Mamin dominasi waralaba
Mamin dominasi waralaba
A
A
A
Sindonews.com – Bisnis dengan sistem waralaba atau franchise makin berkembang. Data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyebutkan, di Indonesia, total gerai waralaba mencapai 39 ribu.
Sekitar 50 persen lebih diantaranya bergerak di sektor makanan dan minuman (mamin) atau food and beverage. Sedangkan dari jumlah merek waralaba, 100 waralaba berstatus lokal dan 220 waralaba asing.Setelah waralaba mamin,jumlah terbesar berikutnya adalah waralaba bidang pendidikan sebesar 10 persen, salon 7,5 persen dan sisanya jasa binatu dan fashion. Ketua AFI, Anang Sukandar mengatakan, waralaba mamin memang cukup menjanjikan.
Apalagi sektor ini merupakan kebutuhan pokok. Berkembangnya waralaba mamin ini juga tak lepas dari situasi perekonomian Jawa Timur (Jatim) yang kian membaik. Sehingga, daya beli masyarakat juga naik. ”Pertumbuhan bisnis dengan sistem waralaba di Indonesia, tiap tahun tumbuh sekitar dua persen,”ujarnya.
Anang menambahkan, untuk pertumbuhan business opportunity (BO) atau sektor usaha yang berpotensi menjadi waralaba, mencapai delapan persen. Saat ini, jumlah BO sebanyak 1.600. Pertumbuhan BO lebih tinggi karena karakter orang Indonesia ingin cepat berhasil. Karakter bisnis ini, jika beberapa tahun tidak ada kemajuan,maka akan ditutup. Padahal, untuk menjadi waralaba memerlukan waktu yang tidak singkat. Contohnya, Es Teller 77, bisa sukses setelah berjuang 30 tahun.
”BO, yang sebenarnya belum memenuhi syarat untuk menjadi waralaba terkadang dijual.Maka,pembeli waralaba harus jeli,”imbuh Anang. Sementara itu,salah satu waralaba, Mokka Factory, sejak berdiri tahun 2009 hingga sekarang sudah memiliki 13 outlet. Pada pertengahan tahun ini, akan menambah tujuh outlet. Tiga diantaranya di Surabaya yang rencana selesai dua bulan kedepan.
”Perluasan pasar ini seiring permintaan konsumen terhadap beragam komoditas makanan minuman.Apalagi pangsa pasar makanan dan minuman di Jawa Timur, khususnya Surabaya cukup besar,” kata, Manager Area Timur, Mokko Factory,Debora Dewi.
Sekitar 50 persen lebih diantaranya bergerak di sektor makanan dan minuman (mamin) atau food and beverage. Sedangkan dari jumlah merek waralaba, 100 waralaba berstatus lokal dan 220 waralaba asing.Setelah waralaba mamin,jumlah terbesar berikutnya adalah waralaba bidang pendidikan sebesar 10 persen, salon 7,5 persen dan sisanya jasa binatu dan fashion. Ketua AFI, Anang Sukandar mengatakan, waralaba mamin memang cukup menjanjikan.
Apalagi sektor ini merupakan kebutuhan pokok. Berkembangnya waralaba mamin ini juga tak lepas dari situasi perekonomian Jawa Timur (Jatim) yang kian membaik. Sehingga, daya beli masyarakat juga naik. ”Pertumbuhan bisnis dengan sistem waralaba di Indonesia, tiap tahun tumbuh sekitar dua persen,”ujarnya.
Anang menambahkan, untuk pertumbuhan business opportunity (BO) atau sektor usaha yang berpotensi menjadi waralaba, mencapai delapan persen. Saat ini, jumlah BO sebanyak 1.600. Pertumbuhan BO lebih tinggi karena karakter orang Indonesia ingin cepat berhasil. Karakter bisnis ini, jika beberapa tahun tidak ada kemajuan,maka akan ditutup. Padahal, untuk menjadi waralaba memerlukan waktu yang tidak singkat. Contohnya, Es Teller 77, bisa sukses setelah berjuang 30 tahun.
”BO, yang sebenarnya belum memenuhi syarat untuk menjadi waralaba terkadang dijual.Maka,pembeli waralaba harus jeli,”imbuh Anang. Sementara itu,salah satu waralaba, Mokka Factory, sejak berdiri tahun 2009 hingga sekarang sudah memiliki 13 outlet. Pada pertengahan tahun ini, akan menambah tujuh outlet. Tiga diantaranya di Surabaya yang rencana selesai dua bulan kedepan.
”Perluasan pasar ini seiring permintaan konsumen terhadap beragam komoditas makanan minuman.Apalagi pangsa pasar makanan dan minuman di Jawa Timur, khususnya Surabaya cukup besar,” kata, Manager Area Timur, Mokko Factory,Debora Dewi.
()
Explore More