Permintaan gas domestik diprediksi meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, hal tersebut mendorong peningkatan harga produknya. Maka gas bumi yang lebih murah menjadi pilihan baru bagi konsumen dalam negeri, hal ini disinyalir menjadi pemicu meningkatnya permintaan gas.
"Ke depan, permintaan gas domestik diperkirakan akan terus meningkat pesat, yaitu dari sekitar 3.500 MMSCFD pada 2009 menjadi 4.700 MMSCFD pada 2015," ucap Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto pada siaran persnya di Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Dia menambahkan hal ini juga dipicu oleh program pemerintah untuk merevitalisasi pabrik pupuk guna meningkatkan ketahanan pangan, optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit listrik, permintaan bahan baku industri, serta program konversi BBM ke bahan bakar gas untuk transportasi dan rumah tangga.
“Peningkatan permintaan tersebut harus dijawab dengan semakin banyaknya infrastruktur penerima LNG dan pipa transportasi gas. Pertamina siap menjadi back bone bagi upaya pemenuhan kebutuhan gas tersebut dengan mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi nasional,” tuturnya.
Pertamina dalam jangka pendek segera menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur LNG nasional, di antaranya modifikasi kilang LNG Arun menjadi terminal penerima berikut pipa transmisinya dari Aceh ke Sumatera Utara, jaringan Integrated Trans Java Pipeline, dan beberapa terminal penerima LNG mini di sembilan titik untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN di Kawasan Timur Indonesia.
“Untuk itu, kami sangat berkepentingan untuk mengamankan pasokan LNG nasional agar pemanfaatan LNG sebagai energi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan dapat terus meningkat di Tanah Air. Kami juga mendukung upaya pemerintah untuk terus mendorong agar produsen gas memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gas domestik,” tandasnya. (ank)
"Ke depan, permintaan gas domestik diperkirakan akan terus meningkat pesat, yaitu dari sekitar 3.500 MMSCFD pada 2009 menjadi 4.700 MMSCFD pada 2015," ucap Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto pada siaran persnya di Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Dia menambahkan hal ini juga dipicu oleh program pemerintah untuk merevitalisasi pabrik pupuk guna meningkatkan ketahanan pangan, optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit listrik, permintaan bahan baku industri, serta program konversi BBM ke bahan bakar gas untuk transportasi dan rumah tangga.
“Peningkatan permintaan tersebut harus dijawab dengan semakin banyaknya infrastruktur penerima LNG dan pipa transportasi gas. Pertamina siap menjadi back bone bagi upaya pemenuhan kebutuhan gas tersebut dengan mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi nasional,” tuturnya.
Pertamina dalam jangka pendek segera menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur LNG nasional, di antaranya modifikasi kilang LNG Arun menjadi terminal penerima berikut pipa transmisinya dari Aceh ke Sumatera Utara, jaringan Integrated Trans Java Pipeline, dan beberapa terminal penerima LNG mini di sembilan titik untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN di Kawasan Timur Indonesia.
“Untuk itu, kami sangat berkepentingan untuk mengamankan pasokan LNG nasional agar pemanfaatan LNG sebagai energi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan dapat terus meningkat di Tanah Air. Kami juga mendukung upaya pemerintah untuk terus mendorong agar produsen gas memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gas domestik,” tandasnya. (ank)
()