Perencanaan tol Semarang-Solo harus matang & detail

Jum'at, 27 April 2012 - 11:15 WIB
Perencanaan tol Semarang-Solo...
Perencanaan tol Semarang-Solo harus matang & detail
A A A
Sindonews.com – Pembangunan jalan tol Semarang-Solo harus direncanakan lagi secara matang dan cermat. Lokasi yang akan dibangun fisik jalan maupun jembatan juga harus terencana dengan baik, khususnya mengenai skala gambar diperdetail agar target pemerintah untuk menyelesaikan jalan tol tersebut pada 2014 tercapai.

Pakar geologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Dwiyanto Joko Suprapto mengatakan, berdasarkan pengalaman pada pembangunan tol ruas Semarang-Ungaran (seksi I), proses pembangunan tidak direncanakan dengan baik. Karena dalam perjalanannya, banyak bangunan fisik yang akhirnya tidak sesuai dengan perencanaan awal. Karena data lapangan berbeda jauh dengan perencanaan, terpaksa untuk merampungkan dibuat dengan cara rekayasa.

”Semisal mau membangun jembatan, harus diberi skala yang tepat. Agar pada akhirnya skala tersebut dapat digunakan di lapangan, tidak terlalu kecil,” katanya. Sungai yang akan dilewati, juga perlu dipetakan dengan baik. Jangan hanya diberi garis saja bahwa itu pertanda sungai, seperti pada pembangunan tol seksi I.”Peta geologi yang sesuai dengan perencanaan belum ada. Jadi biar jelas berapa pilar yang ada di jembatan yang akan dibangun,” katanya.

Menurutnya, sebenarnya di Jawa Tengah ini banyak pakar yang berpengalaman di bidang konstruksi. Sejumlah proyek besar seperti pembangunan Waduk Wonogiri, Wadaslintang, juga tak lepas dari tangan-tangan ahli.”Tapi sayangnya untuk jalan tol,tidak ada yang dilibatkan sama sekali. Mudah sebenarnya, tinggal gelar diskusi kecil 15 orang dari beberapa pakar agar bisa memberikan masukan,” beber Ketua Program Studi Teknik Geologi Undip ini.

Pakar hidrologi Undip Semarang Prof Dr Robert Kodoatie menuturkan, ruas tol Semarang-Solo ini yang paling diwaspadai terjadi longsor adalah di kawasan Kelurahan Susukan, Ungaran dan Desa Lemahireng, Bawen, karena terdapat formasi kerek. Sedangkan di ruas Salatiga- Boyolali, tidak terlalu rumit dan pekerjaan fisik bisa dilakukan oleh ahli konstruksi, tanpa melibatkan para ahli.

”Kontraktor akhirnya bisa mengerti, setelah mengeluh dibor lalu longsor, dibor longsor lagi. Ini sudah direspons oleh PT Trans Marga Jateng,” katanya. Formasi kerek merupakan genangan air yang ada di bawah tanah di kedalaman tertentu. Dia menyarankan, genangan air yang ada bawah tanah tersebut dibuat horisontal agar air tidak bisa mengalir. Karena air akan mengalir jika jalur yang dilalui miring.

Anggota Komisi D DPRD Jateng Sri Praptono tetap berharap, pembangunan jalan tol bisa selesai 2014. Karena jika dijadwalkan bisa selesai 2015, berarti sudah mengalami penundaan dua kali. Dirinya menyarankan agar dampak-dampak sosial dalam pembangunan layanan publik tersebut perlu diperhatikan.

”Karena masalah sekolah yang tergusur, perkantoran dan layanan kesehatan ini yang bisa mengganggu proses pembangunan jalan tol. Sejak awal harus direncanakan dengan baik, jangan sampai masalah nonteknis bisa mengganggu jadwal pentahapan,” kata dia.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0481 seconds (0.1#10.140)