Gagal naikkan BBM, RI gagal dapat rating S&P
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan tidak terlalu mencemaskan jika Standars and Poors (S&P) tidak memberikan rating positif terhadap Indonesia. Karena menurutnya, melakukan upaya untuk mencapai rating A merupakan langkah yang lebih baik.
"Saya tidak terlalu cemas kami tidak bisa memperoleh rating investasi standard and poors kali ini. Tapi kita berkeyakinan dengan apapun yang kita lakukan bisa membuahkan single A Rating, di beberapa tahun ke depan. Kita harus terus melakukannya," ujar Gita saat ditemui wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Dirinya menuturkan, alasan S&P belum memberikan rating investasi sampai saat ini adalah tidak berhasilnya pemerintah dalam menaikan harga BBM bersubsidi yang direncakan 1 April lalu. Padahal, sebenarnya itu tidak bisa dijadikan alasan yang mutlak, karena masih banyak hal positif lainnya. seperti, misalnya konsentrasi Indonesia dalam menjaga defisit sesuai dengan Undang-undang dan kemudian adalah fiskal yang tergolong sehat.
"Kalau dalam konteks kita sudah bisa menunjukkan kehati-hatian, ya semestinya dibandingkan di negara-negara seluruh dunia ini, itu mudah-mudahan bisa membuahkan persepsi dan opini yang lebih positif," jelas Gita.
Kepala BKPM ini juga mengungkapkan, sejauh ini Indonesia tetap bisa melakukan ekspor dengan cukup baik dan dapat menarik investasi dalam jumlah yang besar. Walaupun, masih ada hal yang harus diperbaiki seperti pada regulasi.
"Kami masih bisa melakukan ekspor serta menarik investasi dalam jumlah yang besar. Dan kalau dilihat di luar itu, postur fiskal kita dengan prinsip kehati-hatian, ini tentunya akan membuat kesinambungan yang lebih baik. Ini sepertinya harus dicatat," jelasnya.
Dia menambahkan yang terpenting adalah melakukan perbaikan pada regulasi yang bisa dianggap agak membingungkan dan bisa membuahkan persepsi yang kurang baik. (ank)
"Saya tidak terlalu cemas kami tidak bisa memperoleh rating investasi standard and poors kali ini. Tapi kita berkeyakinan dengan apapun yang kita lakukan bisa membuahkan single A Rating, di beberapa tahun ke depan. Kita harus terus melakukannya," ujar Gita saat ditemui wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Dirinya menuturkan, alasan S&P belum memberikan rating investasi sampai saat ini adalah tidak berhasilnya pemerintah dalam menaikan harga BBM bersubsidi yang direncakan 1 April lalu. Padahal, sebenarnya itu tidak bisa dijadikan alasan yang mutlak, karena masih banyak hal positif lainnya. seperti, misalnya konsentrasi Indonesia dalam menjaga defisit sesuai dengan Undang-undang dan kemudian adalah fiskal yang tergolong sehat.
"Kalau dalam konteks kita sudah bisa menunjukkan kehati-hatian, ya semestinya dibandingkan di negara-negara seluruh dunia ini, itu mudah-mudahan bisa membuahkan persepsi dan opini yang lebih positif," jelas Gita.
Kepala BKPM ini juga mengungkapkan, sejauh ini Indonesia tetap bisa melakukan ekspor dengan cukup baik dan dapat menarik investasi dalam jumlah yang besar. Walaupun, masih ada hal yang harus diperbaiki seperti pada regulasi.
"Kami masih bisa melakukan ekspor serta menarik investasi dalam jumlah yang besar. Dan kalau dilihat di luar itu, postur fiskal kita dengan prinsip kehati-hatian, ini tentunya akan membuat kesinambungan yang lebih baik. Ini sepertinya harus dicatat," jelasnya.
Dia menambahkan yang terpenting adalah melakukan perbaikan pada regulasi yang bisa dianggap agak membingungkan dan bisa membuahkan persepsi yang kurang baik. (ank)
()