Penyaluran KUR ditarget Rp5 T
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) Bandung menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini lebih dari Rp5 triliun.
Kepala Kantor Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan, perbankan milik pemerintah diminta lebih proaktif dalam melakukan penetrasi penyaluran KUR di wilayah Jawa Barat. Pemerintah, tahun ini menyiapkan dana Rp30 triliun untuk KUR. Sekitar Rp5 triliun dialokasikan untuk Jabar.
“Saya berharap,dana tersebut bisa disalurkan habis oleh perbankan.Agar tercapai, penetrasi harus lebih diintensifkan,” kata Lucky Fathul Aziz Hadibrata di Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut dia, potensi serapan KUR oleh masyarakat untuk pembiayaan produktif dan konsumtif masih cukup besar. Sebagai perbandingan, serapan KUR di Jabar sejak 2011 sampai Februari 2012 mencapai Rp3,8 triliun. Dana tersebut disalurkan kepada 861.806 debitur dari berbagai sektor potensial.
Padahal, plafon KUR tahun tahun lalu, mendekati angka Rp8 triliun. Kondisi tersebut pun terjadi secara nasional. Serapan KUR nasional per Oktober 2011 mencapai Rp29 triliun dari plafon Rp59 triliun. Dana itu hanya terserap untuk sekitar 5,4 juta debitur.
Data yang dirilis BI Bandung pada triwulan III/2011, realisasi penyaluran KUR oleh perbankan di Jawa Barat masih sangat rendah, yaitu sebesar Rp3,76 triliun atau 49% dari plafon KUR 2011 sebesar Rp7,79 triliun.
Namun, rendahnya serapan KUR tahun lalu, terjadi di semua wilayah di Indonesia.Bahkan, Jawa Barat menempati posisi kedua terbesar setelah Jawa Timur. Di Jawa Timur, serapan KUR mencapai Rp4,5 triliun dari plafon sebesar Rp9,1 triliun. Sedangkan serapan KUR di Jawa Tengah sebesar Rp3,6 triliun dari plafon Rp8,5 triliun.
Sementara provinsi lainnya masih di bawah kisaran Rp2 triliun. Namun demikian, BI Bandung masih mengapresiasi penyaluran kredit perbankan untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sampai Februari 2012, penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM di Jawa Barat mencapai hingga Rp52,21 triliun. Dengan pertumbuhan sekitar 36,57%. “Pertumbuhan kredit untuk UMKM terbilang besar.Itu karena hampir semua bank berusaha menjaring para pelaku usaha UMKM,” jelas dia.
Dari total penyaluran itu, kredit untuk usaha mikro memakan porsi Rp 11,34 triliun, usaha kecil penyalurannya mencapai hingga Rp16,68 triliun. Kendati begitu, Lucky berharap, penyaluran kredit untuk UMKM bisa lebih dikendalikan.
Karena, tingginya penyaluran kredit tersebut juga diikuti peningkatan kredit macet non performing loan (NPL) mencapai hingga 4,11 %. “Kondisi ini perlu diwaspadai. Jangan sampai, fokus penyaluran kredit untuk UMKM tidak diimbangi oleh kualitas debitur,” imbuh dia.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas KUMKM Jabar Wawan Hernawan mengatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM yaitu dengan membentuk Pusat Pengembangan dan Pendampingan Usaha Kecil-Menengah (P3UKM). Lembaga ini akan memberi masukan bisnis dan pengelolaan keuangan, sehingga pelaku UMKM bisa mengembangkan bisnisnya.
“P3UKM berperan besar dalam memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM di Jabar. Misalnya, mengoneksikan pelaku UMKM dan perbankan serta memberi masukan agar bisnis tetap berjalan,” kata Wawan.
Diketahui,pada 2010,usaha mikro kecil (UMK) yang mendapat pendampingan sebanyak 750 UMK, realisasi kreditnya Rp13,644 miliar.Sedangkan tahun 2011,sebanyak 1.500 UMK mendapat pendampingan dengan realisasi kredit Rp35,3 miliar. (bro)
()