Produksi Petrokimia Gresik terkendala pasokan gas
A
A
A
Sindonews.com - PT Petrokimia Gresik mengaku belum maksimal dalam memproduksi pupuk. Penyebabnya adalah apasokan gas yang masih menemui kendala, sehingga pada tahun ini kapasitas produksi pupuk Petrokimia Gresik hanya mencapai 460 ribu ton.
Direktur Produksi PT Petrokimia Gresik Mulyono Prawiro menjelaskan, pasokan gas untuk produksi pupuk baru 85 persen atau mencapai 51 hingga 52 mmscfd. Itupun baru dipasok dari tiga blok sumur yakni Kangean Energi, PT PHE WMO, dan PT Pertamina-PetroChina East Java.
"Makanya kami tetap berharap ada pasokan tambahan gas sebesar 65 mmscfd lagi. Tambahan gas itu kami harapakan dari Blok Terang, Siraun dan Blok Batur," ucap Mulyono Prawiro, Minggu (6/5/2012).
Secara nasional kapasitas pupuk urea yang tergabung di PT Pupuk Indonesia Holding Company mencapai 8 juta ton. Menurut Mulyono Prawiro, jumlah tersebut masih mencukupi untuk kebutuhan pupuk urea yang sudah dibagi 4 area. Dan, yang didistribusikan untuk public service obligation atau PSO hanya mencapai 5,2 juta ton.
"Jadi kami sangat berharap secepatnya ada tambahan pasokan gas. Sehingga produksi pupuk kami dapat dimaksimalkan," tegas Mulyono.
Sedangkan Direktur Komersial PT Petrokimia Gresik Nugroho Purwanto menambahkan, penyeragaman pupuk urea bersubsidi per awal bulan ini sudah dilakukan. Dalam 3 bulan ke depan hanya ada satu merek yakni Pupuk Indonesia. Nantinya pendistribusian kantong Pupuk Indonesia ada pengawasannya.
"Jika di lapangan kami menemukan distributor mengganti kantong langsung dikenai sanksi tegas," tukas dia.
Selain ada sanksi tegas lanjut Nugroho Purwanto, distributor pupuk urea bersubsidi harus pro aktif mensosialisasikan kantong terbaru ini ke petani. Kalau tidak pro aktif atau hanya menunggu saja pemasarannya sanksi tegas lainnya adalah diturunkan menjadi kios.
"Saat ini kami memiliki 37 distributor yang tersebar di Jateng, DIY, dan Jatim. Dan, kami akan melakukan pengawasan secara ketat," pungkas Nugroho Purwanto. (ank)
Direktur Produksi PT Petrokimia Gresik Mulyono Prawiro menjelaskan, pasokan gas untuk produksi pupuk baru 85 persen atau mencapai 51 hingga 52 mmscfd. Itupun baru dipasok dari tiga blok sumur yakni Kangean Energi, PT PHE WMO, dan PT Pertamina-PetroChina East Java.
"Makanya kami tetap berharap ada pasokan tambahan gas sebesar 65 mmscfd lagi. Tambahan gas itu kami harapakan dari Blok Terang, Siraun dan Blok Batur," ucap Mulyono Prawiro, Minggu (6/5/2012).
Secara nasional kapasitas pupuk urea yang tergabung di PT Pupuk Indonesia Holding Company mencapai 8 juta ton. Menurut Mulyono Prawiro, jumlah tersebut masih mencukupi untuk kebutuhan pupuk urea yang sudah dibagi 4 area. Dan, yang didistribusikan untuk public service obligation atau PSO hanya mencapai 5,2 juta ton.
"Jadi kami sangat berharap secepatnya ada tambahan pasokan gas. Sehingga produksi pupuk kami dapat dimaksimalkan," tegas Mulyono.
Sedangkan Direktur Komersial PT Petrokimia Gresik Nugroho Purwanto menambahkan, penyeragaman pupuk urea bersubsidi per awal bulan ini sudah dilakukan. Dalam 3 bulan ke depan hanya ada satu merek yakni Pupuk Indonesia. Nantinya pendistribusian kantong Pupuk Indonesia ada pengawasannya.
"Jika di lapangan kami menemukan distributor mengganti kantong langsung dikenai sanksi tegas," tukas dia.
Selain ada sanksi tegas lanjut Nugroho Purwanto, distributor pupuk urea bersubsidi harus pro aktif mensosialisasikan kantong terbaru ini ke petani. Kalau tidak pro aktif atau hanya menunggu saja pemasarannya sanksi tegas lainnya adalah diturunkan menjadi kios.
"Saat ini kami memiliki 37 distributor yang tersebar di Jateng, DIY, dan Jatim. Dan, kami akan melakukan pengawasan secara ketat," pungkas Nugroho Purwanto. (ank)
()