Tingkat aduan konsumen otomotif naik hingga 3,24%
A
A
A
Sindonews.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan tingkat complaint (aduan) masyarakat terhadap produk otomotif tahun 2011 mencapai 3,24 persen. Angka tersebut meningkat dari tahun 2010 yang hanya sebesar 1,86 persen. Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya, Indonesia masih sangat jauh tertinggal.
"Jumlah aduan ini meningkat disebabkan buruknya customer servise dan perlindungan Undang-undang terhadap konsumen," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo di Warung Daun Cikini Jakarta, Minggu (6/5/2012).
Selain rendahnya kualitas customer servise, dia menuturkan faktor lain yang mempengaruhi tingginya aduan adalah buruknya kompetensi dari para pekerja bengkel. "Buruknya kompetensi dari perkerja bengkel, ini akan berdampak pada kinerja yang tidak produktif, sehingga ketika mobil itu ada masalah, kita sulit untuk mendapat kepastian," ungkapnya.
Ada beberapa hal yang penting untuk diketahui konsumen sebelum membeli mobil, diantaranya infomasi dan pengaduan. Sudaryatmo mengatakan, baik dari produsen yang menjual produk maupun konsumen harus sama-sama aktif untuk saling bertukar informasi.
"Informasi ini bisa ditempuh, dengan cara melalui diskripsi barang, menyangkut harga dan kualitas atau kandungan barang, yaitu melalui pengujian barang yang mandiri," tambahnya.
Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, Indonesia masih sangat jauh tertinggal, apalagi dari sisi pengaduan. "Di Amerika ada lembaga, yang khusus menerima pengaduan, lembaga ini melakukan penyelidikan dan mencari agar kasus tidak terulang. Dia juga punya laboratorium yang tidak kalah cangih dengan industri. Ini yang harus jadi perhatian kita, bagaimana goverment bisa melindungi publik," pungkasnya. (ank)
"Jumlah aduan ini meningkat disebabkan buruknya customer servise dan perlindungan Undang-undang terhadap konsumen," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo di Warung Daun Cikini Jakarta, Minggu (6/5/2012).
Selain rendahnya kualitas customer servise, dia menuturkan faktor lain yang mempengaruhi tingginya aduan adalah buruknya kompetensi dari para pekerja bengkel. "Buruknya kompetensi dari perkerja bengkel, ini akan berdampak pada kinerja yang tidak produktif, sehingga ketika mobil itu ada masalah, kita sulit untuk mendapat kepastian," ungkapnya.
Ada beberapa hal yang penting untuk diketahui konsumen sebelum membeli mobil, diantaranya infomasi dan pengaduan. Sudaryatmo mengatakan, baik dari produsen yang menjual produk maupun konsumen harus sama-sama aktif untuk saling bertukar informasi.
"Informasi ini bisa ditempuh, dengan cara melalui diskripsi barang, menyangkut harga dan kualitas atau kandungan barang, yaitu melalui pengujian barang yang mandiri," tambahnya.
Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, Indonesia masih sangat jauh tertinggal, apalagi dari sisi pengaduan. "Di Amerika ada lembaga, yang khusus menerima pengaduan, lembaga ini melakukan penyelidikan dan mencari agar kasus tidak terulang. Dia juga punya laboratorium yang tidak kalah cangih dengan industri. Ini yang harus jadi perhatian kita, bagaimana goverment bisa melindungi publik," pungkasnya. (ank)
()