Belanja elektronik di Makassar bakal meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada triwulan kedua tahun ini, masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) akan meningkatkan volume belanja eletroniknya ketimbang belanja bahan makanan. Produk-produk seperti smartphone, televisi, kulkas dan semacamnya akan mendominasi Indeks Tendensi Konsumen (ITK).
Peningkatkan pembelian barang tahan lama tersebut, tidak hanya diprediksi pada perangkat eletronik saja. Pengamat Ekonomi Sulsel Agus Arman bahkan menilai seluruh produk impor akan mengalami pertumbuhan penjualan cukup tinggi dipertengahan tahun ini. “Pemicunya sederhana, terjadinya penguatan rupiah terhadap dolar,” ujar Arman yang dihubungi, Selasa (8/5/2012).
Menurut Agus, krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika membuat dolar melemah. Dengan begitu, barang-barang impor yang masuk ke daerah ini, harganya akan jauh lebih murah, sehingga masyarakat memilih untuk membelanjakan uangnya pada peralatan-peralatan eletronik atau barang impor lainnya.
“Masih ada pemicu lainnya, kebiasaan produsen elektronik seperti smarphone, televisi dan yang lainnya meluncurkan perangkat terbarunya di pertengahan tahun, juga menjadi penyebab kuat akan tingginya belanja masyarakat akan peralatan eletronik, ditambah pula dengan harga yang relatif murah,” terang Agus.
Kecenderungan masyarakat pada triwulan kedua tahun ini berbelanja eletronik, bahkan dinilai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nobel Indonesia Makassar itu akan bertahan hingga penghujung tahun. Momen bulan ramadan dan cuci gudang juga akan dimanfaatkan masyarakat untuk berbelanja barang-barang tahan lama.
“Tapi tetap, belanja bahan makanan akan meningkat, terutama saat ramadan dan natal,” kata dia.
Kepala BPS Sulsel Bambang Pramono optimis peningkatan belanja konsumen akan merata di hampir seluruh wilayah Sulawesi. “Nilai ITK Sulsel akan meningkat jadi 109,19 di triwulan kedua, dari 107,01 di triwulan pertama ini, jika dibandingkan triwulan empat tahun lalu, nilai ITK Sulsel memang menurun,” ujarnya.
Sementara di triwulan pertama tahun ini, pola konsumsi makanan masyarakat Sulsel cenderung lebih sedikit pada triwulan sebelumnya, dengan menorehkan ITK 95,30 dibanding di triwulan ke empat 2011, konsumsi bahan makanan mencapai angka 105,01, karena momen natal dan tahun baru.
Bambang menambahkan, kondisi ekonomi konsumen pada triwulan kedua tahun ini membaik disebabkan peningkatan yang signifikan pada pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 111,60. “Itulah yang mendorong, belanja eletronik dan barang tahan lama lainnya akan meningkat,” kata dia.
Berdasarkan data impor barang eletronik per Maret 2012 terhadap Maret 2011 terjadi peningkatan cukup tinggi, mencapai 71,23 persen dengan nilai USD0,73 juta di Maret 2011 menjadi USD1,25 juta. Tetapi secara triwulan pertama, impor barang eletronik mengalami penurunan 28,62 persen. (ank)
Peningkatkan pembelian barang tahan lama tersebut, tidak hanya diprediksi pada perangkat eletronik saja. Pengamat Ekonomi Sulsel Agus Arman bahkan menilai seluruh produk impor akan mengalami pertumbuhan penjualan cukup tinggi dipertengahan tahun ini. “Pemicunya sederhana, terjadinya penguatan rupiah terhadap dolar,” ujar Arman yang dihubungi, Selasa (8/5/2012).
Menurut Agus, krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika membuat dolar melemah. Dengan begitu, barang-barang impor yang masuk ke daerah ini, harganya akan jauh lebih murah, sehingga masyarakat memilih untuk membelanjakan uangnya pada peralatan-peralatan eletronik atau barang impor lainnya.
“Masih ada pemicu lainnya, kebiasaan produsen elektronik seperti smarphone, televisi dan yang lainnya meluncurkan perangkat terbarunya di pertengahan tahun, juga menjadi penyebab kuat akan tingginya belanja masyarakat akan peralatan eletronik, ditambah pula dengan harga yang relatif murah,” terang Agus.
Kecenderungan masyarakat pada triwulan kedua tahun ini berbelanja eletronik, bahkan dinilai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nobel Indonesia Makassar itu akan bertahan hingga penghujung tahun. Momen bulan ramadan dan cuci gudang juga akan dimanfaatkan masyarakat untuk berbelanja barang-barang tahan lama.
“Tapi tetap, belanja bahan makanan akan meningkat, terutama saat ramadan dan natal,” kata dia.
Kepala BPS Sulsel Bambang Pramono optimis peningkatan belanja konsumen akan merata di hampir seluruh wilayah Sulawesi. “Nilai ITK Sulsel akan meningkat jadi 109,19 di triwulan kedua, dari 107,01 di triwulan pertama ini, jika dibandingkan triwulan empat tahun lalu, nilai ITK Sulsel memang menurun,” ujarnya.
Sementara di triwulan pertama tahun ini, pola konsumsi makanan masyarakat Sulsel cenderung lebih sedikit pada triwulan sebelumnya, dengan menorehkan ITK 95,30 dibanding di triwulan ke empat 2011, konsumsi bahan makanan mencapai angka 105,01, karena momen natal dan tahun baru.
Bambang menambahkan, kondisi ekonomi konsumen pada triwulan kedua tahun ini membaik disebabkan peningkatan yang signifikan pada pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 111,60. “Itulah yang mendorong, belanja eletronik dan barang tahan lama lainnya akan meningkat,” kata dia.
Berdasarkan data impor barang eletronik per Maret 2012 terhadap Maret 2011 terjadi peningkatan cukup tinggi, mencapai 71,23 persen dengan nilai USD0,73 juta di Maret 2011 menjadi USD1,25 juta. Tetapi secara triwulan pertama, impor barang eletronik mengalami penurunan 28,62 persen. (ank)
()