Daya saing agrobisnis Jateng lemah
A
A
A
Sindonews.com – Daya saing produk agrobisnis dan agroindustri Jateng di pasar internasional masih dinilai lemah. Ini dipengaruhi oleh ketidaksiapan produk lokal dalam menghadapi produk asing.
Ketua DPD Masyarakat Agrobisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Jateng Suwanto mengatakan, saat pihaknya merintis kegiatan Agro Soropadan yang pertama kali berjalan sukses. Setelah itu, kegiatan yang memasarkan produk agrobisnis dan agroindustri unggulan Jateng itu ditangani langsung oleh pemerintah daerah (pemda). “Setelah Agro Soropadan berjalan sekitar tiga tahun,sekarang sudah mulai turun.(Agrobisnis dan agroindustri) Jateng sekarang agak melempem,”keluhnya disela-sela persiapan Munas MAI di Semarang,kemarin.
Melihat kondisi ini, Suwanto melalui MAI terpanggil mendorong kembali geliat agrobisnis dan agroindustri di Jateng. Di tengah persaingan bebas di pasar internasional seperti sekarang, setiap produk agrobisnis dan agroindustri harus bisa meningkatkan kualitasnya. Ini supaya daya saingnya tidak kalah dengan produk impor.
“Itu risiko perdagangan bebas dan harus dihadapi. Siap enggak siap kita harus siap menghadapi barang impor.Harus berani adu kualitas dan adu harga untuk menghadapi pasar bebas,”tandasnya.
Bicara kendala,Suwanto mengaskan tidak semata-mata hanya karena kesulitan permodalan, tetapi lebih pada sumber daya manusia, sistem,maupun manajemen atau pengelolaannya. Teknologinya juga harus didorong lagi karena sekarang banyak teknologi modern yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen agrobisnis.
Guna meningkatkan pasar produk agrobisnis dan agroindustri, MAI akan menggelar pameran. Sebanyak 40 stan sudah disiapkan untuk menampilkan berbagai produk unggulan.
Seksi Bazar dan Pameran Munas MAI 2012 Slamet Harjanto menuturkan, pameran adalah bagian dari rangkaian kegiatan munas yang akan digelar 25–26 Mei mendatang di Hotel Semesta Semarang. Meski sebagian besar produk dari Jateng, ada beberapa produk dari Jatim dan daerah lain yang ikut pameran ini.
Ketua DPD Masyarakat Agrobisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Jateng Suwanto mengatakan, saat pihaknya merintis kegiatan Agro Soropadan yang pertama kali berjalan sukses. Setelah itu, kegiatan yang memasarkan produk agrobisnis dan agroindustri unggulan Jateng itu ditangani langsung oleh pemerintah daerah (pemda). “Setelah Agro Soropadan berjalan sekitar tiga tahun,sekarang sudah mulai turun.(Agrobisnis dan agroindustri) Jateng sekarang agak melempem,”keluhnya disela-sela persiapan Munas MAI di Semarang,kemarin.
Melihat kondisi ini, Suwanto melalui MAI terpanggil mendorong kembali geliat agrobisnis dan agroindustri di Jateng. Di tengah persaingan bebas di pasar internasional seperti sekarang, setiap produk agrobisnis dan agroindustri harus bisa meningkatkan kualitasnya. Ini supaya daya saingnya tidak kalah dengan produk impor.
“Itu risiko perdagangan bebas dan harus dihadapi. Siap enggak siap kita harus siap menghadapi barang impor.Harus berani adu kualitas dan adu harga untuk menghadapi pasar bebas,”tandasnya.
Bicara kendala,Suwanto mengaskan tidak semata-mata hanya karena kesulitan permodalan, tetapi lebih pada sumber daya manusia, sistem,maupun manajemen atau pengelolaannya. Teknologinya juga harus didorong lagi karena sekarang banyak teknologi modern yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen agrobisnis.
Guna meningkatkan pasar produk agrobisnis dan agroindustri, MAI akan menggelar pameran. Sebanyak 40 stan sudah disiapkan untuk menampilkan berbagai produk unggulan.
Seksi Bazar dan Pameran Munas MAI 2012 Slamet Harjanto menuturkan, pameran adalah bagian dari rangkaian kegiatan munas yang akan digelar 25–26 Mei mendatang di Hotel Semesta Semarang. Meski sebagian besar produk dari Jateng, ada beberapa produk dari Jatim dan daerah lain yang ikut pameran ini.
()