Sulsel gandeng 2 investor kelola gas Sengkang
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel mengandeng dua investor nasional untuk bangun pabrik pengelolaan gas alam di Sengkang Wajo dalam waktu dekat. Kedua perusahaan tersebut yakni, PT Energy Equity Epic dan PT Prodigy Energy yang selama ini fokus ke pengelolaan energi gas.
“Kami baru sebatas merintis, tetapi segala sesuatunya sudah dipersiapkan, dan groundbreaking kita rencanakan Oktober mendatang, bertepatan dengan ulang tahun Sulsel, soal teknis dan bagi hasilnya masih akan dibicarakan lebih jauh,” ujar Direktur Utama Perusda Sulsel Haris Hodi Rabu (9/5/2012).
Pembangunan pabrik pengolahan gas alam tersebut akan menempati tiga lokasi di Wajo, yakni di daerah Walange, Sampisampi dan Bonge. Soal jumlah sumur yang nantinya akan dikelolah, Haris belum mengutarakan. Namun jelasnya, dia menetapkan pengelolaan gas alam ini tidak bertahan seterusnya.
“Ini juga masih bersifat fleksibel, ada rencana hanya empat tahun dengan total produksi 70 mmscsd (million metric standard cubic feet per day-satuan gas), tetapi ada pula usulan dari PLN agar produksinya hanya 35 mmscsd, tetapi masa kerjanya diperpanjang hingga 8 tahun,” ujar Haris.
Pabrik gas tersebut nantinya akan dikelola oleh PT Energy Equity Epic dan PT Prodigy Energy, sementara Perusda selaku penjual, dan PLN Sultanbatara sebagai pembeli. “PLN Sudah menyanggupi dan pekan depan pula, kami sudah teken kontrak,” ujar dia.
Total investasi untuk membangun pabrik gas tersebut sebesar Rp300 miliar lebih. Gas yang ada di Sengkang nantinya akan diubah menjadi liquid natural gas (LNG) sebagai sumber energi listrik dengan kapasitas 280 hingga 300 mega watt per hari. LNG inilah yang akan dibeli oleh PLN untuk mencukupi kebutuhan listrik Sultanbatara.
Selain Perusda dan PT Energy Equity Epic dan PT Prodigy Energy pemerintah setempat juga dilibatkan dalam proyek tersebut. Pembangunan pabrik pengolahan gas alam ini merupakan yang pertama melibatkan Perusda setelah ada kelonggaran dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).
Haris mengaku, setelah proyek di Sengkang berjalan, kedepannya akan terus diusahakan agar Perusda bisa lebih intes untuk berada di sektor gas. “Saat ini, kami belum memiliki rencana setelah proyek di Sengkang soal gas, tapi yakin setelah hampir habis masa kerjanya, aka nada rencana baru,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulsel telah membentuk tim percepatan yang dipimpin Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Irman Yasin Limpo untuk melakukan tinjauan dan negosiasi, sehingga ditetapkan tahun depan pabrik gas alam Sengkang sudah bisa digunakan dan menghasilkan LNG. (ank)
“Kami baru sebatas merintis, tetapi segala sesuatunya sudah dipersiapkan, dan groundbreaking kita rencanakan Oktober mendatang, bertepatan dengan ulang tahun Sulsel, soal teknis dan bagi hasilnya masih akan dibicarakan lebih jauh,” ujar Direktur Utama Perusda Sulsel Haris Hodi Rabu (9/5/2012).
Pembangunan pabrik pengolahan gas alam tersebut akan menempati tiga lokasi di Wajo, yakni di daerah Walange, Sampisampi dan Bonge. Soal jumlah sumur yang nantinya akan dikelolah, Haris belum mengutarakan. Namun jelasnya, dia menetapkan pengelolaan gas alam ini tidak bertahan seterusnya.
“Ini juga masih bersifat fleksibel, ada rencana hanya empat tahun dengan total produksi 70 mmscsd (million metric standard cubic feet per day-satuan gas), tetapi ada pula usulan dari PLN agar produksinya hanya 35 mmscsd, tetapi masa kerjanya diperpanjang hingga 8 tahun,” ujar Haris.
Pabrik gas tersebut nantinya akan dikelola oleh PT Energy Equity Epic dan PT Prodigy Energy, sementara Perusda selaku penjual, dan PLN Sultanbatara sebagai pembeli. “PLN Sudah menyanggupi dan pekan depan pula, kami sudah teken kontrak,” ujar dia.
Total investasi untuk membangun pabrik gas tersebut sebesar Rp300 miliar lebih. Gas yang ada di Sengkang nantinya akan diubah menjadi liquid natural gas (LNG) sebagai sumber energi listrik dengan kapasitas 280 hingga 300 mega watt per hari. LNG inilah yang akan dibeli oleh PLN untuk mencukupi kebutuhan listrik Sultanbatara.
Selain Perusda dan PT Energy Equity Epic dan PT Prodigy Energy pemerintah setempat juga dilibatkan dalam proyek tersebut. Pembangunan pabrik pengolahan gas alam ini merupakan yang pertama melibatkan Perusda setelah ada kelonggaran dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).
Haris mengaku, setelah proyek di Sengkang berjalan, kedepannya akan terus diusahakan agar Perusda bisa lebih intes untuk berada di sektor gas. “Saat ini, kami belum memiliki rencana setelah proyek di Sengkang soal gas, tapi yakin setelah hampir habis masa kerjanya, aka nada rencana baru,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulsel telah membentuk tim percepatan yang dipimpin Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Irman Yasin Limpo untuk melakukan tinjauan dan negosiasi, sehingga ditetapkan tahun depan pabrik gas alam Sengkang sudah bisa digunakan dan menghasilkan LNG. (ank)
()