Produksi industri manufaktur di Aceh anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IMBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMMK) di Provinsi Aceh turun selama triwulan I 2012, dibanding realisasi produksi pada triwulan VI 2011.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Syeh Suhaimi mengatakan, produksi IMBS Aceh pada triwulan pertama ini anjlok sebesar 1,37 persen. Sementara produksi IMK di provinsi itu juga turun minus 0,22 persen.
“Ini sama-sama terjadi penurunan pada triwulan pertama,” katanya dalam konferensi pers di Banda Aceh, Selasa (1/5/2012).
Penurunan terbesar IMBS dalam tiga bulan terakhir terjadi pada produksi industri makanan yang mencapai 4,47 persen. Sementara produksi kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia hanya tumbuh sedikit yaitu 0,36 persen.
Suhaimi menambahkan, beberapa IMK pada triwulan satu 2012 juga mengalami penurunan produksi dibanding triwulan sebelumnya. IMK tersebut seperti industri kayu, barang dari kayu dan gabus (nonfurnitute) dan barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya turun 11,49 persen, kemudian industri pakaian jadi produksi juga anjlok sebesar 6,03 persen. Sedangkan produksi industri furniture tumbuh melambat dari 4,98 pada triwulan IV 2011 menjadi 9,89 persen pada triwulan satu lalu.
Pertumbuhan terbesar IMK terjadi pada produksi industri percetakan dan reproduksi media yakni mencapai 7,27 persen dibanding produksi triwulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pada Pemilukada Aceh.
Selanjutnya adalah produksi kelompok industri barang logam bukan mesin dan peralatan juga mengalami pertumbuhan hingga 7,10 persen.
Menurut Suhaimi turunnya produktivitas IMBS dan IMK di Aceh pada triwulan satu 2012 dipengaruhi oleh masih minimnya realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Provinsi tersebut.
“Ini pengaruh dari masih minimnya realisasi anggaran, industri manufaktur yang ada sekarang masih sangat tergantung pada realisasi anggaran pemerintah,” sebut dia. (ank)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Syeh Suhaimi mengatakan, produksi IMBS Aceh pada triwulan pertama ini anjlok sebesar 1,37 persen. Sementara produksi IMK di provinsi itu juga turun minus 0,22 persen.
“Ini sama-sama terjadi penurunan pada triwulan pertama,” katanya dalam konferensi pers di Banda Aceh, Selasa (1/5/2012).
Penurunan terbesar IMBS dalam tiga bulan terakhir terjadi pada produksi industri makanan yang mencapai 4,47 persen. Sementara produksi kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia hanya tumbuh sedikit yaitu 0,36 persen.
Suhaimi menambahkan, beberapa IMK pada triwulan satu 2012 juga mengalami penurunan produksi dibanding triwulan sebelumnya. IMK tersebut seperti industri kayu, barang dari kayu dan gabus (nonfurnitute) dan barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya turun 11,49 persen, kemudian industri pakaian jadi produksi juga anjlok sebesar 6,03 persen. Sedangkan produksi industri furniture tumbuh melambat dari 4,98 pada triwulan IV 2011 menjadi 9,89 persen pada triwulan satu lalu.
Pertumbuhan terbesar IMK terjadi pada produksi industri percetakan dan reproduksi media yakni mencapai 7,27 persen dibanding produksi triwulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pada Pemilukada Aceh.
Selanjutnya adalah produksi kelompok industri barang logam bukan mesin dan peralatan juga mengalami pertumbuhan hingga 7,10 persen.
Menurut Suhaimi turunnya produktivitas IMBS dan IMK di Aceh pada triwulan satu 2012 dipengaruhi oleh masih minimnya realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Provinsi tersebut.
“Ini pengaruh dari masih minimnya realisasi anggaran, industri manufaktur yang ada sekarang masih sangat tergantung pada realisasi anggaran pemerintah,” sebut dia. (ank)
()