Krisis membayangi, ekonomi RI masih cerah
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia merupakan negara dengan masa depan yang cerah secara ekonomi. Walaupun masih dibayang-bayangi dampak krisis eropa yang membuat perlambatan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Maka dari itu, dengan gelar investment grade yang didapat akhir tahun lalu, sudah menjadi modal penting untuk beranjak cepat.
"Perekonomian kita perlu kita siapkan, dengan adanya shock yang akan kita hadapi kedepan, dan dengan masuknya Indonesia menjadi invesment grade menandakan pertumbuhan ekonomi yang baik,"ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad dalam paparannya di seminar Menuju AEC 2015, Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (14/5/2012).
Asean Economic Community (AEC) yang merupakan agenda terdekat, menurut Muliaman, Indonesia memerlukan sustainability dan resiliensi (ketahanan) di tingkat makro dan mikro.
"Kami perlu membangun resiliensi pada tingkat luas, dan resiliensi ekonomi pada tingkat sektoral dan mikro, kita harus memiliki resiliensi yang memadahi bagi perusahaan industri perbankan,"jelasnya.
Muliaman mengatakan, investasi adalah prioritas untuk saat ini. Untuk itu hal-hal yang menunjang, seperti infrastruktur secepatnya ditingkatkan.
"Suistainable pembangunan infrastruktur jangka panjang, akan sangat diperlukan untuk para investor, karena kedepan para investor akan sangat mengedepankan return yang tinggi untuk jangka panjang," tambahnya.
Bank Indonesia sudah menyiapakan dan mantapkan beberapa aturan. Menurutnya, aturan tersebut menunjang prioritas Indonesia kedepan. Dia mengakui ada beberapa yang tidak populer, namun aturan tersebut memang dipandang sebagai forward looking.
"Ketiga harus mengeluarkan aturan yang forward looking, bagaimana setiap bank harus memiliki landasan yang kuat, dan koordinasi yang baik antara sektor makro dan mikro," pungkasnya.
"Perekonomian kita perlu kita siapkan, dengan adanya shock yang akan kita hadapi kedepan, dan dengan masuknya Indonesia menjadi invesment grade menandakan pertumbuhan ekonomi yang baik,"ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad dalam paparannya di seminar Menuju AEC 2015, Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (14/5/2012).
Asean Economic Community (AEC) yang merupakan agenda terdekat, menurut Muliaman, Indonesia memerlukan sustainability dan resiliensi (ketahanan) di tingkat makro dan mikro.
"Kami perlu membangun resiliensi pada tingkat luas, dan resiliensi ekonomi pada tingkat sektoral dan mikro, kita harus memiliki resiliensi yang memadahi bagi perusahaan industri perbankan,"jelasnya.
Muliaman mengatakan, investasi adalah prioritas untuk saat ini. Untuk itu hal-hal yang menunjang, seperti infrastruktur secepatnya ditingkatkan.
"Suistainable pembangunan infrastruktur jangka panjang, akan sangat diperlukan untuk para investor, karena kedepan para investor akan sangat mengedepankan return yang tinggi untuk jangka panjang," tambahnya.
Bank Indonesia sudah menyiapakan dan mantapkan beberapa aturan. Menurutnya, aturan tersebut menunjang prioritas Indonesia kedepan. Dia mengakui ada beberapa yang tidak populer, namun aturan tersebut memang dipandang sebagai forward looking.
"Ketiga harus mengeluarkan aturan yang forward looking, bagaimana setiap bank harus memiliki landasan yang kuat, dan koordinasi yang baik antara sektor makro dan mikro," pungkasnya.
()