PTPN XII take over kebun swasta
A
A
A
Sindonews.com - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII berencana mengambil alih sekitar 4.400 hektare lahan milik PT Ledokombo di Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Direktur Utama PTPN XII Singgih Irwan Basri menjelaskan, lahan tersebut dengan areal Taman Nasional Merubetiri (TNMB). Seluas 2.200 hektare berada di Sukamade (Banyuwangi) dan 2.200 hektare di Bandealit (Jember).
“Saat ini masih dalam tahap negosiasi. Soal nominal pembelian, jangan dululah,” kata Singgih seusai meresmikan Cafe Gumitir dan Rest Area, kemarin.
Dia menjelaskan, pertimbangan untuk membeli lahan baru tersebut lantaran selama ini sangat sulit memperluas perkebunan di Jawa Timur, bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Sebab lahan yang tersedia sangat terbatas. “Tidak mungkin lah kalau pengembangan di Jawa. Kebetulan ini ada yang mau melepas, ya kita beli,” kata Singgih.
Menurut dia, pada masing-masing kebun terdapat komoditas kakao, kopi, dan karet. Semua komoditas yang ada itu selaras dengan usaha yang dikembangkan PTPN XII.Selain itu kebun tersebut juga memiliki tenaga kerja yang sudah siap.
Sekretaris Perusahaan PTPN XII Herry Purwanto menjelaskan, secara teknis produksi komoditas yang dihasilkan dari kebun swasta itu masih di bawah rata-rata. Karet misalnya, saat ini produksinya tak lebih dari 400 ton/tahun, terbagi masing-masing 200 ton/tahun dari Kebun Sukamade, dan 200 ton/tahun dari Kebun Bandealit.
Selain itu, mutu karet pada lahan itu masih jauh dari produksi PTPNXII. Sebab usia tanaman karet pada kebun ini sudah berusia tua dan perlu peremajaan. “‘Pertimbangan itulah yang mungkin membuat PT Ledokombo mau melepas Hak Guna Usaha (HGU) kebunnya kepada kami,” kata Herry.
HGU PT Ledokombo bakal berakhir pada 2036. Itu artinya, PTPN XII masih bisa mengelola kebun milik PT Ledokombo hingga 24 tahun mendatang. Proses jual beli lahan ini melibatkan beberapa pihak, termasuk PT Sucofindo sebagai konsultan. Sedianya, sebagian komoditas PTPN XII akan dipindahkan ke lahan baru tersebut, di antaranya karet, kopi, kakao dan sengon.
Sebagian lahan digunakan untuk mengembangkan tanaman tebu sebagai penyokong bahan baku gula Sementara itu, terkait dengan keberadaan Cafe Gumitir di Kecamatan Silo, dia mengungkapkan bahwa usaha itu adalah bagian upaya pengembangan perkebunan sektor hilir. (ank)
“Saat ini masih dalam tahap negosiasi. Soal nominal pembelian, jangan dululah,” kata Singgih seusai meresmikan Cafe Gumitir dan Rest Area, kemarin.
Dia menjelaskan, pertimbangan untuk membeli lahan baru tersebut lantaran selama ini sangat sulit memperluas perkebunan di Jawa Timur, bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Sebab lahan yang tersedia sangat terbatas. “Tidak mungkin lah kalau pengembangan di Jawa. Kebetulan ini ada yang mau melepas, ya kita beli,” kata Singgih.
Menurut dia, pada masing-masing kebun terdapat komoditas kakao, kopi, dan karet. Semua komoditas yang ada itu selaras dengan usaha yang dikembangkan PTPN XII.Selain itu kebun tersebut juga memiliki tenaga kerja yang sudah siap.
Sekretaris Perusahaan PTPN XII Herry Purwanto menjelaskan, secara teknis produksi komoditas yang dihasilkan dari kebun swasta itu masih di bawah rata-rata. Karet misalnya, saat ini produksinya tak lebih dari 400 ton/tahun, terbagi masing-masing 200 ton/tahun dari Kebun Sukamade, dan 200 ton/tahun dari Kebun Bandealit.
Selain itu, mutu karet pada lahan itu masih jauh dari produksi PTPNXII. Sebab usia tanaman karet pada kebun ini sudah berusia tua dan perlu peremajaan. “‘Pertimbangan itulah yang mungkin membuat PT Ledokombo mau melepas Hak Guna Usaha (HGU) kebunnya kepada kami,” kata Herry.
HGU PT Ledokombo bakal berakhir pada 2036. Itu artinya, PTPN XII masih bisa mengelola kebun milik PT Ledokombo hingga 24 tahun mendatang. Proses jual beli lahan ini melibatkan beberapa pihak, termasuk PT Sucofindo sebagai konsultan. Sedianya, sebagian komoditas PTPN XII akan dipindahkan ke lahan baru tersebut, di antaranya karet, kopi, kakao dan sengon.
Sebagian lahan digunakan untuk mengembangkan tanaman tebu sebagai penyokong bahan baku gula Sementara itu, terkait dengan keberadaan Cafe Gumitir di Kecamatan Silo, dia mengungkapkan bahwa usaha itu adalah bagian upaya pengembangan perkebunan sektor hilir. (ank)
()