Penolakan buah impor Makassar tunggu sikap Mentan
A
A
A
Sindonews.com - Penolakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel atas penerbitan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 89/2011 yang menetapkan Pelabuhan Soekarno Hatta sebagai pintu masuk buah impor tidak kunjung mendapat tanggapan dari Kementerian Pertanian.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang mengungkapkan, saat ini pihaknya masih menunggu kepastian dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang sebelumnya ditunda untuk sementara waktu. Selain menunggu kepastian tersebut, Agus juga mengimbau agar seluruh kesiapan serta fasilitas di Pelabuhan Soekarno-Hatta harus dimaksimalkan sehingga betul- betul siap menjalankan pemerintah pusat itu.
“Kita masih menunggu kepastian dari Jakarta. Tapi kelihatannya, di daerah masih ada kendala di lapangan, seperti infrastruktur yang belum siap,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis 3 Mei 2012.
Dipilihnya Makassar sebagai pintu masuk buah dan sayur impor ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 89/2011 tentang persyaratan teknis dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan buah-buahan dan sayuran segar ke dalam wilayah RI.
Peraturan tersebut rencananya sudah mulai berjalan sejak Maret 2012 lalu. Namun hingga sekarang, Kementan belum memberikan kejelasan pasti mengenai pemberlakukan kebijakan itu. “Prinsip kita, karena ini keputusan pemerintah pusat, maka kita siap melaksanakannya. Tapi kita harus siapkan dahulu fasilitasnya di pelabuhan,” bebernya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel.
Sementara itu, Penanggungjawab Badan Karantina Pertanian Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Nasruddin, menyebutkan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan segara kelengkapan dan fasilitas mengenai masuknya buah dan sayuran impor tersebut. Beberapa fasilitas yang disiapkan Badan Karantina Pertanian di antaranya gudang pendingin sebagai lokasi penyimpanan buah dan sayuran impor agar tetap segar.
Beberapa lokasi yang sementara ini disiapkan masing-masing dua pergudangan di Kawasan Industri Makassar (KIMA), serta beberapa peti kemas khusus di Pelabuhan Soekarno-Hatta. “Kita sudah siap sejak beberapa bulan lalu. Begitu dibuka kran impor,kita langsung jalan. Kalau memang rencana ini tidak jadi, tidak apa-apa juga. Karena ini urusan tingkat atas,” kilahnya.
Sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo secara tegas menolak masuknya komoditi impor di Sulsel. Hal tersebut lantaran saat ini para petani di daerah tengah berusaha keras meningkatkan produksi buah dan sayuran impor. Bahkan, gubernur mengancam akan melakukan razia dan penyitaan komoditi impor jika diberlakukan di Makassar.
Rencana razia tersebut juga telah dikoordinasikan dengan Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar. Selain itu, impor buah dan sayuran tersebut bertentangan dengan program pemprov yang berupaya melakukan ekspor komoditas holtikultura ke Singapura dan sejumlah Negara tetangga lainnya. (bro)
()