesar Rp2,5 triliun. Adapun sumber dana tersebut berasal dari internal dan eksternal perusahaan. “Sumbernya berasal dari obligasi, RDPT dan sisanya dari perputaran uang di perusahaan,” ujar dia.
Bambang merinci, dana tersebut berasal dari obligasi sebesar Rp500 miliar, Rp600 miliar dari RDPT dan sisanya dari internal perusahaan. Sementara itu, perseroan akan menerbitkan RDPT dalam dua tahap dengan total dana mencapai Rp600 miliar.
Tahap pertama, PNM akan menerbitkan RDPT pada Juni atau Juli tahun ini senilai Rp300 miliar. Selanjutnya, RDPT dengan nilai yang sama akan kembali diterbitkan tiga bulan setelahnya.
Mengenai kinerja kuartal I/2012, Bambang menuturkan, perseroan berhasil membukukan kinerja positif. Tercatat, laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp8 miliar didorong capaian pendapatan sebesar Rp200 miliar. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh menjadi Rp900 miliar. Sementara pendapatan yang berhasil dibukukan perseroan pada tahun lalu sebesar Rp697,57 miliar, dengan laba bersih senilai Rp32,17 miliar. (ank)
()