Pakan ternak penyebab wabah sapi gila AS
A
A
A
Sindonews.com - Wabah sapi gila yang sedang melanda peternakan sapi di negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) disinyalir berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh ternak itu.
Sekedar informasi, jenis penyakit sapi gila ini adalah penyakit mematikan akibat virus spongiform encephalopathy (BSE) yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang sapi.
"Penyakit tersebut timbul karena perubahan menu makan sapi yang terbiasa makan rumput menjadi makanan yang mengandung konsentrat seperti daging," jelas mantan Ketua Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) Suhadi sebagaimana dikutip dari Okezone, Kamis (26/4/2012).
Namun demikian, dia mengatakan saat ini ada beberapa negara yang menentang pengubahan menu makan tersebut. Kasus penyakit sapi gila di Amerika pernah menghebohkan dunia pada 2003, 2005, dan 2006. Sehingga mengakibatkan pasar daging asal Amerika anjlok.
Adapun 24 negara tercatat menghentikan impor. Sehingga peternak Amerika mengalami kerugian tahunan sebesar USD3,1 miliar pada 2004 hingga 2007.
Indonesia sendiri telah melakukan langkah penghentian sementara (suspensi) impor daging sapi dari AS tersebut. Namun, belum diketahui secara pasti batas waktu penghentian impor daging tersebut.
"Ini dilakukan sampai ada notifikasi penanganan penyakit (sapi gila) tersebut dari Amerika," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini.
Dia mengatakan, selain daging impor yang mayoritas dikonsumsi manusia, pemerintah juga menerapkan notifikasi tersebut pada konsumsi pakan ternak.
"Jika ada daging yang dikapalkan sebelum 24 April tersebut terindikasi wabah sapi gila, maka akan dimusnahkan atau ditolak," tutup Banun.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspindi) menyebut, porsi impor daging asal Amerika Serikat (AS) hanya sebesar 20 persen dari total impor daging Indonesia. Ketua Aspidi Thomas Sembiring menjelaskan, pada tahun 2011 lalu, dari total kuota impor sebesar 100 ribu ton, impor daging Amerika mencapai sekira 20 ribu ton.
"Jadi jumlahnya cuma sekira 20 persen. Kalau nilai impor (daging Amerika) berarti tinggal dikalikan. 20 ribu ton dikali dengan harga Rp55 ribu per kilogram," ungkap Thomas.
Sekedar informasi, jenis penyakit sapi gila ini adalah penyakit mematikan akibat virus spongiform encephalopathy (BSE) yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang sapi.
"Penyakit tersebut timbul karena perubahan menu makan sapi yang terbiasa makan rumput menjadi makanan yang mengandung konsentrat seperti daging," jelas mantan Ketua Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) Suhadi sebagaimana dikutip dari Okezone, Kamis (26/4/2012).
Namun demikian, dia mengatakan saat ini ada beberapa negara yang menentang pengubahan menu makan tersebut. Kasus penyakit sapi gila di Amerika pernah menghebohkan dunia pada 2003, 2005, dan 2006. Sehingga mengakibatkan pasar daging asal Amerika anjlok.
Adapun 24 negara tercatat menghentikan impor. Sehingga peternak Amerika mengalami kerugian tahunan sebesar USD3,1 miliar pada 2004 hingga 2007.
Indonesia sendiri telah melakukan langkah penghentian sementara (suspensi) impor daging sapi dari AS tersebut. Namun, belum diketahui secara pasti batas waktu penghentian impor daging tersebut.
"Ini dilakukan sampai ada notifikasi penanganan penyakit (sapi gila) tersebut dari Amerika," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini.
Dia mengatakan, selain daging impor yang mayoritas dikonsumsi manusia, pemerintah juga menerapkan notifikasi tersebut pada konsumsi pakan ternak.
"Jika ada daging yang dikapalkan sebelum 24 April tersebut terindikasi wabah sapi gila, maka akan dimusnahkan atau ditolak," tutup Banun.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspindi) menyebut, porsi impor daging asal Amerika Serikat (AS) hanya sebesar 20 persen dari total impor daging Indonesia. Ketua Aspidi Thomas Sembiring menjelaskan, pada tahun 2011 lalu, dari total kuota impor sebesar 100 ribu ton, impor daging Amerika mencapai sekira 20 ribu ton.
"Jadi jumlahnya cuma sekira 20 persen. Kalau nilai impor (daging Amerika) berarti tinggal dikalikan. 20 ribu ton dikali dengan harga Rp55 ribu per kilogram," ungkap Thomas.
()