Omzet franchise tahu Depok turun 25%
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga kedelai tak hanya memukul para pedagang tahu di Depok. Kenaikan harga kedelai ternyata juga memukul pengusaha waralaba (franchise) berbasis tahu.
Salah satunya dialami para pedagang franchise tahu bulat Mishihu di Depok. Mereka mengaku tak bisa menaikkan harga tahu seiring kenaikan harga kedelai. Pasalnya harga sudah ditentukan oleh bos waralaba itu sendiri. Per potong biasa dijual dengan harga Rp500.
Untuk menyiasatinya, salah satu distributor tahu bulat di Jalan Pendidikan No. 16 RT007/03 Kampung Bulak, Cinangka, Sawangan, Depok, Visca Eviolina mengaku pasrah dengan kenaikan harga. Sebab, kata dia, harga dari pabrik tahu pun memang sudah naik.
"Saya ambil tahunya dari pabrik di Tasikamalaya, per hari sebanyak 2.500 potong, harga dari pabrik sudah naik dari Rp250 sekarang jadi Rp270, awalnya hanya Rp625 ribu sekarang jadi Rp675 ribu," ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/5/2012).
Tahu yang dibelinya dari pabrik, kemudian disalurkan ke lima pedagang franchise di lima titik di Sawangan, Depok. Ia mengaku, selama tiga tahun ia berbisnis tahu, ini kenaikan kedelai terparah.
"Tentu sangat berpengaruh, dari pabrik potongannya sudah dibuat lebih kecil, konsumen banyak yang protes karena ukurannya kecil, tapi saya jawab ya memang sudah dari pabriknya," paparnya.
Visca berharap harga kedelai segera turun. Harga kedelai per kilogram naik dari Rp58 ribu, kini menjadi Rp68 ribu. Kenaikan itu juga membuat omzet Visa anjlok hingga 25 persen.
"Awalnya per hari saya dapat Rp1,250 juta, sekarang hanya Rp900 ribu, untung makin tipis, karena pernah kami naikkan harga jadi Rp700 malah enggak ada yang beli, pelanggan lari, belum kecap dan cabai rawitnya, betul-betul memberatkan," ungkapnya. (ank)
Salah satunya dialami para pedagang franchise tahu bulat Mishihu di Depok. Mereka mengaku tak bisa menaikkan harga tahu seiring kenaikan harga kedelai. Pasalnya harga sudah ditentukan oleh bos waralaba itu sendiri. Per potong biasa dijual dengan harga Rp500.
Untuk menyiasatinya, salah satu distributor tahu bulat di Jalan Pendidikan No. 16 RT007/03 Kampung Bulak, Cinangka, Sawangan, Depok, Visca Eviolina mengaku pasrah dengan kenaikan harga. Sebab, kata dia, harga dari pabrik tahu pun memang sudah naik.
"Saya ambil tahunya dari pabrik di Tasikamalaya, per hari sebanyak 2.500 potong, harga dari pabrik sudah naik dari Rp250 sekarang jadi Rp270, awalnya hanya Rp625 ribu sekarang jadi Rp675 ribu," ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/5/2012).
Tahu yang dibelinya dari pabrik, kemudian disalurkan ke lima pedagang franchise di lima titik di Sawangan, Depok. Ia mengaku, selama tiga tahun ia berbisnis tahu, ini kenaikan kedelai terparah.
"Tentu sangat berpengaruh, dari pabrik potongannya sudah dibuat lebih kecil, konsumen banyak yang protes karena ukurannya kecil, tapi saya jawab ya memang sudah dari pabriknya," paparnya.
Visca berharap harga kedelai segera turun. Harga kedelai per kilogram naik dari Rp58 ribu, kini menjadi Rp68 ribu. Kenaikan itu juga membuat omzet Visa anjlok hingga 25 persen.
"Awalnya per hari saya dapat Rp1,250 juta, sekarang hanya Rp900 ribu, untung makin tipis, karena pernah kami naikkan harga jadi Rp700 malah enggak ada yang beli, pelanggan lari, belum kecap dan cabai rawitnya, betul-betul memberatkan," ungkapnya. (ank)
()