IATA bakal tambah 6 armada
A
A
A
Sindonews.com – PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) berencana menambah lima hingga enam armada baru untuk melayani beberapa rute baru yang akan dibuka pada tahun ini.
Untuk kebutuhan itu, perseroan memperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar USD52 juta yang berasal dari internal dan eksternal. Presiden Direktur IATA Syafril Nasution mengatakan, konsentrasi perseroan ke depan adalah terus mengembangkan penerbangan berjadwal, khususnya di wilayah Indonesia tengah. IATA tetap mempertahankan penerbangan carter kepada perusahaan minyak dan gas.“Ataupun kepada perusahaan- perusahaan besar untuk jangka menengah dan panjang,” kata Syafril dalam paparan publik di Jakarta kemarin.
Pesawat yang akan didatangkan berjenis sayap tetap (fixed swing) ATR 42-500 dengan kapasitas 46 penumpang. Diharapkan kehadiran pesawat tersebut bisa meningkatkan pendapatan perseroan lebih dari 20 persen. Apalagi perseroan juga tengah mempersiapkan diri melayani rute baru di Indonesia tengah. Pada saat ini, perseroan mengoperasikan 17 pesawat dengan perincian, enam unit helikopter (rotary wing) dan 11 unit fixed wing. Dia menuturkan, meningkatnya perekonomian nasional menyebabkan mobilitas masyarakat semakin tinggi.
Tidak aneh kalau dari tahun ke tahun jumlah penumpang penerbangan berjadwal terus meningkat. Jika pada 2010 hanya 51 juta penumpang, di 2011 menjadi 60 juta penumpang. Peluang itulah yang akan dimanfaatkan perseroan. Saat ini, perseroan telah melayani beberapa rute seperti Bali, Lombok,Kupang, Ruteng, Semarang, dan Labuan Bajo. Perseroan juga menargetkan mendapatkan dua kontrak senilai USD70 juta dalam jangka waktu lima tahun.
Kontrak tersebut berasal dari perusahaan minyak dan gas yang sedang beroperasi di Indonesia. Jika kontrak tersebut berhasil diperoleh, tidak menutup kemungkinan perseroan akan kembali menambah pesawat baru.Realisasi total penjualan pada 2011 mencapai Rp221,8 miliar atau meningkat 3,3 persen dibandingkan 2010sebesarRp214,6miliar.Terutama terjadi dari pendapatan contract charter yang naik Rp30,9 miliar (17,7 persen) dari Rp174,7 miliar di 2010 menjadi Rp205,6 miliar di 2011.
Sementara rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan kemarin menyetujui pemberian program Employee and Management Stocks Option Plan (EMSOP) dalam bentuk pemberian hak opsi sebanyak-banyaknya 1,2 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan di mana setiap satu hak opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham perseroan dengan membayar harga pelaksanaan yang akan diterbitkan dalam EMSOP.
RUPSLB juga telah menyetujui rencana perseroan menambah modal untuk memperkuat struktur permodalan perseroan serta pengembangan usaha dan mengantisipasi pengembangan kegiatan usaha baru.Jumlah penambahan modal setinggi-tingginya 10 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. RUPSLB juga telah memberikan persetujuan kepada perseroan untuk dapat menjaminkan sebagian besar aset perseroan maupun memberikan jaminan perusahaan kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi apabila dibutuhkan.
Tujuannya untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan usaha maupun modal kerja perseroan. Dihubungi terpisah, Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, rencana IATA memperbanyak rute penerbangan reguler sangat tepat. Alasannya,pada saat ini perekonomian di daerah tumbuh pesat.
Sehingga dibutuhkan maskapai penerbangan yang bisa menjembatani sejumlah wilayah yang tidak memiliki bandara besar.Apalagi,saat ini,belum banyak maskapai penerbangan yang fokus melayani rute seperti itu. “Ini bisa meningkatkan kinerja perseroan,”ujarnya.
Untuk kebutuhan itu, perseroan memperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar USD52 juta yang berasal dari internal dan eksternal. Presiden Direktur IATA Syafril Nasution mengatakan, konsentrasi perseroan ke depan adalah terus mengembangkan penerbangan berjadwal, khususnya di wilayah Indonesia tengah. IATA tetap mempertahankan penerbangan carter kepada perusahaan minyak dan gas.“Ataupun kepada perusahaan- perusahaan besar untuk jangka menengah dan panjang,” kata Syafril dalam paparan publik di Jakarta kemarin.
Pesawat yang akan didatangkan berjenis sayap tetap (fixed swing) ATR 42-500 dengan kapasitas 46 penumpang. Diharapkan kehadiran pesawat tersebut bisa meningkatkan pendapatan perseroan lebih dari 20 persen. Apalagi perseroan juga tengah mempersiapkan diri melayani rute baru di Indonesia tengah. Pada saat ini, perseroan mengoperasikan 17 pesawat dengan perincian, enam unit helikopter (rotary wing) dan 11 unit fixed wing. Dia menuturkan, meningkatnya perekonomian nasional menyebabkan mobilitas masyarakat semakin tinggi.
Tidak aneh kalau dari tahun ke tahun jumlah penumpang penerbangan berjadwal terus meningkat. Jika pada 2010 hanya 51 juta penumpang, di 2011 menjadi 60 juta penumpang. Peluang itulah yang akan dimanfaatkan perseroan. Saat ini, perseroan telah melayani beberapa rute seperti Bali, Lombok,Kupang, Ruteng, Semarang, dan Labuan Bajo. Perseroan juga menargetkan mendapatkan dua kontrak senilai USD70 juta dalam jangka waktu lima tahun.
Kontrak tersebut berasal dari perusahaan minyak dan gas yang sedang beroperasi di Indonesia. Jika kontrak tersebut berhasil diperoleh, tidak menutup kemungkinan perseroan akan kembali menambah pesawat baru.Realisasi total penjualan pada 2011 mencapai Rp221,8 miliar atau meningkat 3,3 persen dibandingkan 2010sebesarRp214,6miliar.Terutama terjadi dari pendapatan contract charter yang naik Rp30,9 miliar (17,7 persen) dari Rp174,7 miliar di 2010 menjadi Rp205,6 miliar di 2011.
Sementara rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan kemarin menyetujui pemberian program Employee and Management Stocks Option Plan (EMSOP) dalam bentuk pemberian hak opsi sebanyak-banyaknya 1,2 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan di mana setiap satu hak opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham perseroan dengan membayar harga pelaksanaan yang akan diterbitkan dalam EMSOP.
RUPSLB juga telah menyetujui rencana perseroan menambah modal untuk memperkuat struktur permodalan perseroan serta pengembangan usaha dan mengantisipasi pengembangan kegiatan usaha baru.Jumlah penambahan modal setinggi-tingginya 10 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. RUPSLB juga telah memberikan persetujuan kepada perseroan untuk dapat menjaminkan sebagian besar aset perseroan maupun memberikan jaminan perusahaan kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi apabila dibutuhkan.
Tujuannya untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan usaha maupun modal kerja perseroan. Dihubungi terpisah, Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, rencana IATA memperbanyak rute penerbangan reguler sangat tepat. Alasannya,pada saat ini perekonomian di daerah tumbuh pesat.
Sehingga dibutuhkan maskapai penerbangan yang bisa menjembatani sejumlah wilayah yang tidak memiliki bandara besar.Apalagi,saat ini,belum banyak maskapai penerbangan yang fokus melayani rute seperti itu. “Ini bisa meningkatkan kinerja perseroan,”ujarnya.
()