Dahlan apresiasi semangat berkarya eks karyawan PT DI
A
A
A
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengapresiasi semangat dan kemampuan berkarya para mantan pegawai PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Menurutnya usaha manufactur, peternakan, dan perikanan, yang dikelola oleh koperasi karyawan ini harus terus dikembangkan.
"Saya mendengar ada mantan pekerja PT DI yang punya usaha bengkel, peternakan, dan perikanan. Saya belum punya bayangan, makanya saya datang ke sini. Dan ternyata luar biasa semangat mereka bekerja masih sangat tinggi," kata Dahlan saat melakukan kunjungan dadakan ke Bengkel Manufacturing para karyawan PT DI di Jalan Somawinata No 60, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (21/5/2012).
Baginya ini jelas adalah suatu hasil karya anak negeri yang dikerjakan mantan pekerja PT DI yang tidak diragukan lagi kualitas kemampuannya. Bahkan karena ini bidang jasa maka pesaingnya tidak banyak, mutu ditentukan sendiri, dan bisa tepat waktu.
"Ini adalah wadah usaha yang harus dikembangkan sebagai produk dalam negeri unggulan. Ke depan tidak menutup kemungkinan akan adanya perhatian dari dunia industri manufactur dalam negeri dan juga pemerintah," ucapnya.
Kepala Divisi Manufacturing Koperasi Keluarga Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan 11 Juli (KK SP FKK) Hadio Purnomo, mengaku kunjungan dari Dahlan Iskan memang mendadak. Karena itu tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pihaknya.
Dirinya membenarkan jika pernah menyampaikan mengenai keberadaan industri manufactur, peternakan, dan perikanan, mantan karyawan PT DI dibawah KK SP FKK 11 Juli, kepada menteri BUMN tersebut.
"Mungkin beliau penasaran dan ingin membuktikan apakah kami betul-betul ada atau tidak. Ternyata apresiasinya sangat positif dalam memberikan motivasi untuk berkarya dalam mengembangkan produk manufactur," kata Hadi.
Kedatangan Dahlan Iskan, diharapkan bisa berdampak kepada penyelamatan dan pengembangan tiga sektor yang digarap oleh KK SP FKK 11 Juli. Pasalnya sejak mendapatkan kucuran dana dari PT DI pada 2009 sebesar Rp30 miliar sampai saat ini belum ada lagi bantuan permodalan yang didapatkannya. Padahal pangsa pasar yang tidak tersuplai sangat besar, sedangkan kapasitas dan kemampuan produksi sudah tidak bisa ditambah lagi.
"Sedikitnya untuk tiga sektor usaha tersebut dibutuhkan permodalan sekitar Rp54 miliar. Untuk manufactur Rp2 miliar, sektor perikanan dan pendidikan di Sagalaherang Subang Rp50 miliar, dan sektor peternakan sapi di Padaasih Cisarua, KBB, Rp2 miliar," sebutnya. (ank)
"Saya mendengar ada mantan pekerja PT DI yang punya usaha bengkel, peternakan, dan perikanan. Saya belum punya bayangan, makanya saya datang ke sini. Dan ternyata luar biasa semangat mereka bekerja masih sangat tinggi," kata Dahlan saat melakukan kunjungan dadakan ke Bengkel Manufacturing para karyawan PT DI di Jalan Somawinata No 60, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (21/5/2012).
Baginya ini jelas adalah suatu hasil karya anak negeri yang dikerjakan mantan pekerja PT DI yang tidak diragukan lagi kualitas kemampuannya. Bahkan karena ini bidang jasa maka pesaingnya tidak banyak, mutu ditentukan sendiri, dan bisa tepat waktu.
"Ini adalah wadah usaha yang harus dikembangkan sebagai produk dalam negeri unggulan. Ke depan tidak menutup kemungkinan akan adanya perhatian dari dunia industri manufactur dalam negeri dan juga pemerintah," ucapnya.
Kepala Divisi Manufacturing Koperasi Keluarga Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan 11 Juli (KK SP FKK) Hadio Purnomo, mengaku kunjungan dari Dahlan Iskan memang mendadak. Karena itu tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pihaknya.
Dirinya membenarkan jika pernah menyampaikan mengenai keberadaan industri manufactur, peternakan, dan perikanan, mantan karyawan PT DI dibawah KK SP FKK 11 Juli, kepada menteri BUMN tersebut.
"Mungkin beliau penasaran dan ingin membuktikan apakah kami betul-betul ada atau tidak. Ternyata apresiasinya sangat positif dalam memberikan motivasi untuk berkarya dalam mengembangkan produk manufactur," kata Hadi.
Kedatangan Dahlan Iskan, diharapkan bisa berdampak kepada penyelamatan dan pengembangan tiga sektor yang digarap oleh KK SP FKK 11 Juli. Pasalnya sejak mendapatkan kucuran dana dari PT DI pada 2009 sebesar Rp30 miliar sampai saat ini belum ada lagi bantuan permodalan yang didapatkannya. Padahal pangsa pasar yang tidak tersuplai sangat besar, sedangkan kapasitas dan kemampuan produksi sudah tidak bisa ditambah lagi.
"Sedikitnya untuk tiga sektor usaha tersebut dibutuhkan permodalan sekitar Rp54 miliar. Untuk manufactur Rp2 miliar, sektor perikanan dan pendidikan di Sagalaherang Subang Rp50 miliar, dan sektor peternakan sapi di Padaasih Cisarua, KBB, Rp2 miliar," sebutnya. (ank)
()