Menikmati angkringan ala hotel
A
A
A
Sindonews.com - Angkringan alias tempat "nongkrong" yang juga dikenal dengan cangkrukan kini tak hanya bisa ditemui di pinggir jalan dan malam hari saja. Karena aneka jajan pasar serta minuman hangat sebagai sajian ala angkringan ini juga bisa ditemui di dalam Hotel Santika Jemursari.
Manda terlihat begitu tertarik dengan ragam aneka puluhan jajan pasar yang diletakkan di atas tudung saji dan cobek yang dilapisi daun pisang. Tanpa basa-basi, perempuan yang doyan makan itu langsung menghampiri sudut di restoran Sekarwangi, yang sudah disulap sebagai tempat angkringan ala Suroboyo.
Matanya langsung tertuju pada penggorengan rangin. "Wow, mau rangin tanpa gula dong," pinta Manda pada Lusi, penjaga angkringan.
Selain rangin, kue lapis, kue talam, ongol-ongol, kue cantik manis, dadar gulung, nogosari, putu ayu, pisang goreng, tahu isi, ote-ote, onde-onde hingga lumpia pisang juga menggoda untuk dicicipi. "Wah, jarang-jarang ada jajan pasar di hotel," lanjut Manda.
Tidak hanya jajan pasar, aneka kuliner khas Surabaya juga disajikan. Mulai lontong balap, tahu tek, lontong kikil, semanggi suroboyo, nasi bebek, rawon, rujak cingur, tahu campur, krengsengan kambing dan lontong kupang.
Ragam kuliner di angkringan tersebut bisa dicicipi saat makan pagi, makan siang hingga makan malam. "Angkringan ini dibuat untuk memberi variasi kudapan dan kuliner di dalam restoran," tutur Media Relationship Hotel Santika Jemursari, Radinia Pitaramita, kemarin.
Pipit-sapaan Radinia Pitaramita mengungkapkan angkringan dibuat karena banyaknya tamu menginginkan makanan yang berbeda dari menu kebanyakan. "Banyak tamu yang bosan makan di hotel, sehingga mereka memilih marung," tuturnya.
Nah, keinginan tamunya itulah diaplikasikan dalam angkringan yang dibuka sejak pukul 07.00 - 21.00 wib. "Rencananya angkringan ini akan ada selamanya, bisa juga nanti diboyong di sekitar lobi. Sehingga bisa juga menemani tamu yang sedang santai di lobi," tuturnya.
Manda terlihat begitu tertarik dengan ragam aneka puluhan jajan pasar yang diletakkan di atas tudung saji dan cobek yang dilapisi daun pisang. Tanpa basa-basi, perempuan yang doyan makan itu langsung menghampiri sudut di restoran Sekarwangi, yang sudah disulap sebagai tempat angkringan ala Suroboyo.
Matanya langsung tertuju pada penggorengan rangin. "Wow, mau rangin tanpa gula dong," pinta Manda pada Lusi, penjaga angkringan.
Selain rangin, kue lapis, kue talam, ongol-ongol, kue cantik manis, dadar gulung, nogosari, putu ayu, pisang goreng, tahu isi, ote-ote, onde-onde hingga lumpia pisang juga menggoda untuk dicicipi. "Wah, jarang-jarang ada jajan pasar di hotel," lanjut Manda.
Tidak hanya jajan pasar, aneka kuliner khas Surabaya juga disajikan. Mulai lontong balap, tahu tek, lontong kikil, semanggi suroboyo, nasi bebek, rawon, rujak cingur, tahu campur, krengsengan kambing dan lontong kupang.
Ragam kuliner di angkringan tersebut bisa dicicipi saat makan pagi, makan siang hingga makan malam. "Angkringan ini dibuat untuk memberi variasi kudapan dan kuliner di dalam restoran," tutur Media Relationship Hotel Santika Jemursari, Radinia Pitaramita, kemarin.
Pipit-sapaan Radinia Pitaramita mengungkapkan angkringan dibuat karena banyaknya tamu menginginkan makanan yang berbeda dari menu kebanyakan. "Banyak tamu yang bosan makan di hotel, sehingga mereka memilih marung," tuturnya.
Nah, keinginan tamunya itulah diaplikasikan dalam angkringan yang dibuka sejak pukul 07.00 - 21.00 wib. "Rencananya angkringan ini akan ada selamanya, bisa juga nanti diboyong di sekitar lobi. Sehingga bisa juga menemani tamu yang sedang santai di lobi," tuturnya.
()