Pelindo IV dituding monopoli bongkar muat
A
A
A
Sindonews.com - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Makassar dituding telah memonopoli aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Keluhan ini datang dari kalangan pelaku usaha yang merasa jatahnya diambil alih oleh Pelindo dalam membongkar dan memuat barang dagangannya.
“Pelindo telah masuk ke segmen bongkar muat, sehingga jatah kami sisa sedikit, padahal seharusnya mereka hanya bertindak sebagai penyedia jasa saja,” ujar Pimpinan PT Indri Samudera Line, Hamka di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia (APBMI) di Hotel Horison, Kamis (17/5/2012).
Hamka yang telah beraktivitas di perusahaan bongkar muat sejak lama, mengeluhkan monopoli tersebut karena Pelindo sendiri telah menjadi Perusahaan Bongkar Muat (PBM), selain bertindak selaku penyedia jasa. Hal ini menurut Hamka memang telah disahkan oleh undang-undang No 17 tahun 2008 namun penerapannya berlebihan.
Sekretaris Indonesian National Shipowners Association (INSA) Makassar itu juga mengeluhkan adanya upaya filterisasi yang dilakukan Pelindo IV terhadap PBM. Menurut dia, hal itu sebagai bagian dari penyingkiran sistematis yang dilakukan oleh Pelindo. “Dengan kata lain, monopoli usaha,” kata dia.
Keluhan yang diutarakan Hamka tersebut menjadi hal yang dibahas dalam Rakernas APBMI. Namun Ketua APBMI Sulsel Ruslin Monoarfa mengaku belum melihat adanya praktek monopoli yang dilakukan Pelindo IV secara transparan selama ini.
Namun dia mengaku akan turun tangan jika mendapat bukti adanya praktek monopoli usaha bongkar muat tersebut. “Di rakernas inilah semua keluhan anggota keluar sehingga nantinya dijadikan bahan rujukan untuk mengambil satu langkah antisipasi,” tutur Ruslin Monoarfa.
Direktur Utama PT Pelindo IV Harry Sutanto di berbagai pertemuan selalu mengatakan, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Makassar memang telah mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Arus bongkat muat barang dulunya dari 450-1.000 ton di 2011 sudah mencapai 1.500-2.000 ton yang dalam satu jam bisa membongkar hingga 225 ton. “Kini kita sudah bisa 5.000 ton perhari dengan target maksimal 8.000 ton hingga akhir 2012,” kata dia beberapa waktu lalu.
Harry juga mengaku memang selama ini mendapat keluhan dari beberapa pengusaha akan kondisi pelabuhan yang tidak cepat dalam memproses aktivitas bongkar muat. Hal ini menurut dia, karena kondisi pelabuhan yang sudah semakin kecil tidak sebanding dengan volume bongkar buat yang semakin tinggi.
Harry hanya berharap pelaku usaha agar bersabar dengan adanya upaya perluasan yang dilakukan Pelindo dalam waktu dekat. “Dengan perluasan terminal nantinya, kita harap kapal-kapal yang mengantri bisa diminimalisir dari rata-rata 3 selama ini menjadi satu saja,” tandasnya. (ank)
“Pelindo telah masuk ke segmen bongkar muat, sehingga jatah kami sisa sedikit, padahal seharusnya mereka hanya bertindak sebagai penyedia jasa saja,” ujar Pimpinan PT Indri Samudera Line, Hamka di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia (APBMI) di Hotel Horison, Kamis (17/5/2012).
Hamka yang telah beraktivitas di perusahaan bongkar muat sejak lama, mengeluhkan monopoli tersebut karena Pelindo sendiri telah menjadi Perusahaan Bongkar Muat (PBM), selain bertindak selaku penyedia jasa. Hal ini menurut Hamka memang telah disahkan oleh undang-undang No 17 tahun 2008 namun penerapannya berlebihan.
Sekretaris Indonesian National Shipowners Association (INSA) Makassar itu juga mengeluhkan adanya upaya filterisasi yang dilakukan Pelindo IV terhadap PBM. Menurut dia, hal itu sebagai bagian dari penyingkiran sistematis yang dilakukan oleh Pelindo. “Dengan kata lain, monopoli usaha,” kata dia.
Keluhan yang diutarakan Hamka tersebut menjadi hal yang dibahas dalam Rakernas APBMI. Namun Ketua APBMI Sulsel Ruslin Monoarfa mengaku belum melihat adanya praktek monopoli yang dilakukan Pelindo IV secara transparan selama ini.
Namun dia mengaku akan turun tangan jika mendapat bukti adanya praktek monopoli usaha bongkar muat tersebut. “Di rakernas inilah semua keluhan anggota keluar sehingga nantinya dijadikan bahan rujukan untuk mengambil satu langkah antisipasi,” tutur Ruslin Monoarfa.
Direktur Utama PT Pelindo IV Harry Sutanto di berbagai pertemuan selalu mengatakan, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Makassar memang telah mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Arus bongkat muat barang dulunya dari 450-1.000 ton di 2011 sudah mencapai 1.500-2.000 ton yang dalam satu jam bisa membongkar hingga 225 ton. “Kini kita sudah bisa 5.000 ton perhari dengan target maksimal 8.000 ton hingga akhir 2012,” kata dia beberapa waktu lalu.
Harry juga mengaku memang selama ini mendapat keluhan dari beberapa pengusaha akan kondisi pelabuhan yang tidak cepat dalam memproses aktivitas bongkar muat. Hal ini menurut dia, karena kondisi pelabuhan yang sudah semakin kecil tidak sebanding dengan volume bongkar buat yang semakin tinggi.
Harry hanya berharap pelaku usaha agar bersabar dengan adanya upaya perluasan yang dilakukan Pelindo dalam waktu dekat. “Dengan perluasan terminal nantinya, kita harap kapal-kapal yang mengantri bisa diminimalisir dari rata-rata 3 selama ini menjadi satu saja,” tandasnya. (ank)
()