Bantaeng-BPPT tandatangani MoU ikan Nila gesit
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melakukan pengembangan ikan Nila Gesit.
Menurut Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, Kabupaten Bantaeng bisa menjadi contoh akselerasi inovasi terbuka (open innovation) yang memanfaatkan teknologi.
“Apa yang dilakukan di Bantaeng merupakan bagian dari master plan percepatan pembangunan dengan meningkatkan nilai tambah sebagai bagian dari pembangunan koridor ekonomi nasional yang salah satunya merupakan koridor Sulawesi," ungkap Iskandar usai penandatanganan MoU di Rujab bupati Bantaeng, Kamis (10/5) sore.
Lebih lanjut, kata dia Indonesia kini memasuki tahap kedua pengembangan ekonomi yang mendorong efisiensi. “Bila tahun lalu kita mengandalkan bahan baku dan sumber daya alam, maka kini kita memasuki mengandalkan bahan baku dan sumber daya alam tersebut diberi inovasi sehingga memiliki nilai tambah,” papar dia.
Tentu saja, kata dia nilai tambah tersebut membutuhkan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Dan, apa yang telah dilakukan di Bantaeng sudah merupakan inovasi teknologi.
Dia juga menyebutkan bahwa di Jepang kini telah mengalami kejenuhan. Jalan keluarnya adalah integrasi teknologi tinggi melalui fasilitas inovasi dengan kemampuan negara sekitarnya, termasuk Indonesia yang memiliki keunggulan sumber daya alam dan manusia yang masih banyak pemuda.
Salah satu implementasinya adalah para pemodal dari Jepang itu datang dan memproduksi berbagai jenis hingga bantuan penjualannya. Kondisi seperti inilah yang ke depan menjadi tren sebab kolaborasi antar negara tersebut akan saling menguntungkan.
"Kita tidak bisa sendiri, karena itulah dilakukan kerjasama dengen membentuk sistem inovasi daerah dan BPPT mendorong setiap daerah yang memerlukan bantuan pengembangan tersebut, bukan hanya untuk komoditi tetapi juga bisa dalam bentuk sistem untuk meningkatkan potensi daerah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)," urainya.
Dengan kerjasama tersebut, Bantaeng menjadi pusat pembibitan ikan nila BPPT. Meski jenisnya hampir semua jantan, namun jenis ikan ini mudah berkembang dan cepat besar, sambungnya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kerjasama dengan lembaga pengkajian dan penerapan teknologi tersebut. Ini dilakukan untuk ketahanan pangan sekaligus mengambil peran menyiapkan bibit sesuai visi menjadikan Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.
Untuk mewujudkan hal itu, Bantaeng juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga lainnya, termasuk beberapa perguruan tinggi. Khusus kerjasama dengan BPPT, Nurdin Abdullah mengatakan, sudah berjalan dua tahun.
Khusus pengembangan ikan nila juga dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan industri pengolahan ikan berbasis ekspor ke Jepang yang sudah ada di Bantaeng, termasuk talas dan rumput laut. (bro)
()