Pengangguran usia muda makin banyak
A
A
A
Sindonews.com – Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) menyatakan, tingkat pengangguran muda nyaris kembali mencapai puncaknya.
Kondisi tersebut disebabkan krisis ekonomi global sehingga mendorong tingkat pengangguran tetap tinggi setidaknya sampai 2016 mendatang. ILO memperkirakan, sebanyak 75 juta kaum muda atau 12,7 persen dari orang berusia 15–24 tahun bakal keluar dari pekerjaannya pada tahun ini, naik dari 2011 yang mencapai 12,6 persen. Menurut ILO, total pengangguran kaum muda akan terus meningkat menyamai jumlah pengangguran pada 2009 sebesar 74,5 juta orang akibat krisis keuangan.
Angka tersebut akan bertambah jika jutaan orang banyak yang menyerah dalam mencari pekerjaan baru. Jika dipresentasikan, angkanya akan menyamai tahun 2011 yang mencapai 13,6 persen. Saat ini, menurut ILO, banyak kaum muda yang memilih meneruskan pendidikannya sebagai persiapan memasuki pasar tenaga kerja di tahun-tahun mendatang.Tetapi, hal itu memberi tekanan terus menerus terhadap tingkat pengangguran.
“Kami memproyeksikan, pada 2016 tingkat pengangguran kaum muda akan berada pada tingkat tinggi,” ujar ILO dalam pernyataan resminya seperti dikutip AFPkemarin. Dalam laporan Tren Ketenagakerjaan Kaum Muda Global, ILO menyarankan adanya penawaran pajak dan insentif dari perusahaan guna menarik pencari kerja muda.Harus ada juga peningkatan program kewirausahaan untuk membantu kaum muda memulai karier.
Direktur Eksekutif Sektor Pekerjaan ILO Jose Manuel Salazar- Xirinachs mengungkapkan, krisis pengangguran kaum muda dapat dihilangkan jika penciptaan lapangan pekerjaan menjadi prioritas pembuat kebijakan. “Yang penting juga adalah jika investasi di sektor swasta meningkat secara signifikan,” imbuhnya. Seperti diketahui, setelah gejolak politik di kawasan Timur Tengah sepanjang tahun lalu, lebih dari seperempat pengangguran kaum muda di Afrika Utara meningkat 5 persen dibandingkan 2010.
Sedangkan, tingkat pengangguran di Timur Tengah secara keseluruhan mencapai 26,5 persen. Sementara, tingkat pengangguran di Eropa Tengah dan Tenggara turun tipis menjadi 17,6 persen pada 2011.Hal yang sama juga dialami oleh Amerika Latin dan Karibia,di mana tingkat penganggurannya turun menjadi 14,3 persen. Pada saat yang sama, jumlah pengangguran di Sub-Sahara Afrika berada di angka 11,5 persen.
Sementara, di Asia Tenggara dan Pasifik mencapai 13,5 persen. “Di Asia Timur, di mana menjadi wilayah yang paling dinamis, tingkat pengangguran kaum muda sebesar 2,8 kali lebih tinggi dibandingkan orang dewasa,” papar laporan tersebut. Statistik menunjukkan,krisis pekerjaan cenderung memiliki dampak yang lebih kuat pada kaum muda wanita di sebagian besar wilayah. Menurut ILO, penghematan fiskal dan reformasi tenaga kerja yang sulit telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar kerja global sehingga tidak adanya tanda pemulihan. Menurut Laporan Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2012, sekitar 196 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menjadi pengangguran pada akhir tahun lalu dan pada 2012 diprediksi meningkat menjadi 202 juta orang atau 6,1 persen.
Direktur Institute for International Labour Studies ILO Raymond Torres mengatakan, penghematan belum menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. “Reformasi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek juga tidak berhasil. Itu karena hanya mengarah kepada sedikitnya penciptaan lapangan kerja,”katanya.
Kondisi tersebut disebabkan krisis ekonomi global sehingga mendorong tingkat pengangguran tetap tinggi setidaknya sampai 2016 mendatang. ILO memperkirakan, sebanyak 75 juta kaum muda atau 12,7 persen dari orang berusia 15–24 tahun bakal keluar dari pekerjaannya pada tahun ini, naik dari 2011 yang mencapai 12,6 persen. Menurut ILO, total pengangguran kaum muda akan terus meningkat menyamai jumlah pengangguran pada 2009 sebesar 74,5 juta orang akibat krisis keuangan.
Angka tersebut akan bertambah jika jutaan orang banyak yang menyerah dalam mencari pekerjaan baru. Jika dipresentasikan, angkanya akan menyamai tahun 2011 yang mencapai 13,6 persen. Saat ini, menurut ILO, banyak kaum muda yang memilih meneruskan pendidikannya sebagai persiapan memasuki pasar tenaga kerja di tahun-tahun mendatang.Tetapi, hal itu memberi tekanan terus menerus terhadap tingkat pengangguran.
“Kami memproyeksikan, pada 2016 tingkat pengangguran kaum muda akan berada pada tingkat tinggi,” ujar ILO dalam pernyataan resminya seperti dikutip AFPkemarin. Dalam laporan Tren Ketenagakerjaan Kaum Muda Global, ILO menyarankan adanya penawaran pajak dan insentif dari perusahaan guna menarik pencari kerja muda.Harus ada juga peningkatan program kewirausahaan untuk membantu kaum muda memulai karier.
Direktur Eksekutif Sektor Pekerjaan ILO Jose Manuel Salazar- Xirinachs mengungkapkan, krisis pengangguran kaum muda dapat dihilangkan jika penciptaan lapangan pekerjaan menjadi prioritas pembuat kebijakan. “Yang penting juga adalah jika investasi di sektor swasta meningkat secara signifikan,” imbuhnya. Seperti diketahui, setelah gejolak politik di kawasan Timur Tengah sepanjang tahun lalu, lebih dari seperempat pengangguran kaum muda di Afrika Utara meningkat 5 persen dibandingkan 2010.
Sedangkan, tingkat pengangguran di Timur Tengah secara keseluruhan mencapai 26,5 persen. Sementara, tingkat pengangguran di Eropa Tengah dan Tenggara turun tipis menjadi 17,6 persen pada 2011.Hal yang sama juga dialami oleh Amerika Latin dan Karibia,di mana tingkat penganggurannya turun menjadi 14,3 persen. Pada saat yang sama, jumlah pengangguran di Sub-Sahara Afrika berada di angka 11,5 persen.
Sementara, di Asia Tenggara dan Pasifik mencapai 13,5 persen. “Di Asia Timur, di mana menjadi wilayah yang paling dinamis, tingkat pengangguran kaum muda sebesar 2,8 kali lebih tinggi dibandingkan orang dewasa,” papar laporan tersebut. Statistik menunjukkan,krisis pekerjaan cenderung memiliki dampak yang lebih kuat pada kaum muda wanita di sebagian besar wilayah. Menurut ILO, penghematan fiskal dan reformasi tenaga kerja yang sulit telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar kerja global sehingga tidak adanya tanda pemulihan. Menurut Laporan Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2012, sekitar 196 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menjadi pengangguran pada akhir tahun lalu dan pada 2012 diprediksi meningkat menjadi 202 juta orang atau 6,1 persen.
Direktur Institute for International Labour Studies ILO Raymond Torres mengatakan, penghematan belum menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. “Reformasi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek juga tidak berhasil. Itu karena hanya mengarah kepada sedikitnya penciptaan lapangan kerja,”katanya.
()